NovelToon NovelToon
TERLANJUR TERLUKA

TERLANJUR TERLUKA

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Pelakor
Popularitas:148.9k
Nilai: 5
Nama Author: SiswantiPutri

Maya dan Rangga adalah pasangan suami istri yang menjalin pernikahan karena cinta. Menghabiskan waktu dengan kehangatan dan keharmonisan walaupun tanpa adanya anak. tapi itu hanya 'awalnya' sebelum salah satu dari mereka menemukan cinta lain.

Rangga yang mulai jengah dengan hubungan tanpa tujuan perlahan terkecoh dengan hadirnya sosok baru. Pengganti istrinya yang membutuhkan perhatian lebih dari semua orang karena memiliki tubuh yang rapuh. Sosok baru yang merupakan adik kandung istrinya sendiri.

Setelah Maya tersisihkan dari keluarganya, apa pada akhirnya dia juga terbuang dari hati suaminya? Kembali mengalah pada sosok yang menjadi pemenang di hati semua orang sejak kecil!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SiswantiPutri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

9

POV RANGGA

"PAPAAA." pekik Naya.

Aku tertegun melihat kejadian yang ada, walaupun tegas, aku yakin mantan Papa mertua bukanlah sosok yang ringan tangan. Tapi untuk pertama kalinya aku melihat tamparan itu mendarat mulus pada istrinya sendiri.

"M--Mas ka--kamu..."

"Semoga kamu punya jawaban untuk ini."

Kertas yang tadi sempat diremas terlempar begitu saja, tergeletak di atas lantai dengan bentuk menggumpal tepat di bawah kakiku. Untuk sesaat aku termenung, bingung harus melakukan apa. Tapi rasa penasaran yang besar membuatku mengambil kertas itu. Menelan ludah beberapa saat melihat tatapan tersorot padaku. Lebih tepatnya ke kertas ini.

"Maaf, ini, Pa." sopanku, menyodorkan kertas yang baru saja ku ambil. Bukannya menerima Papa malah terdiam dengan kening yang di pijat pelan beberapa kali. Terlihat frustasi.

"Di mana istrimu?"

Aku terdiam beberapa saat, kembali tersudut mendengar pertanyaan yang harusnya terlampau biasa. Andai semuanya tak usai, mungkin dengan gampang aku mengatakan keberadaan Maya. Tapi sampai sekarang aku belum memastikan apa Maya ada di rumah atau benar-benar tak ada.

"Di rumah, Pa. Dia gak enak badan. Jadi aku mewakilkannya menjenguk Naya ke sini."

Awalnya aku fikir Maya lah yang banyak menyembunyikan kebohongan. Aduannya tentang Mamanya sendiri yang meminta dia mendonorkan darah untuk Naya ku fikir hanya omong kosong untuk menarik simpatiku. Tapi siapa yang menyangka, ucapannya beberapa hari lalu adalah sebuah kebenaran.

Selama ini ternyata darah yang mengalir dalam diri adiknya adalah darahnya sendiri. Ternyata sudah selama ini kebohongan itu tersembunyi, atau mungkin aku saja yang tak mau mengakui kejujuran dari mulutnya yang selalu terucap?

Ternyata apa yang dia katakan adalah kebenaran, hanya saja aku tak percaya dan bersikap abai tentang itu. Apa artinya mantan istriku tak pernah baik-baik saja? Sekarang aku berfikir, sudah sejauh mana sikap acuhku padanya? Sesakit apa dia selama ini karenaku?

"Jaga istrimu baik-baik."

"I--iya, Pa."

"M--Mas, apa kesalahanku? Kenapa Mas tiba-tiba menamparku seperti ini?"

"Tanyakan pada dirimu sendiri, apa yang kamu perbuat pada anakmu. Sejauh mana hatimu membatu Anjani? Kamu seorang Ibu."

"Apa maksud Papa, apa yang Mama lakukan? Aku gak ngerasa Mama melakukan kesalahan apapun padaku. Papa kenapa sebenarnya?"

"I--iya, Mas. Apa aku melakukan kesalahan pada Naya tanpa aku sadari? Katakan padaku."

"Ini bukan tentang Naya tapi Maya."

"Jadi ini semua karena Maya? Mas menamparku hanya karena dia? Apa lagi yang dia lakukan untuk mencuci otakmu Mas Hardi? Apa selama ini belum cukup ke kacauan yang dia perbuat pada keluarga kita." hardiknya.

"CUKUPPP."

Teriakan lantang itu membuatku membatu, aku mundur beberapa langkah. Menjaga jarak pada keluarga itu untuk menyelesaikan masalahnya. Nama Maya yang disangkut pautkan lagi-lagi menimbulkan rasa penasaran. Maya pernah menceritakan keretakan hubungannya bersama keluarganya. Tapi aku terlalu bosan mendengarkan ceritanya.

