Bagaimana perasaan kalian jika orang yang kalian cintai, yang selalu kalian jaga malah berjodoh dengan orang lain?
Ini kisah tentang Jean Arsa Anggasta seorang calon CEO muda yang ditinggal nikah oleh kekasihnya. Ia menjadi depresi dan memutuskan untuk tidak mau menikah namun karena budaya keluarganya apabila seorang anak laki-laki sudah berumur 25 tahun maka mereka harus segera menikah. Maka mau tidak mau ia harus menikahi Ashana Daryan Fazaira sepupunya. Seorang gadis yang juga telah dibohongi oleh kekasihnya yang telah berselingkuh dengan sahabatnya.
Lalu apa yang terjadi jika pernikahan tanpa cinta ini dilakukan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Izzmi yuwandira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
16
Plakkkkk suara tamparan dilayangkan oleh Amelia kepada seorang wanita yang tengah membersihkan baju suaminya dengan tisu.
"Dasar pelakor" teriak Amelia.
"AMELLL!!!!" Teriak Arya.
"Kamu ngapain nyentuh-nyentuh mas Arya??" Amelia sangat kesal sama Rinjani.
Rinjani memegang pipi kanannya yang ditampar oleh Amelia. Ia sangat malu ketika ia jadi pusat perhatian semua orang didepan minimarket.
"Kamu salah faham" ucap Rinjani dengan lirih.
"AMELLL!!!!" Arya menarik lengan Amelia dengan kasar.
"Kamu belain dia?? Kamu suka sama dia?" Amelia benar-benar emosi
"Kamu salah faham Amelia" jawab Arya.
"Aku lihat pakai mata kepala ku sendiri, dia nyentuh-nyentuh kamu mas Arya"
"Amelia gak sengaja numpahin kopi ke baju ku"
"Aku gak percaya, kamu sengaja kan Rinjani?????"
"Amel jaga sikap mu" ucap Zarina.
"Aku gak peduli, sini kamu Rinjani" Amelia meronta-ronta ingin menjambak Rinjani namun Zarina dan Aryan menghalangi nya.
"Jangan buat aku makin marah sama kamu ya amel" ucap Arya dengan nada datar namun tegas. Amelia langsung diam melihat tatapan Arya.
"Masuk ke mobil aku" suruh Arya.
"Aku gak mau sebelum aku..."
"Masuk ke mobil, aku bilang!!!!!"
Zarina langsung menarik paksa Amelia yang masih bersikeras berdiri ditempat itu.
"Amel, ayo jangan buat Arya marah lagi"
Amelia melontarkan tatapan sinis kepada Rinjani.
"Masuk ke mobil aku" suruh Arya.
Amelia pun meninggalkan tempat itu dengan perasaan kesal, dengan cepat ia masuk ke mobil Arya yang terparkir tak jauh dari tempat itu.
"Rinjani aku benar-benar minta maaf atas perlakuan Amelia"
"Iyah gapapa mas Arya, aku bisa ngerti"
"Aku minta maaf sekali lagi Rin, nanti aku bakal ngomong lagi ke Amel"
Rinjani hanya mengangguk. " Kalau gitu aku duluan ya mas Arya, aku juga minta maaf karena gak sengaja numpahin kopi ke baju kamu"
"Iyah Rinjani gapapa"
Rinjani pun pergi, Arya langsung menyusul Amelia masuk kedalam mobil.
"Kamu kenapa sih mas belain dia? Jelas-jelas aku tahu maksud dia itu apa" Amelia kembali emosi.
"Apa?? Apa yang kamu tahu??
"Dia itu mau balas dendam kan sama aku?? Dia itu iri sama kehidupan kita"
Arya tersenyum getir.
"Apa yang harus di iri kan dari pernikahan kita? ga ada yang harus di irikan dari kehidupan pernikahan kita" ucap Arya.
"Kenapa?? Kenapa kamu ngomong gitu?"
"Karena aku gak bahagia" ucap Arya dengan penuh penekanan.
Amelia memalingkan wajahnya dari Arya.
"Karena kelakuan yang udah kamu perbuat hari ini, seseorang harus menanggung malu karena kelakuan kamu!"
"Itu wajar kan buat pelakor kaya dia"
Amelia tidak ada habis-habisnya terus menyebut Rinjani dengan sebutan pelakor.
"CUKUP AMELIA" teriak Arya.
Amelia langsung terdiam.
"Kejadian tadi gak seperti yang kamu bayangkan. Rinjani gak sengaja numpahin kopi ke baju aku. Cuman itu doang, hanya itu" ucap Arya.
"Jangan samakan aku dengan kamu, aku mungkin marah dan pergi dari rumah. Tapi aku gak sebodoh itu untuk menodai rumah tangga kita"
Amelia hanya diam menatap kosong pandangan didepannya. Suasana jadi hening, Arya mengatur nafas nya yang tak beraturan. Ia kembali bertanya.
"Udah berapa laki-laki Mel??" Tanya Arya menatap Amelia. Pria itu akhirnya menumpahkan air mata kekecewaan nya.
"Kamu ngomong apa sih mas Arya??" Amelia tidak mampu menatap mata Arya.
"Kalau kamu gak bisa berubah, lebih baik kita akhiri aja semuanya"
"Itu gak bener mas Arya, aku cinta sama kamu"
"Cinta butuh pembuktian Mel, bukan hanya dengan kata-kata"
***
"Wihh siapa nih datang??" Tanya seorang laki-laki yang bekerja sebagai bartender di club tersebut.
