Sejak mulai mengenal kata suka terhadap seorang pria, Azzahra Faranisa Abdullah telah menautkan hati pada pria bernama Prayoga Atmajaya. Pria yang menjadi Kakak kelasnya juga anak dari atasan di tempat ayahnya bekerja.
Apalagi saat orang tua Prayoga menginginkannya menjadi calon menantunya. Sejak saat itu dia mengunci hatinya untuk pria lain selain Prayoga.
Tapi kekecewaan yang dia rasakan saat dia menerima kenyataan bahwa pria yang selama ini dicintainya kini telah memilih dan menikah dengan wanita lain.
Dan di saat yang bersamaan secara tidak sengaja karena peristiwa yang konyol dia dipertemukan oleh Gavin Richard, seorang pria yang menikahi wanita yang lebih tua 18 tahun.
Lantas apa yang terjadi setelah pertemuan itu? Gavin & Azzahra yang sama-sama baru saja merasakan kekecewaan harus melepaskan orang yang dicintainya. Apakah kesamaan nasib kisah asmara akan membuat mereka akhirnya bersatu? Simak kisahnya di Kisah Cinta Azzahra
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon REZ Zha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bertemu Natasha
" Kenalkan saya Anindita, panggil saja Anin atau Dita. Mbak ini siapa namanya?" tanya wanita cantik yang tadi membawa Azzahra keluar dari ruangan Lucy seraya mengulurkan tangannya.
" Saya Azzahra, panggil saya Rara saja, Teh." Azzahra pun memperkenalkan dirinya menerima uluran tangan Anindita.
" Oke, Mbak Rara." Anindita mengembangkan senyuman yang membuat wajah wanita itu semakin terlihat cantik.
" Panggil Rara saja, Teh. Jangan pakai sebutan Mbak lagi." Azzahra menolak dengan panggilan itu.
" Umur Mbak Rara memangnya berapa?" tanya Anindita.
" Saya dua puluh empat tahun, Teh." Azzahra menjawab.
" Oh, ya sudah saya panggil Rara saja kalau begitu," sahut Anindita.
" Iya, Teh." Azzahra mengembangkan senyumnya mendapati sikap ramah yang ditunjukkan Anindita.
" Panggil saya Mbak saja, Ra." Anindita pun meminta Azzahra merubah panggilan untuknya.
" Mbak Anin?"
Anindita menganggukkan kepala menyetujui.
" Dari jenis bunga-bunga ini, kamu tahu bunga apa saja?" Anindita menanyakan bunga-bunga yang ada di hadapan Azzahra.
" Saya tahunya cuma mawar, lily, tulip, matahari sama anggrek." Azzahra menunjuk beberapa bunga yang dia ketahui dan familiar olehnya.
" Yang lainnya nggak tahu?" tanya Anindita lagi.
" Suka lihat di buket-buket, tapi nggak tahu namanya." Azzahra terkikik seraya menempelkan telapak tangan di mulutnya.
" Oke, kalau begitu kamu mesti ajak kenalan bunga-bunga yang lainnya, dong." Anindita berseloroh membuat mereka berdua tertawa.
" Sering lihat ini?" Anindita menunjuk bunga yang berukuran kecil-kecil.
" Iya, ini sering ada di buket ya?"
" Namanya tahu?"
Azzahra menggelengkan kepalanya.
" Ini baby breath. Iya bunga ini biasa suka dipakai sebagai bunga pendamping di buket menemani bunga utama mawar atau lily, tapi baby breath juga bisa dijadikan buket tersendiri, lho. Biasanya dijadikan hand bouquet yang dibawa oleh mempelai wanita dalam acara wedding."
" Oh gitu ...."
" Kalau ini kamu tahu apa?" Anindita menunjuk bunga pink mirip mawar.
" Mawar, kan?" Azzahra mengambil bunga yang ditunjuk Anindita itu.
" No, ini namanya Ranunculus. Sekilas memang mirip mawar, tapi kamu bisa lihat perbedaan di kelopaknya. Ranunculus kelopaknya lebih padat dan tidak merekah seperti mawar. Tidak berduri juga tapi mengandung racun dan mematikan, lho."
" Hahh?" Azzahra spontan melepas bunga yang hampir menyentuh hidungnya karena dia berniat menghirup aroma dari bunga itu.
Tindakan spontan Azzahra membuat Anindita terkekeh. " Beracun dan mematikan kalau kita memakannya."
" Mbak Anin bikin kaget aja, deh." Azzahra sampai memegang dadanya membuat Anindita tertawa lebar.
" Tapi beneran beracun, Mbak?" tanya Azzahra penasaran.
" Benar, dong. Kalau sampai termakan itu akan mengakibatkan kerusakan pencernaan dan rusaknya selaput lendir karena racunnya itu. Dan dari beberapa kasus bisa menyebabkan kematian." Anindita menjelaskan.
" Kalau yang ini namanya Gardenia, ini Hydrangea, ini Pheony, Daisy, Carnation, Daffodil, aster, anyelir." Anindita pun mengenalkan beberapa jenis bunga yang ada di depan Azzahra membuat Azzahra harus menghapal satu persatu nama bunga itu.
" Gimana, sudah hapal semua?" tanya Anindita kepada Azzahra setelah selesai memperkenalkan nama-nama bunga tersebut.
" Insya Allah hapal, Mbak." Azzahra menyahuti.
" Kalau begitu nanti saya beritahu bagaimana cara merawat bunga-bunga itu agar tetap segar. Lalu saya ajari kamu bagaimana cara merangkai bunga menjadi sebuah buket yang cantik secantik Rara." Anindita kembali berseloroh membuat Azzahra merona dan tersipu malu.