Aku memilih diam, mendengarkan tanpa mau percaya. Karena aku tau dan melihat sendiri bagaimana Mama mertua bersikap baik dan lemah lembut. Terhadap Naya saja dia sayang padahal anaknya itu bukanlah sosok kuat dan bisa beraktivitas berat, tentu dengan Maya pasti lebih baik karena aku tau Mantan Istriku bukanlah wanita yang menyusahkan.

Tapi sekarang?

Kenapa aku merasa aduan Maya tentang keluarganya yang pilih kasih, bersikap abai terpancar begitu jelas sekarang ini.

"Sudah cukup Anjani." tekan mantan Papa mertua dengan suara lirih, mata itu terlihat putus asa dengan tatapan lelah.

"M--Mas..."

"Aku kurang menanyakan keadaan Maya anakku bukan berarti aku abai padanya. Aku mengkhawatirkan keadaan Naya bukan berarti aku lepas tangan dengan keadaan Maya. Tapi kamu, kenapa kamu bisa melakukan ini pada Maya? Kamu Ibunya, orang yang mengandungnya selama 9 bulan Anjani."

"A--apa Maksudmu, M--Mas----"

"KENAPA KAMU MENYURUHNYA MENDONORKAN GINJAL UNTUK NAYA."

DEG.

Lututku melemas, surat yang masih aku pegang ku buka. Nafasku tiba-tiba tercekat melihat isi surat yang tertulis keterangan Maya sebagai pendonor ginjal untuk adiknya. Hanya saja tanda tangan di sana masih kosong, itu berarti Maya belum menyetujui semuanya.

"Memang kenapa? Aku melakukan ini untuk menyelamatkan anak kita Naya, kita membutuhkan donor ginjal untuk menyelamatkan nyawa Naya, aku gak salah."

PLAKKK.

"SUDAH CUKUP."

"Papa...." lirih Naya.

"Kekhawatiranmu pada kondisi Naya membuatmu buta arah, kamu jangan lupa kalau Maya adalah anak kandungmu juga. Sudah cukup selama ini kita mengorbankan Maya karena ke egoisan diri sendiri."

Sekarang aku merasa gagal pernah mendampingi Maya. Pertengkaran yang ada, pengorbanan mantan istriku yang tak mau aku ketahui, hingga perselingkuhanku dengan adiknya. Aku benar-benar tersudut mengetahui kecurangan yang aku lakukan selama ini. Perasaan bersalah menyeruak begitu saja.

"Apa aku salah mengharapkan kesembuhan Naya, Mas? Apa aku salah kalau aku ingin dia sembuh setelah bertahun-tahun keluar masuk rumah sakit dan menangis di depanku karena gak bisa menahan sakitnya?"

"Kesalahan yang kamu lakukan karena menyuruh Maya mengorbankan ginjalnya. Sadar Anjani, kamu sudah terlalu jauh pada anakmu sendiri. Kamu sudah melupakan Maya karena kekhawatiranmu pada Naya."

"Hiks... aku hanya ingin Naya bertahan dan terus di samping kita, hanya itu yang aku mau."

"Tidak dengan mengorbankan Maya."

"MAYA GAK AKAN KENAPA-NAPA JIKA MENGORBANKAN SATU GINJALNYA."

"MASALAHNYA MAYA HANYA MEMILIKI SATU GINJAL. KAMU MAU MEMBUNUHNYA?"

Deg.

Teriakan itu membuat ruangan ini kembali hening, aku terduduk pada kursi karena lagi-lagi mendengar sesuatu yang tak pernah aku ketahui. Hubunganku dengan Maya ternyata tak sedekat yang ku fikirkan. Aku tak pernah tau ada tembok kejujuran yang memisahkan kami berdua. Kebenaran ini membuatku lemas.

Maya tak pernah menceritakan semua ini, bahkan sebelum hubungan kami renggang dia tak pernah menceritakan kondisinya yang hanya memiliki satu ginjal. Sebenarnya apa saja yang aku lakukan hingga bisa kecolongan seperti ini? Aku benar-benar idiot.

"A--apa maksudmu?"

"Pa--pa bohongkan?"

"Kamu lupa? Yang mengambil paksa salah satu ginjal Maya kamu sendiri. Kamu melakukan hal yang sama seperti kamu memaksa Maya mendonorkan darahnya untuk Naya. Itu yang kamu lakukan terhadap anakmu."

Aku tertegun.