"Kenalin nih nyonya Luna Farasya Anggasta" jawab Kia.
"Wih udah jadi nyonya besar aja yah lun"
"Ah biasa aja lah fer" Luna merendahkan diri.
"Sumpah yah udah lama banget Lo gak berkunjung ke sini" kata Ferdi.
"Ini juga karena ada waktu luang fer, kalau gak yah gue gak bisa keluar dengan bebas" ucap Luna.
"Haha semenjak Lo nikah yah cuman mereka berdua yang sering datang kesini" kata Ferdi.
"Oh ya? Gue pikir kalian bareng Alin kalau gue ga ada" ucap Luna.
"Alin kan kerja disini otomatis sering ketemulah, tapi yah gitu Alin sibuk banget"
"Makanya kita bawa Lo kesini biar ketemu Alin" ucap Fawa.
"Eh tapi Alin mana ya fer?" Tanya Kia.
"Lagi ada panggilan kali" ucap Ferdi.
"Bukannya Alin udah gak kerja gituan lagi ya?" Bisik Luna kepada kedua sahabatnya itu.
"Semenjak Lo nikah, dia balik kerja lagi disini. Lo kan tau dia harus nafkahi ibunya" ucap Fawa.
Luna mengangguk faham. Tempat ini sangat berharga bagi mereka. Saat mereka masih SMA, mereka sudah terjun ke dunia malam. Dimana mereka harus bekerja melayani para laki-laki yang berkunjung kesini dan menjadi pemuas nafsu bagi mereka. Sejak kecil Luna sudah ditinggal oleh ibu dan ayahnya. Luna di telantarkan di panti asuhan dan sering menadapat pelecehan seksual dari pamannya. Lalu kemudian Luna dirawat secara khusus oleh ibunya Alin. Namun ketika mereka SMP ibu Alin terkena stroke dan mengakibatkan beliau tidak bisa lagi bekerja menafkahi mereka berdua. Maka mau tidak mau sambil bersekolah mereka juga bekerja. Hingga pada akhirnya mereka bertemu fawa dan kia yang menawarkan pekerjaan menjadi gadis penghibur di club ini. Uang yang ia peroleh semenjak bekerja di club ini bisa diberikan untuk memberikan pengobatan pada ibunya Alin.
"Fer kasih gue wine" ucap Luna.
"Siapp... Ini gue siapin spesial buat Lo" ucap Ferdi.
"Boleh juga tuh cowok yang disana, bentar ya" ucap Kia.
"Hahh dia kebiasaan, sehari libur dulu kek" ucap Fawa.
"Ini lun wine nya" Ferdi memberikan segelas wine kepada Luna.
"Lun kok Lo minum Wine? Bukannya lagi hamil?" Tanya fawa.
"Eh lu hamil lun?" Tanya Ferdi kaget.
"Ahh gara-gara bayi sialan ini gue jadi gak bisa nikmatin minuman ini"
"Jangan minum Lun, nanti bayi Lo kenapa-napa lagi" ucap Fawa.
"Ah kenapa Lo gak bilang lun? Sorry banget gue gak tau, yaudah deh gue ambil lagi ya" ucap Ferdi.
"No.. no fer. It's okay, gue bisa minum ini kok"
"Wah gila Lo lun, ntar bayi Lo kenapa-napa anjirr. Jangan gila deh" fawa berusaha merebut gelas wine itu dari tangan Luna namun Luna dengan cepat menghindari nya.
"Gue gak peduli mau dia mati atau hidup, bayi ini cuman beban"
Luna mengarahkan gelas wine itu kebibirnya, namun seorang pria menyapanya sehingga membuatnya tidak jadi minum.
"Hai Luna lama gak ketemu?" Sapa seorang pria berkulit Tan. Pria itu sangat tampan dengan setelan jaket denim dan celana jeans.
"Lo??????" Kaget Luna.
"Kita ketemu lagi, gue kangen banget sama Lo" pria itu mengelus pipi Luna.
"Gak usah sentuh gue" Luna menyingkirkan tangan pria itu dari wajahnya.
"Lo kenal?" Tanya fawa kepada Luna.
"Gak gue gak kenal" ucap Luna.
Pria itu menyunggingkan senyum hingga menimbulkan bulatan kecil di pinggir pipinya.
"Ganteng banget anjirr" bisik fawa.
Pria itu duduk di samping Luna dan merebut gelas wine milik Luna.
"Apa-apaan sih Lo??" Kesal Luna.
"Gimana kabar bayi kita?" Tanya pria itu dengan berbisik.
"Ngomong apa Lo barusan?"
Pria itu kemudian mendekatkan wajahnya kepada Luna dan mencium pipi perempuan itu.
Ferdi dan fawa terkejut melihat yang terjadi barusan.
"Lo bilang gak kenal lun" ucap Fawa dengan suara lirih.
"Jangan mancing gue" ucap Luna.
Pria itu hanya tersenyum melihat ekspresi wajah Luna.
"Memangnya apa yang bakalan terjadi?" Tanya pria itu.
"Karena Lo udah kurang ajar, gue akan kasih hadiah spesial buat Lo"
Luna mendaratkan tangannya pada pipi pria itu.
Plakk... Sebuah tamparan mendarat di pipi pria itu.
***