Jouska

"Kenapa?"

"Engga, namanya unik, Dilan. Romantis dong kayak di film itu, Dilan nya Milea hehe," gurau Diva untuk mencairkan suasana.

"No, beda kalo dia Dilan pake i, aku Dylan pake y."

"Oh gituuuu."

"Tau ga apalagi beda gua sama Dilannya Milea?"

"Engga, apatuh?"

"Kalo Dilan 1990, dia punya Milea. Kalo gua Dylan 2022, punyanya Diva Elvania," rayu Dylan hingga membuat tertawa.

"Hahahaha bisa aja buaya."

"Jangan ketawa, ketawamu bagus dan manis. Nanti kalau aku jatuh cinta bagaimana? Apa lu tau pertanggung jawaban hakiki dari membuat seorang Dylan Xabiru jatuh cinta?" tanya Dylan yang dibalas gelengan kepala Diva.

"Kalo lu berhasil bikin Dylan Xabiru jatuh cinta berarti lu harus jadi cewenya Dylan Xabiru dan menjadi bidadari cantik setelah ibundanya."

Pipi Diva memerah dan terasa tertarik namun tetap berusaha tak tersenyum. "Eh apasih, gombal. Pro banget buaya Jakarta ya, pasti banyak korbannya," ujar Diva mengalihkan pembicaraan.

"Gak lah, ngapain godain yang lain kalo udah ada Divanya Dylan. Kalo udah punya Ratu ngapain perduliin putri-putri biasa, sebagai raja yang baik harusnya memperlakukan Ratu layaknya belahan jiwa sejati," rayu Dylan dengan kata-kata buayanya.

"Ya kalo raja nya spek Raja Akbar ga papa, ratunya pasti ngerasa kayak Ratu Jodha, beruntung pastinya. Tapi kalo rajanya spek Raja Fir'aun ya beda cerita," jawab Diva.

"Tenang aja, gak ada Raja Akbar atau Raja Fir'aun lagi karena sekarang adanya cuma Dylan, Dylan Xabiru pertama dan ga ada duanya ya kan?" balas Dylan tak mau kalah.

"Pdnya loh Masya'allah. Anyway kmu ada perlu kah, tumben ada cowo cakep ke rumah sakit. Lagi sakit?" tanya Diva.

Dylan tersenyum, "Terima kasih, Dylan memang sangat cakep. Gua lagi jagain sodara gua, dia sakit. Bunda lagi sibuk jadi ya gua yang jagain," jelas Dylan.

"Oh gitu, but sekali lagi thankyou udah bantuin gua ya tadi. Gatau lagi deh kalo ga ada lu jadinya kayak gimana."

"Sans sayang."

"Emm lu mau apa? Sebagai ucapan terimakasih nih, mumpung gua lagi baik juga."

"Share username ig lu aja dah, sekalian kenalan.”

"@divaelvyooo, o nya 3 terus pake y."

"Oke dah ketemu, nanti follback ya."

"Iya aman."

"Yaudah gua mau pergi dulu dah."

"Iya makasih ya buat bantuannya."

"Iya cantiknya Dylan."

Pipi Diva bersemu kembali, "Ah udah ih jangan gombal mulu buaya. Sana pergi," kesal Diva.

"Lah ngusir, hahahaha yaudah gua dluan bye."

"Bye."

Diva masuk kembali kedalam ruangannya dan stalking akun Instagram milik Dylan. Diva duduk sembari mengemil tanpa sadar dan terus scrolling layar ponselnya.

"Manis juga."

Diva berucap tanpa sadar saat melihat foto-foto Dylan, tak lama iapun tersadar dan bingung. "Lah apaan sih gua, gini doang dibilang manis. Banyak kali di Jakarta cowok-cowok modelan gini," ucap Diva pada dirinya sendiri.

Diva melihat tangannya dan lebih bingung lagi, "Lah sejak kapan gua ngemil? Kok doyan? Ah taulah pusing," bingungnya.

...***...

Andra terdiam melamun didalam mobilnya, ia masih ditempat parkir rumah sakit dan belum pergi sedari tadi. Ia berpikir keras tentang siapa yang mungkin mengirimkan chat seperti tadi pada Diva.

"Yang tau gua cewe disini cuma dosen, pengurus administrasi dikampus sama Vior. Temen-temen gua yang lain pada di Bandung, ga mungkin kenal sama Diva. Masa Vior?" pikir Andra.

Andra pun mengirim chat pada Vior lalu bergegas menyalakan mesin mobilnya. Ia langsung pergi tanpa berpikir panjang lagi.

