NovelToon NovelToon
Dangerous Woman

Dangerous Woman

Status: tamat
Genre:Misteri / Tamat / Balas Dendam / Pembunuhan / Konflik etika / Selingkuh / Percintaan Konglomerat
Popularitas:15.1M
Nilai: 4.9
Nama Author: Mei-Yin

“Jangan meremehkan seorang wanita, karena marahnya seorang wanita akan membawa kehancuran untukmu!”

~Alatha Senora Dominic~



🍁


Wanita yang kehadirannya tak diinginkan. Ia diabaikan, dikhianati bahkan hidupnya seolah tengah dipermainkan.
Satu persatu kenyataan terbuka seiring berjalanya waktu.

“Aku diam bukan berarti lemah! Berpuas dirilah kalian sebelum giliran aku yang membuat kalian diam.”


Kisah rumit keluarga dengan banyak konflik dan intrik yang mewarnai.
Simak kisah hidup seorang Alatha Senora Dominic di sini 💚


*


Mature Content.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mei-Yin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 25 Ala bukan Atha

Matahari mulai tenggelam. Warna biru cerah berubah menjadi semburat jingga yang indah dalam pandangan.

Atha masih berdiri di balkon kamar sambil menatap ke arah langit.

Dadanya sesak mengingat kehidupannya satu tahun ke belakang yang amat sangat menyakitkan.

Atha menekan dadanya dengan kuat.

Rasa sakit itu masih terasa ketika ia mengingat perlakuan keluarga Dominic padanya.

Dia rela berkorban untuk menyelamatkan keluarga tersebut.

Namun kenyataan ini hanyalah rencana licik mereka semua untuk menyakitinya.

Dia rela menjadi bodoh dan patuh kepada keluarga tersebut karena ia pikir hubungan darah lebih kental daripada apapun.

Berharap suatu nanti akan indah pada waktunya.

Tetapi harapan hanya tinggal harapan, semakin ia diam semakin di injak-injak pula dirinya.

Dan semakin kejam mereka bertindak padanya.

Oh mengingat itu hatinya benar-benar terbakar.

Tiba-tiba muncul api biru dari tangan Atha yang terkepal.

Tak ingin diketahui siapapun Atha langsung meredam emosinya sambil memejamkan mata.

Berkali-kali ia menghela napas panjang untuk mengembalikan keadaannya.

Atha memilih masuk kembali ke dalam kamar dan segera membersihkan diri. Di dalam kamar mandi Atha menatap dirinya di depan cermin besar.

Tubuhnya yang polos jelas menampilkan banyaknya bekas luka disekujur tubuhnya.

Atha memejamkan mata sambil membelai tiap bekas luka yang ada pada tubuhnya.

Bekas luka ini mungkin bisa saja hilang, tapi ingatannya akan selalu merekam kejadian tersebut.

Tak ingin berlama-lama setelah membersihkan diri Atha langsung keluar dari kamar dengan kimono handuk dan segera berganti pakaian.

Tok! Tok! Tok!

Atha menatap kearah pintu setelah mendengar ketukan.

“Arsy?”

“Saya Nona.”

“Masuklah!”

Tak lama Arsy masuk ke dalam kamar dengan pakaian yang telah rapi.

Atha sengaja mengajak Arsy kembali ke mansion Dominic sekalian.

“Saya akan membantu anda.”

Atha menggelengkan kepalanya. “Duduklah. Aku bisa melakukannya sendiri.”

Mata Arsy berkaca-kaca menatap sang Nona dari pantulan kaca. Harus berpisah dengan sang Nona tak pernah terbayangkan secepat ini.

“Setelah ini saya mohon jaga diri anda dan jangan sampai terluka, Nona.”

Atha menoleh menatap pelayan pribadinya dengan intens. “Aku mengerti. Jangan bersedih, ini hanya soal waktu. Kau akan kembali ke sisiku saat semuanya sudah membaik.”

Arsy mengangguk lemah. “Bolehkah saya memeluk anda?”

Atha mengangguk. “Kemarilah!” merentangkan kedua tangannya untuk menyambut pelukan pelayan yang sudah dianggap seperti saudara.

Setelah kesedihan akan perpisahan telah usai, Atha segera mengajak Arsy untuk segera pergi.

Dua koper besar milik Arsy diseret dengan perasaan tak menentu.

Pelayan yang selama ini dekat dengannya mengantar kepergian Arsy hingga pintu utama.

Atha memilih masuk ke dalam mobil lebih dulu dan membiarkan Arsy berpamitan kepada para pelayan yang lain.

“Kami akan sangat merindukanmu, Ars.”

“Aku akan kembali jika Nona mengizinkan.”

Mereka bergantian saling memeluk dengan mata yang berkaca-kaca. Setelahnya Arsy masuk ke dalam mobil sambil melambaikan tangan.

