Ini mengisahkan seorang permaisuri terkenal tangguh yang mampu membantu rajanya melawan musuh di medan perang bernama Violetta.
Setelah membantu sang raja berjaya permaisuri malah di khianati dan dibunuh oleh suami yang dia sayang.
Setelah mati sebuah keajaiban muncul. Dia hidup kembali dalam tubuh wanita lain.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon neneng selfia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
eps. 27
Jasmine dan Elliot menatap tidak suka kebersamaan Az dan Devan sore itu. Devan dan Az yang asik mengobrol tidak menyadari kehadiran mereka berdua hingga Elliot menegur Devan.
"Hai Devan....!" sapa Elliot.
"Oh hai man, kalian juga ada di sini." sapa balik Devan.
Az yang melihat dua orang yang sangat menjijikkan baginya itu hanya diam enggan menyapa mereka.
"Iya, kami sedang keliling mencari kado yang cocok untuk hadiah ulang tahun Nyonya Azelia." jawab Elliot.
"Mengapa kau bisa bersama dengan kakakku?" tanya Jasmine.
"Kalian bersaudara?" tanya Devan.
"Inginnya sih tidak." jawab Az datar.
"Mengapa kakak bicara seperti itu? Walaupun kakak sudah berbuat jahat sama Jash, Jash tidak pernah tidak menganggap kakak Az itu kakak Jash." tanya Jasmine dengan wajah sedihnya yang dibuat-buat.
"Kau mau tetap ikut sandiwara gadis pendosa seolah tanpa dosa atau mengantar aku pulang? Aku lelah ingin tidur." tanya Az pada Devan.
"Maaf kami harus segera pergi." ucap Devan.
"Tapi, aku...."
"Maaf nona, tapi kami tidak bisa meladeni anda untuk saat ini. Kami harus pergi." ucap Devan yang sudah melihat wajah tidak suka Az.
"Sudahlah Jash jangan bersedih hanya karena saudara licik seperti itu." ucap Elliot.
"Jaga mulutmu Elliot walaupun kita bersahabat aku tidak bisa ter....."
"Sudahlah Dev, kita pergi sekarang." ucap Az dan mereka segera pergi tanpa perduli lagi dengan dua orang yang menatap tidak suka pada mereka.
"Mengapa kau harus bersedih hanya karena wanita licik seperti dia?" tanya Elliot yang melihat Jasmine menangis padahal sedang berpura-pura bersedih untuk membuat Elliot semakin membenci Az.
"Jangan berkata seperti itu sayang. Walau bagaimanapun dia adalah saudariku." ucap Jasmine dan Elliot segera memeluknya.
Elliot merasa bersalah karena telah mencurigai Jasmine sebelumnya karena ucapan Az. Dia merasa kasihan melihat Jasmine yang bersedih karena diabaikan oleh Az padahal di balik pelukan itu Jasmine tersenyum licik karena berhasil membuat Elliot semakin membenci Az.
"Sudahlah, dia tidak pernah menganggap dirimu saudarinya mengapa kau terus membelanya. Sebaiknya kita pulang saja aku ingat kalau sebentar lagi aku harus bertemu klien penting. Kau pulang dengan supir saja ya nanti aku minta supir untuk menjemput kami." ucap Elliot beralasan.
Walaupun berusaha membenci Az dan menganggap Az itu wanita jahat, Elliot tetap tidak suka melihat Az dekat dengan pria lain.
"Biar aku naik taksi saja. Tidak perlu memanggil supir lagi pula ini masih sore tidak akan ada yang terjadi padaku." tolak Jasmine.
Jasmine memilih untuk naik taksi agar dapat keluar lagi dengan teman-temannya untuk berpesta hingga pagi.
"Baiklah, hati-hati dan langsung telfon jika terjadi sesuatu." ucap Elliot.
Jasmine mengangguk, Elliot langsung pergi tanpa menunggu Jasmine mendapatkan taksi dan tanpa mengecup pipi Jasmine seperti yang biasanya dia lakukan saat akan berpisah dengan Jasmine.
"Sebaiknya aku menghubungi Jeri untuk menjemput aku di sini." ucap Jasmine saat mobil Elliot tidak lagi terlihat.
"Tut tut tut."
"Ya Halo ada apa sayang?" tanya suara diseberang telfon.
"Jemput aku di jalan xxx." jawab Jasmine.
"Apakah kau tidak bersama kekasihmu yang kaku itu?" tanya Jeri.
"Dia ada pertemuan dengan klien. Aku bosan cepat jemput aku dan kabari anak-anak yang lain untuk berkumpul di tempat biasa kita akan berpesta semalaman." jawab Jasmine.
"Baiklah sayang, tapi ingat aku ingin dipuaskan malam ini. Aku sudah sangat rindu malam panas bersamamu." ucap Jeri.
