NovelToon NovelToon
Kalong

Kalong

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Iblis / Hantu
Popularitas:3.8k
Nilai: 5
Nama Author: Zia Ni

Desa Semilir dan sekitarnya yang awalnya tenang kini berubah mencekam setelah satu persatu warganya meninggal secara misterius, yakni mereka kehabisan darah, tubuh mengering dan keriput. Tidak cukup sampai di situ, sejak kematian korban pertama, desa tersebut terus-menerus mengalami teror yang menakutkan.

Sekalipun perangkat desa setempat dan para warga telah berusaha semampu mereka untuk menghentikan peristiwa mencekam itu, korban jiwa masih saja berjatuhan dan teror terus berlanjut.

Apakah yang sebenarnya terjadi? Siapakah pelaku pembunuhannya? Apakah motifnya? Dan bagaimanakah cara menghentikan semua peristiwa menakutkan itu? Ikuti kisahnya di sini...

Ingat! Ini hanyalah karangan fiksi belaka, mohon bijak dalam berkomentar 🙏

Selamat membaca

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zia Ni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ikutan Nahas

"Mbah benar-benar ikut berbelasungkawa atas meninggalnya semua anggota keluargamu ya, Le. Mbah benar-benar tidak menyangka sama sekali," ujar Drajat.

"Inggih Mbah, terimakasih. kalau begitu kami lanjut ke sana nggih, Mbah yang hati-hati," sahut Sofyan.

"Iya Le, kalian juga hati-hati."

Sepeninggal rombongan tentara itu, Satrio melakukan kontak batin dengan beberapa makhluk halus yang sudah menguasai pemukiman Desa Glagah dan memberitahu mereka agar memberi kejutan yang tak terlupakan termasuk melarang para kelelawar sihirannya untuk menyerang.

Setelah dekat dengan pemukiman warga, tampaklah di depan para tentara itu kabut tebal yang menutupi area tersebut sehingga jarak pandang mereka benar-benar tidak bisa melihat sekitarnya.

"Pasukaan, siap!!" Pak Hertanto memberi instruksi yang langsung dilaksanakan oleh para tentara itu dengan menyalakan senter khusus yang dipasang di bagian atas helm dan siaga memegang alat semprot cairan beracun.

Dengan langkah pelan dan menajamkan penglihatan, pasukan tersebut mulai memasuki pemukiman sampai berada di tengah area perkampungan, namun masih belum terjadi apa-apa.

Setelah 30 menitan memeriksa sebagian daerah pemukiman, Sofyan dibuat kaget lagi karena mendapati rumahnya sudah dalam keadaan hangus.

"Astaghfirullaah, apa yang sudah terjadi? Kenapa rumahku hangus begini?" hati pemuda itu benar-benar sembilu. Bukan hanya kehilangan semua anggota keluarganya, tapi rumah serta harta benda yang ada di dalamnya ikutan amblas.

"Kami ikut prihatin, Fyan. Kamu yang tabah ya," celetuk Anggoro diikuti beberapa rekannya yang lain.

Tak lama kemudian, mereka pun melanjutkan langkahnya lagi dan mendapati beberapa rumah yang juga hangus karena terbakar yang membuat mereka semakin menyimpan tanda tanya besar.

"Aaa!!" tiba-tiba terdengar teriakan dari salah satu diantara mereka.

"Kamu kenapa, Dan?" tanya Johan pada Dani yang saat itu sudah tergeletak sambil meringis kesakitan sementara yang lain mengerumuninya.

"Ada yang menendangku," jawab Dani apa adanya.

"Ada yang menendang kamu? Siapa?" Pak Hertanto keheranan.

"Saya tidak tahu Pak, tiba-tiba saja tubuh saya rasanya ditendang dengan keras," sahut Dani yang sekarang posisinya sudah duduk di tanah.

"Aaa!!" terdengar teriakan lagi yang kali ini gantian Marchel yang kena tendangan misterius yang membuat lainnya siap siaga dengan senapan laras panjang mereka.

"Ha ha ha ha ha!" tiba-tiba terdengar suara tertawa yang keras yang tidak tahu siapa pemiliknya.

"Hi hi hi hi hi hi!" kali ini malah terdengar suara tertawa kuntilanak.

Tanpa mereka ketahui ternyata mereka sudah dikepung oleh belasan makhluk tak kasat mata anak buah Satrio. Secara serentak, para dedemit itu melakukan serangan yang membuat para tentara tersebut terpelanting hingga terguling-guling ke tanah.

Sekalipun pasukan tentara itu membawa senapan, senjata tersebut tidak bisa mereka gunakan secara sembarangan mengingat lawan mereka bukanlah manusia dan jika ceroboh senapan itu malah bisa melukai rekannya sendiri.

Yang terjadi selanjutnya adalah rombongan tentara itu menjadi bulan-bulanan para dedemit, ditendang kesana kemari, diinjak, dilempar, hingga mereka semua klenger dan tidak berkutik.

Atas perintah Satrio, beberapa diantara mereka dibawa ke hutan terlarang untung dijadikan tumbal, sementara Sofyan diikat di sebuah batang pohon di area hutan yang jarang didatangi oleh manusia, sedangkan yang lainnya, tubuh mereka diseret lalu dilempar di jalanan dekat gerbang Desa Glagah.

