NovelToon NovelToon
Beautifully Painful

Beautifully Painful

Status: tamat
Genre:Tamat / Sudah Terbit
Popularitas:24.6M
Nilai: 5
Nama Author: Sephinasera

SUDAH TERBIT CETAK

Cinta bertepuk sebelah tangan Anja mempertemukannya dengan Cakra, siswa paling berandal di sekolah.

Hati yang terluka bertemu dengan apatis masa depan akhirnya berujung pada satu kesalahan besar.

Namun masalah sesungguhnya bukanlah hamil di usia 18 tahun. Tetapi kenyataan bahwa Cakra adalah anak panglima gerakan separatis bersenjata yang hampir membuat papa Anja terbunuh dalam operasi penumpasan gabungan ABRI/Polri belasan tahun silam.

Beautifully Painful.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sephinasera, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

4. A Big Mistake

Cakra

Ia bukannya tak mengenal Anja. Yang kini tengah makan roti sobek dengan rakus. Sambil sesekali menyesap teh kotak. Meski tak sebeken Camelia yang artis FTV atau secantik Lakesya yang menjadi finalis None Jakarta.

Namun keberadaan Anja di sekolah, tak luput dari radarnya. Memang menarik perhatiannya.

Dengan tubuh mungil yang tak terlalu tinggi. Ditambah wajah manis cenderung imut yang seolah tanpa dosa. Membuatnya bisa memastikan, jika Anja adalah cewek rumahan yang tak pernah neko-neko. Tipikal cewek polos paling mainstream yang pernah ada. Sedikit mem bo san kan untuk orang berjiwa petualang.

Jelas bukan tipe cewek yang akan diminatinya sama sekali.

Bukan, bukan karena Anja tak menarik baginya. Atau terkesan membosankan. Atau dirinya seorang petualang sejati. Bukan. Lebih karena Anja, sama sekali takkan terjangkau oleh dirinya.

Bagai pungguk merindukan bulan.

Apalagi sebabnya, kalau bukan karena perbedaan status sosial di antara mereka, yang terbentang lebar. Ditandai dengan circle pertemanan yang jauh berbeda bak bumi dan langit. Ditambah tak pernah berada di kelas yang sama.

Membuat dirinya dan Anja tak pernah saling mengenal satu sama lain secara resmi. Apalagi bertegur sapa. Cukup saling tahu sama tahu. Ia tahu siapa Anja. Dan Anja pasti tahu siapa dirinya. That's it.

Tapi kemunculan Anja di Retrouvailles, Cafe tempatnya bekerja di setiap weekend dan tanggal merah. Dengan penampilan paling amburadul. Membuatnya tak bisa untuk tak jatuh iba.

Ditambah kiriman video berdurasi selama hampir lima menit di grup kelas. Yang memperlihatkan kelakuan impulsif Anja di GOR. Saat pertandingan Final West Region HSBL berlangsung. Membuatnya -dengan sangat impulsif- memutuskan, untuk membantu cewek -cantik- rumahan ini untuk menemukan jalan pulang.

Tapi alih-alih niat tulus ikhlasnya berbuah kebaikan, yang ada malah ia sedang melakukan blunder terbesar. Karena mengantar Anja ke sebuah hotel, bukannya pulang ke rumah.

Dan kebodohan kedua yang dilakukannya dalam kurun waktu kurang dari sehari ini adalah, ia mau-mau saja memenuhi permintaan Anja. Untuk tidur di kamar yang sama dengan cewek itu.

What the fucking shit very bad idea!

Ini tentu sudah jauh di luar nalar. Pertama, semua orang pasti menyangka jika ia yang memaksa Anja untuk tidur di hotel bersamanya. Alasannya jelas lah, ia dikenal sebagai cowok berandal, sementara Anja cewek baik-baik.

Kedua, jika keluarga Anja tahu mereka menginap di kamar hotel yang sama, bisa dipastikan ia akan menjadi samsak hidup, yang dalam waktu singkat akan berubah menjadi perkedel. Absolutely.

Lalu ketiga, ini yang paling menakutkan baginya. Yaitu karena ia tahu, Anja tak mengenakan apapun di balik kaos oblong dan celana kebesaran miliknya.