Andra berharap ini semua bukan ulah Vior karena Vior adalah temannya sejak kecil, mereka tumbuh besar bersama dan saat kuliah pun Vior pergi mengikuti Andra.

...***...

Sesampainya di cafe, Andra langsung mencari keberadaan Vior. Vior yang melihat Andra lebih dulu langsung memanggilnya dari kejauhan.

"Andra!" panggil Vior.

Andra menengok dan menemukan Vior disana, Vior sedang duduk dan memesan beberapa makanan bersama teman-temannya. Ia bingung, sejak kapan vior punya banyak teman.

"Kok dia punya temen? Selama ini dia selalu sama gua dan gapernah jauh ataupun pisah sama gua. Kalo pun punya temen, dia ga bakal pergi nongkrong. Pasti kemana-mana ajaknya tetep gua," batin Andra saat melihat Vior.

Andra langsung berjalan dengan langkah kasar dan menarik tangan Vior untuk pergi. "Ndra kenapa? Lepasin ih, sakit!" protes Vior.

"Ikut gua!"

"Iya-iya, guys gua keluar dulu ya bentar."

"Iya Vi."

Vior pun pergi keluar bersama Andra dengan tangan yang masih dicengkram erat oleh Andra. Andra membuka pintu mobilnya dan menyuruh Vior masuk kedalam mobilnya.

"Masuk!"

"Iya Ndra."

Andra menyusul masuk kedalam mobil dan merekapun duduk bersebelahan. Vior kebingungan dengan sikap Andra yang tak seperti biasanya ini.

"Ndra lu kenapa sih? Aneh banget," protes Vior.

"Sejak kapan lu punya temen? Selama ini kan lu selalu sama gua, ngapain juga keluar sama mereka? Mau caper lu?" bentak Andra.

Vior terkejut, "Ndra lu kenapa sih, dateng-dateng kayak orang kesetanan. Ngamuk-ngamuk doang."

"Jawab Yolanda Zevior!" bentak Andra sekali lagi.

Vior lagi-lagi terkejut dan matanya berkaca-kaca, "Kok lu bentak gua sih? Gua cuma temenan sama mereka, lagian selama ini gua sama lu terus. Dan sejak ada Diva, lu selalu sama Diva Diva Diva, gapernah ada waktu buat gua sama sekali. Bahkan waktu keluar sama gua pun, lu selalu bahas Diva. Bunganya bagus pasti Diva suka, bajunya bagus pasti Diva suka, tempatnya bagus pasti Diva suka. Semuanya selalu tentang Diva, gua kapan?!" bentak Vior tak terima.

Andra terkejut dan bungkam sesaat, "Ya kan lu tau selama ini gua suka sama Diva."

"Sampe lupain gua?"

"Ga gitu."

Andra pun teringat kembali ke masalah inti. "Bentar gua mau tanya, ada yang chat Diva dan ngata-ngatain dia. Bahkan ngasih tau dia kalo gua cewe, di sini yang tau itu ga banyak. Yang paling mungkin chat dia cuma lu, sekarang ngaku. Lu kan yang chat Diva kayak gitu?" tanya Andra.

"Apaan sih, ga jelas!" Vior pun memalingkan wajahnya dan hendak pergi keluar, namun tangannya kembali dicengkram oleh Andra.

"Jawab gua dulu Vior!"

"Iya gua, kenapa?!"

Andra terkejut dan bingung harus apa, "Lu kok tega banget sih? Jahat banget lu sama gua! Gua suka loh sama dia, gua tulus dan perjuangan gua juga ga main-main Vi!" bentak Andra.

"Kalo lu suka sama orang, harusnya orang itu juga suka balik sama lu dan orang itu harus nerima lu apa adanya bukan ada apanya. Apa Diva tau aslinya lu cewe? Apa Diva tau kehidupan lu? Apa Diva tau kalo lu itu beneran cewe yang terobsesi jadi cowo?" tanya Vior. Pertanyaan itu membuat Andra bungkam dan tak menjawab sama sekali.

"Mau gimanapun, lu tetep cewe Ndra. Kalo lu emang cewe suka cewe silahkan, tapi jangan nipu orang yang lu suka juga. Dan jangan ajak orang lurus buat belok!" tegas Vior.

"Sumpah lo jahat banget Vi. Kenapa sih lu sampe segininya? Parah banget lu asli, sampe nyesel gua temenan sama lu!" ujar Andra.

Vior terkejut dengan perkataan Andra. Iapun membuka pintu mobilnya dengan mata berkaca-kaca, "Gua kayak gini karna gua suka sama lu dari lama, tapi sayang lu nya buta!" jawab Vior.

.

.

.

.

.

Tbc

Jangan lupa like dan komen ya ;)