Dengan sisa tenaga yang masih ada, Pak Hertanto mengambil HP nya yang dia simpan di saku seragam lalu menelpon seorang anak buahnya yang sedang bertugas menjaga truk agar menjemput di gerbang desa kemudian menghubungi atasannya terkait peristiwa yang baru saja terjadi.

Mendapat perintah dari atasannya, tentara tersebut segera bergerak lantas melajukan sebuah truk menuju ke gerbang desa dan dibuat terkejut ketika mendapati yang lain sedang duduk tidak berdaya dengan tubuh luka-luka.

"Apa yang sudah terjadi, Pak?" tanya Ilham, seorang tentara yang disuruh menjemput penasaran.

"Kita diserang oleh dedemit," timpal Pak Hertanto lemas.

"Diserang dedemit? Beneran, Pak?" Ilham masih belum percaya dengan pendengarannya.

"Beneran ini. Kita ditendang-tendang, diinjak-injak, dilempar-lempar sampai seperti ini. Sebagian anggota yang lain entah dimana," terang Pak Hertanto yang membuat Ilham baru tersadar jika jumlah pasukan itu berkurang.

"Astaghfirullaah... La terus kita harus bagaimana ini, Pak?" Ilham tampak cemas.

"Aku sudah menelpon Pak Herlambang. Beliau akan mengirim pasukan ke sini, kita tunggu saja kedatangan mereka," sahut Pak Hertanto.

1,5 jam an kemudian, Pak Herlambang beserta pasukannya yang berjumlah puluhan telah tiba di lokasi. Para tentara yang kondisinya luka-luka segera digotong dan dinaikkan ke atas truk lantas dibawa ke rumah sakit kecuali Pak Hertanto yang tetap tinggal untuk menjelaskan situasinya.

"Ada 6 orang dari kita yang belum diketahui keberadaannya termasuk Sofyan, Pak. Kita yang ada di sini tadi diseret oleh para dedemit lalu dilempar ke jalanan," jelas Pak Hertanto apa adanya.

"Kita benar-benar tidak menyangka jika serangannya juga berasal dari dedemit, malah serangan kelelawarnya yang tidak ada," imbuh tentara yang berangkat serka itu.

"Menurut penerawangan saya, para tentara itu sudah tidak ada di desa ini, Pak Herlambang," ternyata Pak Herlambang membawa orang pintar yang bernama Mbah Sukmo.

"Beneran, Mbah?" tanya Pak Herlambang setelah sempat kaget.

"Benar Pak, sepertinya mereka sudah dibawa ke tempat lain yang tidak saya ketahui dimana keberadaannya," tutur Mbah Sukmo.

"Tapi saya benar-benar minta maaf jika saya tidak bisa masuk ke desa itu untuk melakukan penerawangan karena desa itu sudah dikuasai oleh banyak dedemit," tambah orang pintar itu yang membuat Pak Hertanto teringat sesuatu.

"Oh ya Pak Herlambang, sewaktu kita masuk desa lewat jalur Barat, kami sempat dibuat kaget dan curiga karena Desa Glagah bagian Barat ternyata tidak berkabut bahkan kami bertemu dengan 2 pria tua yang sedang membawa kayu bakar," sela tentara yang berpangkat serka tersebut.

"Terus terang saya sempat curiga jika 2 pria tua itu ada kaitannya dengan kasus yang menimpa Desa Glagah mengingat kondisi mereka yang tetap aman-aman saja sementara warga yang lain mengalami musibah dan tinggal di penampungan," lanjut Pak Hertanto.

"Bagaimana kalau kita memeriksa bagian Barat desa, Pak Herlambang?" usul Mbah Sukmo yang disetujui oleh atasan para tentara itu dan langsung bergerak dengan membawa belasan pasukan, sementara itu Pak Hertanto dibawa ke rumah sakit.

2 jam an kemudian, rombongan Pak Herlambang sudah mulai memasuki Desa Glagah bagian Barat dan benar tempat itu normal-normal saja berbeda dengan bagian Timur desa.

"Saya kok merasakan aura yang tidak biasa di sekitar tempat ini. Jangan-jangan 2 pria tua yang diceritakan Pak Hertanto tadi benar," Mbah Sukmo mulai merasakan pancaran aura Satrio.

1
Siti Yatmi
thor..up jgn kelamaan..suka lupa alur nya..
Kezia Suhartini: maaf Bunda, up nya tergantung longgar dan mood, pekerjaan utamanya di sekolah soalnya, nulis hanya untuk sampingan /Pray/
total 1 replies
kalea rizuky
bner bner binatang pantes dendam. bgt
Lim Febri
Ya wajar ajaa kalo satrio dendam
Siti Yatmi
kekejaman lah yg menyebabkan dia berubah. coba kalo ga bertindak jahat..ga mungkin ada dendam
Lim Febri
Seruu
Lim Febri
Seru ..
Kezia Suhartini: Trimakasih untuk dukungannya... 🙏
total 1 replies
Siti Yatmi
lanjut Thor... penasaran gimana cara penanganan nya.. makanya jgn terlalu kejam..soalnya kalo sudah sakit hati terlalu dalam bahaya...
Kezia Suhartini: Trimakasih banyak untuk dukungannya Bunda 🙏 ... Mohon bersabar untuk menunggu updatenya...
total 1 replies
Siti Yatmi
ih..serem
kalea rizuky
pantes dendam warga desa emank jahat bgt
🎧✏📖
semangat✌
Kezia Suhartini: trimakasih Kak... 🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!