Membayangkan itu saja sudah membuat kepalanya pusing tujuh keliling sejak keluar dari Cafe. Akal sehatnya mungkin masih mendominasi hingga saat ini. Namun ia tak bisa menjamin dengan yang ada di bawah sana.

"Gue nyuruh lo tidur di sini biar ada temen. Bukannya bengong kayak gitu!" bentak Anja sambil melihat sengit ke arahnya.

Satu lagi yang membuatnya tercengang adalah, cewek semanis Anja ternyata memiliki hobi bicara dengan nada membentak-bentak sekaligus memukul kepala. Sungguh hobi yang sangat aneh dan menyebalkan.

"Gua ngantuk," ia menjawab sekenanya. Sambil menyelonjorkan diri di atas satu-satunya kursi plastik yang ada di dalam kamar. Dengan kaki dinaikkan ke atas meja.

"Ya udah, lo boleh tidur. Tapi sambil dengerin gue ngomong," sahut Anja dengan mulut penuh sedang mengunyah kacang atom.

"Mana bisa?!"

"Bisa lah!"

"Serah elo dah!" ia mengibaskan tangan tak peduli. Dan mulai memejamkan mata.

Aktivitas padat yang selalu dilakoninya di hari Sabtu ini, benar-benar menguras tenaga. Belum lagi jadwal tetapnya esok hari. Yaitu menjadi kurir inval di usaha jasa pengiriman milik saudara jauh Mamak.

Idealnya saat ini, ia sudah terlelap. Karena besok pagi hingga sore, ia akan berkendara keliling kota. Untuk mengantarkan puluhan paket ke alamat para penerima.

"Heh! Lo dengerin gue nggak?!" Suara bentakan Anja kembali mampir di telinganya. Ya ampun, masih ngoceh aja tuh cewek? Haish!

"Denger," jawabnya malas sambil terkantuk-kantuk. Setengah nyawanya bahkan sudah berada di alam mimpi.

"Jadi, menurut lo gue harus gimana?"

"Gimana apanya?"

"Yang itu tadi. Masa harus gue ulang lagi ceritanya?! Katanya tadi dengerin! Gimana sih?!"

Ia tak memedulikan omelan Anja dan tetap menikmati masa-masa jelang terlelapnya.

"Cakra!!"

"Hmmm ...."

"Lo tidur?!"

"Enggak ...."

"Jadi gimana cara efektif bikin cowok happy?"

Getaran suara yang tertangkap dengan baik oleh gendang telinganya, untuk kemudian diteruskan ke otak dengan kecepatan cahaya. Secara otomatis membuat keseluruhan tubuhnya terjaga, "Apa lo bilang?"

"Caranya bikin cowok happy?" ulang Anja dengan wajah polos tanpa dosa.

"Gue udah lakuin persis seperti yang tertulis di artikel. Say it loudly. Tapi kenyataannya malah zonk," mulut Anja mencibir sampai bisa dikuncir saking all outnya.

"Cowok nggak butuh omongan," sahutnya cepat sambil menguap. Dengan kepala yang terasa sedikit pening. Karena momen menuju lelapnya barusan terganggu.

"Terus, butuhnya apa dong kalau gitu?"

"Action. Bukti nyata," jawabnya yakin.

"Deklarasi perasaan bukannya bukti nyata kalau gue cinta sama dia?"

Ia mengibaskan tangan dengan malas sambil mencoba memejamkan mata lagi, "Lo nggak bakalan paham. Otak lo nggak nyampai kesana."

"Enak aja! Sialan!" sungut Anja. "Males banget deh ngomong sama lo. Nggak seru!"

Ia hanya mendesis sambil berusaha melelapkan diri. Tak memedulikan omelan Anja.

"Cakra!!"

"Hmmm ...."

"Lo udah tidur?"

"Belum ...."

"Bokis banget sih! Tuh buktinya udah ngorok!"

"Udah lo cerita aja, gua dengerin kok ... sambil tidur tapinya ...."

Ia tak tahu sudah berapa lama terlelap. Karena kini, kesadarannya mendadak berangsur pulih. Demi mendengar sayup-sayup suara orang yang sedang muntah-muntah di kejauhan.

"Hoeeek! Hoeeek! Hoeeek!!"

Namun lama kelamaan, suara orang muntah tersebut justru semakin jelas terdengar. Dan ketika akhirnya berhasil membuka mata yang terasa amat lengket, ia baru menyadari, jika yang sedang muntah-muntah di kamar mandi adalah Anja.