" Ah, Mbak Anin ... cantik Mbak Anin, dong." Azzahra menepis dan memuji balik Azzahra.
***
Tett
Suara bel terdengar saat pintu masuk toko terbuka dan seorang pelanggan masuk ke dalam toko florist.
" Hai, Nat ... ada apa gerangan pengantin baru datang langsung kemari?" tanya Lucy saat pelanggan yang ternyata Natasha itu masuk ke dalam toko floristnya.
" Hai, Ci Lucy ..." Natasha menyapa balik Lucy.
" Nat, selamat ya ... kemarin Cici nggak sempat datang ke wedding kamu, soalnya Cici masih di Menado tungguin papi yang sakit." Lucy memberikan cipika-cipiki disertai pelukan.
" It's oke, Ci ... nggak apa-apa, kok." Natasha pun membalas pelukan Lucy. " Memang papi Ci Lucy sakit apa?"
" Biasalah orang sudah sepuh. Oh ya, mau pesan apa, nih?" tanya Lucy.
" Aku mau order standing flower, Ci. Buat moment ultah atas nama Melly Hadiwijaya."
" Hmmm, masih ingat sama mantan calon mertua ini?" ledek Lucy, karena Natasha salah satu pelanggan lamanya. Dan Natasha dulu sering mengirim buket ke keluarga Hadiwijaya seperti ini. Baik untuk Tante Melly, Om Ruslan ataupun untuk Andra sendiri. Saat ditanya siapa mereka itu karena seringnya mengirim ke keluarga Hadiwijaya, Natasha selalu menyebut kalau dia calon tunangan dari anak keluarga itu.
Natasha tersenyum. " Masih dong, Ci. Karena buat aku mereka seperti orang tua sendiri. Mereka selalu baik sama aku, bagaimana mungkin aku bisa melupakan Tante Melly dan Om Ruslan?"
" Kalau anaknya berarti bisa dilupakan, dong?" sindir Lucy terkekeh.
" Pasti, dong. Buat apa diingat? Sudah punya lebih oke." Natasha memainkan alisnya seraya tertawa.
" Mau dibawa sendiri atau mau diantar ke tempat?"
" Diantar saja deh, Ci." Natasha langsung mengeluarkan debit card nya untuk melakukan pembayaran. " Tolong pilihkan bunganya yang bagus-bagus ya, Ci." Natasha menyambung kalimatnya seraya menyodorkan kartu itu ke Lucy.
" Sip, duduk dulu sebentar, Nat." Lucy meminta Natasha menunggu beberapa saat.
Natasha pun memilih duduk menunggu di sofa.
" Oh, berarti tangkai bawahnya harus dipotong ya, Mbak?"
" Iya, itu salah satu perawatannya, Ra."
Natasha tertarik melihat dua orang wanita yang sedang berinteraksi di sebelah kiri dia duduk hanya berjarak sekitar enam meter dari tempatnya duduk. Natasha menautkan kedua alisnya saat dia merasa mengenali wanita yang berbicara dengan Anindita. Natasha pun kemudian bangkit untuk memastikan jika dugaannya itu benar atau tidak.
" Azzahra?" Natasha menyapa Azzahra yang terlihat fokus dengan hal-hal yang dijelaskan oleh Anindita.
Azzahra yang merasa namanya dipanggil pun langsung menoleh ke arah suara Natasha. Dia langsung terkesiap saat dijumpainya wanita yang kini sudah menjadi istri dari pria yang dicintainya itu kini ada di hadapannya.
" Teh Natasha?" sapa Azzahra masih dalam mode kaget.
" Kok kamu ada di sini?" tanya Natasha terheran.
" Lho, Bu Natasha kenal sama Azzahra juga?" Anindita ikutan bertanya karena dia melihat pelanggan di toko florist tempatnya bekerja itu mengenali Azzahra.
" Ya ... iya, aku kenal dia." Natasha menyahuti. " Kamu kok bisa ada di sini, Ra?" Natasha mengulang pertanyaannya.
" Azzahra ini karyawan baru di sini, Bu." Anindita yang menjelaskan karena sedari tadi Azzahra hanya diam seperti terkesima karena kehadiran Natasha.
" Kamu kerja di sini, Ra? Kamu pindah dari Bogor?" selidik Natasha.
" I-iya, Teh." Azzahra berkata lirih.
" Tapi bukan karena ingin dekat-dekat dengan Yoga 'kan kamu pindah ke Jakarta ini?" tanya Natasha bernada menuduh membuat dada Azzahra seketika merasa bergemuruh dengan napas yang terasa sesak mendengar pertanyaan Natasha tadi. Kalau saja dia tidak malu dilihat orang ingin rasanya dia menangis. Melihat Natasha saja sudah membuatnya sakit karena harus mengingatkan kisahnya dengan Yoga ditambah lagi tuduhan Natasha yang menganggap dirinya ingin mendekati lagi Yoga karena sekarang mereka sama-sama berada di Jakarta
*
*
*
Bersambung ...
Happy Reading❤️
kn si nat tuh nantangin andra bilang mo d ksh.."mo nyerahin dewek.
garong kok d ksh ikan yo nyaplok lah..
mlah koyo seolah2 andra tok yg salah..
kn dy dewek yg kecentilan..
dh 3 thn d tolak tp msh mepet wae...
kyk cwe gk punya hrg diri wae..
untung jodohnya bang ojoll plus tajir maning...😩😩😩
lierr euyy...pusing pala berbie..😇😅
kn d crita si dirga ad pegawe yg nm nya zahra..oh..si mntan calon yoga to..
hooh...3x.mudeng saiki..😄
gmn gk langgeng neng...wong yoga punya ank ma tata mpe 5 yo...😄😄