"Apa maksudnya ini? Bukannya Mama dan Naya bilang kalau Maya mendonorkan darahnya karena dia merasa bersalah pada Naya? Maya yang menyebabkan Naya tertular penyakit Leukimia karena membawa orang dengan penyakit itu untuk mendonorkan darahnya terhadap Naya? Kalian bohong lagi?"

"Kalian bahkan bisa-bisanya menipu Rangga dengan kebohongan yang kalian perbuat."

Aku lagi-lagi tersentak.

"Apa ini maksudnya Mama dan Naya bohong tentang semuanya? Kalian bohong padaku?"

"M--Mas Rangga aku bisa jelaskan."

"Kamu bohong padaku?" 

"I--itu...."

"JAWAB NAYA!"

"IYA AKU BERBOHONG, TENTANG PENYAKIT LEUKIMIA DAN TENTANG UANG YANG AKU KATAKAN. SEMUANYA BOHONG MAS RANGGA, ITU BOHONG. AKU BOHONG."

Jawaban itu sudah cukup membuat persendian ku melemas. Dan sekarang yang aku inginkan hanya satu, bertemu dengan Maya. Aku terkecoh, rumah tanggaku hancur karena terpaku pada sosok yang menjadi kehancuran istriku sendiri. Sumber penderitaan Maya yang justru ingin aku bahagiakan.

'Aku minta maaf sayang.'

POV RANGGA END

Bersambung

Instagram: siswantiputri3

Facebook: Siswanti putri

1
Ervina Pratyahastri
Luar biasa
Akbar Razaq
jangan satu ginjal harusnya kamu kasih dua duanya biar sempurna kamu menebus kesalhan.mu pada Maya.😁 heran gaka ada cara lain apa.enak di naya dong
Akbar Razaq
Helahh...masak kalian maya,geral dan kamu menyusul mau bertengkar di alam ghoib?
Akbar Razaq
Yah...ternyata Geral yg nolong Maya sedang depresi berat.
Smoga selamat tp makin panjang nih cerita
Akbar Razaq
keren maya.biarkan tangan Tuhan yg bekerja tinggal tunggu hasil akhirnya.
berusahalah utk ttp bahagia
Akbar Razaq
ini si Naya sdh mao modar saja masih jadi perusak rumahtangga kakaknya padahal darah kakaknya hampir tiap saat mengalir di tubuhnya.paraah...hh.
keluarga toxic pergi saja maya.
Akbar Razaq
Pingin aku geprek tu mulut suami dan adik laknatnya sdh mau terkubur juga masih berbuat dosa metasa jadi korban lagi.
Weni Munadhiroh
mana) anju
Tabina Rubi
lanjut kak
Elok Pratiwi
buruk
aca
g setuju mereka balikan ksih mYa jodoh lain
Jue
Aku harap Tasya tidak terluka seperti Maya kelak , Kerana memutuskan suatu hubungan tanpa berfikir panjang .
Anonymous
rada meragukan hub karel-tasya....ada kisah kah dibalikny...
Jue
Rangga kamu sentuh atau tidak Naya tak ada beza bagi ku kerana kamu tetap pernah curang dan paling menjijikkan sekali dengan adik ipar sendiri yang hukumnya haram bermadu ketika di dunia , Tidak masalah kalau kamu sudah tidak lagi mencintai Maya masa tu kamu boleh aja berterus-terang kemudian bercerai cara baik kenapa harus curang terlebih dahulu ,
Maya telah bahagia Hidup di kampung perangai mu tidak berubah memaksakan kehendak sehingga sanggup memfitnah Maya , Bukannya berubah tapi sikap mu semakin menjijikkan ,
Aku harap setelah Maya dapat harta warisan maka selamanya Maya dan Rangga tidak bertemu lagi atau pun berjodoh kembali , Jodoh Maya biarlah orang lain jauh dari lingkungan manusia-manusia toksik seperti Naya , Ibu mu dan juga Rangga .
Nurhayati
oooh jd CRT na NaYa iRi ma MaYa toh
Chintya Wijaya
bulet thorr alur cerita mu bosen baca ny
Queen kayla
si Rangga benar" menakutkan thor
Mesra Turnip
pengen tak'colok mata si ranggong ini, dulu aja songong, sekarang licik, maaf Thor, geram aku. sungguh outhornya hebat ! sehat dan bahagia slalu ya !
Jue
Tasya sepatutnya fikir dahulu untuk bersama dengan Doktor Karel , Kerana dia sepupu Lastri yang terlalu banyak makan budi dengan keluarga tersebut , Aku takut nanti Tasya makan hati .
Adi Nugroho
kayaknya Rangga sudah tahu keadaan Maya yg sekarang dengan luka bakar yg ada d tubuh Maya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!