"Kenapa lo?!" tanyanya panik demi melihat Anja duduk menggelosor di lantai kamar mandi yang basah. Dengan tangan mungil yang berpegangan pada salah satu sisi kloset.

"Keracunan?!" ia menghampiri Anja untuk meletakkan punggung tangan di dahi sehalus pualam itu. Yang ternyata terasa sedingin es.

"Hoeeek! Hoeeek! Hoeeek!!"

Anja kembali muntah-muntah di atas kloset. Membuatnya mau tak mau membantu dengan memegangi ujung rambut Anja. Agar tak terkena muntahan.

"Hoeeek! Hoeeek! Hoeeek!!"

Kali ini ia berusaha menepuk-nepuk punggung Anja. Bermaksud untuk membantu melegakan. Namun punggung mungil itu justru bergerak tak nyaman. Untuk kemudian menjauh. Menjadi kode jika Anja tak ingin disentuh.

"Oke ... oke ...." Ia pun mengangkat kedua tangan. Untuk memberi tahu jika ia tak akan menyentuh Anja lagi.

Setelah sekitar lima menit memuntahkan seluruh isi perut, akhirnya Anja mulai membersihkan diri dan mencuci muka.

"Udahan?" tanyanya iba.

Demi melihat kaos oblong miliknya, yang kini sedang dikenakan Anja, telah basah kuyup di bagian dada. Karena terkena muntahan dan air saat membersihkan diri tadi. Dan berhasil memperlihatkan sesuatu, yang membuat jantungnya berdegup kian kencang.

Tidak benar.

Anja mengangguk. Untuk kemudian berdiri dan berjalan sempoyongan keluar dari kamar mandi. Menuju tempat tidur dan langsung meringkuk di atasnya.

Dengan gerak refleks, ia pun menarik selimut untuk menutupi tubuh Anja yang setengah menggigil kedinginan.

"Lo kenapa?" tanyanya benar-benar ingin tahu. Ia sama sekali tak membawa minyak kayu putih atau apapun. Yang sekiranya bisa membantu menghangatkan badan usai muntah-muntah seperti Anja barusan.

"Masuk angin?" tanyanya lagi karena Anja tak menjawab.

Bersamaan dengan anggukan kepala Anja. Kedua matanya menangkap dua kaleng minuman beralkohol yang teronggok di atas lantai kamar dalam keadaan kosong.

"Lo minum?!" tuduhnya tak percaya.

"Lo minum bir yang tadi dibeli?!" tanyanya lagi dengan kesal.

Anja kembali mengangguk.

"Haish!" ia mendesis sebal sambil meraih dua kaleng minuman beralkohol yang benar-benar telah kosong melompong tak bersisa.

"Lo habisin dua-duanya?!" selidiknya semakin kesal.

"Ya gue pikir kan jadi bisa tidur nyenyak," jawab Anja dengan suara serak. "Makanya gue habisin."

"Bo doh!" makinya dengan kekesalan memuncak.

"Awalnya enak banget kok," lanjut Anja kini dengan suara yang lebih parau. Yang entah mengapa membuat bulu kuduknya meremang. Sialan!

"Manis, rasa leci, bener kata Babah tadi," lanjut Anja sambil sedikit tertawa. "Tapi ada rasa panas sama pahitnya dikit. Kombinasi yang aneh nggak sih?"

"Air mineral lo mana? Lo harus minum banyak air putih," geramnya dengan matanya nyalang mencari-cari botol air mineral yang tadi dibeli oleh Anja.

"Tuh," tunjuk Anja ke sembarang tempat.

"Sial!" makinya semakin kesal. Demi menemukan botol air mineral yang telah kosong. "Lo habisin?!"

"Tahu," jawab Anja dengan suara malas.

"Lo tunggu di sini, gua beli air dulu ke bawah."

"Serahhh ...." Anja melambaikan sebelah tangan tanda tak peduli.

Dengan bersungut-sungut, ia melihat pergelangan tangan kanan, 02.37 AM.

Sialan! Jadi tadi ia hanya sempat terlelap selama satu jam lebih sedikit?! Sebentar banget. Pantesan sekarang kepalanya terasa pusing.