"Hm, aku juga rindu malam panas dan penuh gairah denganmu." Saut Jasmine.
"Bagaimana dengan kekasihmu itu? Apakah dia menggairahkan?" tanya Jeri.
"Dia terlalu monoton, membuat aku bosan. Mengapa kau jadi mengajak aku bertanya jawab? Cepat jemput aku. Kau harus tiba dalam 10 menit atau aku akan memilih yang lain untuk teman bersenang-senang malam ini." ucap Jasmine lalu memutuskan panggilan.
...----------------...
"Mengapa aku masih teringat tentang wanita licik itu? Mengapa Devan bisa masuk jebakan dari wanita itu padahal dalam acara kemarin dia sendiri tahu wanita itu bersama dengan pria tua itu." gumam Elliot yang sudah ada di ruangan kerjanya.
Dia memutuskan untuk kesana karena ingin menyibukkan diri menyelesaikan tumpukan tugas agar tidak selalu terbayang wajah cantik Az yang semakin lama semakin cantik saja menurutnya.
Bukannya berhasil, Elliot malah tidak bisa konsentrasi dengan kerjaannya dan malah terus teringat dengan perlakuan dia terhadap As dimasa lalu.
"Apakah dia seperti ini karena aku yang terlalu kejam kepadanya saat kami bersama?" gumamnya mengingat masa lalu.
Elliot dimasa lalu bahkan saat malam pertama setelah pernikahan mereka, dia mengabaikan Az. Bahkan tidak segan bersikap kasar padanya.
Flash back on
Elliot yang sangat bahagia di hari pernikahannya belum tahu bahwa calon mempelai wanita telah berganti. Betapa terkejutnya dia saat selesai mengucapkan janji pernikahan dan membuka penutup wajah mempelainya, wanita yang menikah dengan dirinya ternyata bukan wanita yang dia inginkan.
"Mengapa gadis ini yang menjadi mempelainya? Dimana Jasmine? Apakah aku telah ditipu oleh keluarga ini?" batin Elliot.
Karena tidak ingin malu di depan para tamu, Elliot melanjutkan acara seolah tidak ada yang terjadi. Di acara resepsi Elliot melihat Jasmine dan itu adalah pertama kalinya Jasmine melihat Elliot dan menyesal membiarkan Az menggantikan posisinya.
"Apakah pria tampan itu adalah Elliot? Mengapa orang-orang mengatakan bahwa dia adalah pria tua yang sangat kejam?" batin Jasmine.
Jasmine melihat Elliot akan menoleh ke arahnya berusaha memasang wajah sedih karena dia tahu bahwa Elliot menginginkan dirinya.
"Aku harus melihat reaksi dia saat melihat aku bersedih di malam ini. Jika dia bereaksi, berarti memang aku yang dia inginkan dan jika tebakanku benar, dia akan menanyakan mengapa aku tidak menjadi mempelainya hari ini. Aku harus yakinkan bahwa aku terpaksa melepaskan pernikahan ini." batin Jasmine.
"Bukankah itu Jasmine?" batin Elliot.
"Dia menatapku dengan tatapan penuh tanya. Aku harus menggiring dia pergi dari keramaian agar dapat menguasai situasi." batin Jasmine lalu pergi dari tempat itu.
Elliot meninggalkan panggung dengan alasan ingin ke toilet dan segera menyusul Jasmine yang sudah berpura-pura menangis.
"Mengapa kau menangis di sini sendirian?" tanya Elliot.
"Maaf aku harus pergi." ucap Jasmine pura-pura ingin pergi namun dalam hati berharap Elliot menahannya dan benar saja, Elliot memegang pergelangan tangannya.
"Mau kemana kau?" tanya Elliot.
"Aku sungguh naif berpikir bahwa aku akan rela memberikan calon suamiku pada kakakku karena dia menginginkan dirinya. Tapi, aku ternyata tidak rela dan hatiku sakit, sangat sakit." ucap Jasmine membuat Elliot mengernyit bingung.
"Maksudnya adalah kau terpaksa melepaskan pernikahan ini karena kakakmu menginginkan aku?" tanya Elliot.
"A Aku salah bicara, maaf kakak ipar aku mengira kau orang lain." ucap Jasmine pura-pura terkejut melihat Elliot yang berbicara dengan dirinya.
"Kau tidak bisa berbohong lagi. Katakan apa yang terjadi atau aku harus membuat keluarga Harris bangkrut." ancam Elliot.
"Berhasil." batin Jasmine yang sudah tersenyum sambil menunduk.
"Jangan, jangan lakukan itu kakak ipar. Aku terpaksa melakukan itu demi kebahagiaan kakakku Az. Dia menginginkan memiliki suami kaya dan aku harus berkorban demi rasa sayangku padanya." jawab Jasmine
bikin calon yg lebih tangguh dr devan utk az
malah gila