Mobil melaju meninggalkan mansion Renner. Tak lupa diikuti satu mobil pengawal yang ada di belakangnya.

Tak ada obrolan, suasana hening dan hanya terdengar tarikan napas berulang-ulang dari bibir kedua wanita tersebut.

Jalanan kota New York yang lumayan padat membuat perjalanan mereka menempuh waktu kurang lebih satu jam lamanya.

Mobil memasuki area mansion.

Atha menarik napas panjang sebelum menginjakkan kakinya keluar dari mobil.

Melangkahkan kakinya memasuki mansion dengan langkah tegak dan dagu yang terangkat tinggi membuat sosok seorang Alatha Senora Dominic terlihat berkharisma.

Pelayan langsung mengarahkan sang Nona menuju ruang makan.

“Maaf aku telat.”

Pandangan semua orang terarah menatap kehadirannya.

Tatapan mata Atha yang datar bersitatap dengan manik hitam milik Jeremy.

Lelaki itu menatap terkejut dengan perubahan wanita yang tengah berdiri di sana dengan angkuh.

Atha memakai gaun selutut dengan model sabrina yang memperlihatkan bahu putihnya.

Leher jenjangnya memakai kalung berlian mewah yang berkilau.

Riasan wajah yang lembut membuatnya tampak segar dan cantik.

Jeremy mematung melihat istri keduanya.

Serin yang melihat suaminya terpesona dengan Atha langsung menyenggol lengannya.

“Jangan menatapnya!”

Segera Jeremy mengalihkan pandangan kearah lain.

Atha melangkahkan kaki mendekat kearah sang Opa.

“I miss you, Opa.”

Pelukan penuh kerinduan Atha berikan kepada lelaki tua yang selama ini menyayanginya.

“Opa juga merindukanmu. Kau baik-baik saja?”

Mata lelaki tua itu berkaca-kaca dengan wajah yang sendu.

“Aku kembali untuk Opa.” bisiknya pelan penuh arti.

Atha menghapus sudut matanya yang berair. Ia segera melepaskan pelukannya dan langsung mengambil tempat duduk di samping Jeremy.

Pandangan mata Hana dan Arabella menatap Atha dengan sinis.

Sedangkan yang ditatap hanya berlaku cuek. Ia mengabaikan semua orang seolah tak pernah terjadi apapun.

Makan malam dimulai. Serin mengambilkan makanan untuk suaminya dengan penuh perhatian.

Sedangkan Atha masih tetap diam sampai semua orang selesai memenuhi piring masing-masing.

Sesekali Jeremy mencuri pandang melalui ekor matanya.

Entah apa yang ada di dalam kepalanya. Hanya ia dan Tuhan yang tahu.

*

Seusai makan malam. Semua orang duduk di ruang keluarga sembari menikmati sajian teh hangat yang nikmat.

Jeremy dan Serin, pasangan itu tak hentinya memamerkan kemesraan dihadapan Atha yang sama sekali tak terpengaruh.

Apa yang kau harapkan Jeremy. Berharap Atha akan cemburu dan bertindak layaknya istri yang diabaikan suaminya? Jangan bermimpi terlalu tinggi. Bukankah kau selalu menekankan pada Atha bahwa dia hanya bonekamu. Ingat bahwa boneka tidak memiliki hati apalagi sebuah rasa.

“Ala, bagaimana ceritanya kau bisa sampai kecelakaan seperti itu?”

“Aku terlalu cepat saat mengemudi, Opa. Lagipula aku tidak apa-apa. Jangan cemas.”

“Enak sekali kau bicara. Apa kau tidak sadar telah membuat kami semua dalam masalah!” Arabella menjawab dengan sinis.

“Masalah itu datang karena keserakahan kalian sendiri.”

Geram dengan ucapan Atha, Arabella langsung bangkit dan ingin melayangkan tangan ke arah Atha namun langsung di tangkis olehnya.

“Jangan berbuat kekerasan, Oma. Ingatlah bahwa kau sudah tidak muda lagi.”

Semua orang tercengang mendengar jawaban Atha, tak terkecuali Axton.

Lelaki tua itu menipiskan bibirnya membentuk senyum samar.

Seharusnya beginilah sikap Atha sedari dulu.

“Kurang ajar!”

Atha terkekeh pelan membuat semua orang kembali menatapnya heran.

“Sama seperti kalian. Aku belajar dari sikap kalian selama ini, Oma.”

“Jaga bicaramu Atha!”

Atha menatap manik lelaki paruh baya yang selama ini dipanggil Papa.

“Jika kalian saja tidak bisa melakukannya, untuk apa aku harus menjaga sikap bahkan ucapanku. Bukankah selama ini keluarga ini yang mengajariku berlaku seperti ini.”

“Lancang! Kau benar-benar tidak tahu diri. Menyesal kami telah merawatmu selama ini.”

Bukannya sakit hati, Atha malah tersenyum.