Cewek aneh ini benar-benar merepotkan! rutuknya kesal. Sambil berjalan keluar kamar. Kemudian mengunci pintunya. Karena tak ingin ada orang lain tiba-tiba masuk ke dalam kamar mereka.

Dengan setengah berlari, ia menaiki lift untuk turun ke lantai satu. Dan bernapas lega, karena resepsionis ternyata menyediakan minuman dingin meski dengan harga tiga kali lipat.

Biar lah, daripada ia harus berjalan kaki pagi buta ke warung kelontong yang semalam.

Ia akhirnya kembali naik ke lantai tiga sambil membawa dua botol air mineral. Dan terkejut karena begitu membuka pintu kamar, ia mendapati Anja sedang berusaha membuka kaos oblong yang dikenakannya.

"Lo mau ngapain?!" bentaknya kesal.

"Panas banget," sungut Anja. "Gerah, gue nggak kuat."

Sambil bersungut-sungut, ia pun mencoba mengecek AC melalui remote, yang ternyata memang benar mati. Sialan!

"Awas lo, jangan ngintip!" ancam Anja dengan suara parau. "Balik badan lo! Tutup mata!"

Ia yang masih berusaha mengutak-atik remote berharap AC bisa kembali menyala, hanya mendesis sebal.

Dan ketika ia yakin AC benar-benar mati, Anja telah melemparkan kaos oblong miliknya ke lantai kamar. Untuk kemudian dengan gerakan secepat kilat, langsung meringkuk di atas tempat tidur dan bersembunyi di balik selimut.

"Minum dulu nih, sebelum tidur. Biar nanti pas bangun nggak terlalu pusing," ujarnya mendadak teringat air mineral yang baru saja dibeli.

Setelah membuka sealnya, ia pun mengangsurkan botol air mineral tersebut ke arah Anja. Yang kini sedang berusaha untuk duduk di atas tempat tidur.

Dengan sedikit kerepotan, Anja berhasil duduk. Dengan satu tangan memegang erat selimut untuk menutupi tubuh. Sementara tangan yang lain menerima botol air mineral darinya.

Sambil menunggu Anja meneguk air mineral, ia membuang pandangan ke arah lain. Sebab tak ingin terlalu terpaku, pada bahu seputih susu milik Anja, yang sedang terekspose bebas.

"Udah nih, makasih!" sungut Anja sambil menyerahkan botol air mineral yang tersisa setengahnya.

Ia pun buru-buru menerima botol tersebut dengan mata tertunduk. Agar tak harus melihat satu-satunya bahu paling indah yang pernah ada. Namun lagi-lagi gerakan cepat Anja meringkuk di atas tempat tidur. Berhasil membuat detak jantungnya berdegup semakin kencang tak karuan.

Sialan!

Untuk menetralisir perasaan aneh yang kini sedang menguasai seluruh tubuh dan pikirannya. Ia pun memutuskan untuk meminum habis air mineral sisa Anja tadi. Lumayan, bisa sedikit membuat pikirannya lurus kembali.

"Gue tidur dulu ya, ngantuk," suara parau Anja mengagetkannya.

"Ya," jawabnya dengan suara bergetar.

Tenang Cakra, tenang, tarik napas, hembuskan.

Ya, bagus.

'Lo udah pernah lihat cewek nggak pakai baju. Jadi, itu tadi bukan masalah besar," hati kecilnya berusaha menenangkan diri sendiri.

Namun usaha kerasnya untuk bersikap normal, ternyata tak didukung oleh keadaan. Karena kini, ia pun mulai merasa kepanasan seperti Anja.

Menginap di tempat murah benar-benar damaged! makinya penuh kekesalan. Karena ia terpaksa harus melepas kaos agar tak terlalu kepanasan.

Setelah melepas kaos, ia pun berniat untuk menyampirkan kaos miliknya dan juga yang dipakai Anja ke kursi plastik. Agar basah bekas keringat bisa sedikit kering.

Saat itulah, matanya tak sengaja melihat punggung Anja yang tak tertutup selimut. Karena posisi tidur yang sudah setengah terlelap.

Sungguh punggung yang sangat menarik.

Seolah memiliki magnet kuat, yang mampu menariknya untuk terus bergerak kian mendekat.

Sambil menelan ludah, ia memperhatikan punggung seputih susu yang seakan melambai-lambai ke arahnya.

Come to me baby, begitu yang terdengar di dalam kepalanya.

Ah, sial!

Berada di dalam kamar hotel yang sama dengan Anja jelas kesalahan besar. Ditambah pikiran kotornya yang meronta-ronta ingin direalisasikan. Sudah pasti, ia kini sedang berjalan menuju liang kuburnya sendiri.

"Cakra!" desis Anja dengan suara parau.

"Y-ya?!" ia tergeragap. Apa Anja belum tertidur? Perasaan tadi langsung terlelap begitu masuk ke dalam selimut. Tapi kenapa masih bisa memanggil namanya?

"Lo belom jawab ...."

"Jawab apa?" ia mengernyit sambil menelan saliva.

"Apa hal yang bisa bikin cowok happy?"

Oh, no!

Sudah bisa diduga, setan di dalam dirinya jauh lebih banyak. Dan kini sedang membimbingnya naik ke atas tempat tidur mendekati Anja.

"Lo pingin tahu apa yang bikin cowok happy?" tanyanya dengan suara serak.

Anja yang sudah setengah terlelap mengubah posisi tidur, hingga bisa melihat ke arahnya yang sedang mendekat.

Brengsek! Bahu seputih susu ini benar-benar menantang ego kelelakiannya.

"Pingin banget," jawab Anja sambil memicingkan mata melihat ke arahnya.

"Lo mau ngapain?" suara Anja mendadak awas. "Kenapa nggak pakai baju?"

"Lo bukannya pingin tahu apa yang bikin cowok happy?"

Anja mengangguk.

"Biar gua tunjukkin."

Anja menatapnya penuh rasa ingin tahu. Kedua kelopak mata bulat itu bahkan mengerjap dengan sempurna.

Sialan, dia cantik banget!

Perlahan namun pasti, ia mulai mendekatkan diri. Hingga jarak wajah mereka kini hanya berjarak beberapa senti. Kemudian tangannya terulur untuk mengelus pipi halus yang juga berwarna seputih susu itu.

"Survey membuktikan, seorang cewek nggak akan pernah bisa melupakan cowok yang melakukan ini terhadapnya," bisiknya serak sambil mengedipkan sebelah mata.

1
snowy
sakitnya tuh....dimana ya, dip? wkwkwk
Zulva
Obat Rindu dengan Cakra dan Anja,Mas Tama dan Kak Pocut. Tak kan pernah bosan,dan tk bisa lupa dengan cerita mereka. Makasih mam Sera atas karyanya yg sangat LUAR BIASA BUATKU😘😍. Sambil lagi USAHA BIAR BISA BACA KARYA TERBARUNYA RAKAI DAN PUPUT..
Intan Reni Agustina
🥲
Mrs.Kristinasena
aku baca lagi kak .awal th 2025..kangen banget Ama Cakra Anja..karya kak sephinasera emang ga ada duanya..ngangenin..bahkan tanpa ampun telah menyatu dlm kalbu seolah ini cerita nyata..pdhl hanya karya fiksi..
AuLia PuTri
2025 baca lagi masih saja terharu 🥲🥲
Reni Novitasary
mewek again/Sob/
rian silviani
apakah ada Cakra di real life?
RR.Novia
Abang cakra, aku balik reread lagi 🥹
marianna
kalo udah dapat cerita sebagus ini bakalan susah dpt cerita yang lebih bagus lagi
Pudji Widy
kak sera..ayo balik ke NT lagi..kangen kak baca cerita mu
Teh Neng
2025 baca ulang .. kangen Cakra🤗
Iren Siwi
Luar biasa
Nartyfauzi ruliyadi
tidak bisa move on dr novel Cakra Anjani dn Pocut mas Tama ❤️❤️❤️
Teh Neng
maa syaa Allah baca untuk ke sekian kalinya ini teteh . gagal move on Cakra tuh yaaahhh . Nemu di mana coba Cakra versi nyata☺️
Darmiati Thamrin
😭😭😭😭😭
Athalla✨
kirain Anja mau dilanjuttt bang ehh
Athalla✨
Love you too 🥰😍
udah aku wakilin tuh Ja 🤭🤭
Athalla✨
runtuh sudah pertahanan diri Abang 😁😁
Athalla✨
kamu yang mancing duluan loh Ja 🤭
Athalla✨
sadar gak sih Ja,, kamu mancing² abang terus 😂
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!