“Aku tidak memintanya, Tuan Ben. Tapi terima kasih karena telah merawatku walaupun dengan rasa sakit dan banyak penyiksaan dari kalian. Setidaknya aku telah membalas budi kalian dengan menikah dengan Jeremy. Jadi aku sudah tidak memiliki hutang budi apapun padamu dan pada istrimu. Kau bukan orang tuaku, jadi sekarang aku tidak perlu lagi untuk segan padamu.”

Bruak!

Ben mengebrak meja kaca dengan sangat keras hingga serpihan kaca berhamburan di lantai.

Matanya menyorot tajam kearah Atha dengan tatapan tajam.

“Wanita jalaang melahirkan seseorang yang sama dengannya. Cih! Menjijikkan.”

Plak!

Atha mendaratkan kepalan tangannya kearah lelaki paruh baya itu hingga terdorong menubruk sofa.

“Kau menghinaku aku diam. Kau menyiksaku aku pun diam. Tapi jangan sesekali kau menghina Ibuku yang telah tiada dengan ucapan kotormu itu, Tuan Ben.”

Mata Atha berkilat marah. Ada kemarahan, kebencian bahkan rasa ingin membunuh dalam dirinya mendengar Ibu yang dengan susah payah melahirkannya harus dihina oleh seorang pembenci yang tidak tahu apapun.

“Selama ini aku diam dan terus menjadi bodoh hanya demi keluarga ini. Aku mengabdikan hidupku demi kalian yang ku anggap keluarga. Tapi apa yang aku dapatkan. Kebencian kalian.” Atha menghela napas berat sebelum melanjutkan ucapannya. “Kalian menghinaku, menyiksaku bahkan mempermainkan hidupku dengan sangat kejam aku tetap diam. Tapi jangan kalian pikir aku akan diam saja saat kalian mengusik orang-orang yang ku sayangi.” Atha menumpahkan keluhannya dihadapan keluarga yang selama ini menjadi pusat hidupnya.

Semua orang terdiam melihat sikap berani Atha yang mengejutkan.

Seorang Alatha Senora Dominic yang sangat lemah lembut dan penurut kini berubah menjadi wanita dengan kepribadian yang berubah.

Hanya Axton Dominic yang tersenyum puas menyaksikan pemberontakan Atha yang berani.

Lelaki tua itu mengangguk puas.

Seharusnya sedari dulu kau bersikap seperti ini untuk melawan penindasan mereka.

Dulu kau selalu menjawab baik-baik saja, tapi kini kata baik-baik saja itu berubah menjadi bom waktu yang siap meledak.

“Karena kau adalah pembawa sial. Kau memang lebih baik menyusul wanita jalaang itu ke neraka.” lantang Arabella menjawab dengan sinis.

Tiba-tiba kepalan tangan Atha mengeluarkan api biru tanpa diketahui siapapun. Matanya merah dengan sorot membunuh.

Bluar!

Muncul api di tengah-tengah ruangan membuat semua orang terkejut tak terkecuali.

“Aku Ala bukan Atha yang gampang ditindas. Aku diam bukan berarti lemah. Berpuas dirilah kalian sebelum giliranku yang membuat kalian diam!”

🍁

Bersambung...

1
Naufal Azka
datang lg ke sini demi mlihat alan
Marina George
Novel yg hebat
Haryati Atik Atik
keren Thor makasih ceritannya sgt bagus
Haryati Atik Atik
salut sama Kim jg edwar
Haryati Atik Atik
🤣🤣🤣🤣🤣
Mamah iang
bener kata si Jeremy,, si atha wanita bodoh diperlakukan kaya binatang diem bae dasar lemah
paty
atha dlm cerita kan hebat tp mana
paty
lagi2 atha dan alan menganggap remeh dlm bertindak
paty
atha lo bego arsy dilepaskan tp arabela tdk lo kasi tau arsy pengkhianat
Haryati Atik Atik
atha pintar tebakannya bnr
Haryati Atik Atik
bagus adik kakak saling berebut kepemimpinan dgn senang kalian akan hancur itu didikan org tua yg penuh ambisi
paty
knp hanya dibuat pingsan
paty
kim n altha terlalu lambat bertindak
Haryati Atik Atik
🤣🤣🤣🤣 aneh" namanya ada masako ada susumu astaga btl" buat kaku perut
paty
atha terlalu lambat
paty
blng sama kake siapa itu ryu
paty
alan2 bukan ayah lo tp istrinya yg tentu sj mau harta ayah lo
paty
alan knp tdk lo terima n blng sama papa lo hrs tegas dg istri bhw dia sdh tau anak mrk bkn anak kandungnya
paty
bisa sj jeremy sebenarnya msh hidup n anak buah kim ada yg berkhianat
Haryati Atik Atik
nnt Ryu dgn azlan pasti berseteru krna harta n tahta
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!