NovelToon NovelToon
Menanti Cinta Sang Letnan

Menanti Cinta Sang Letnan

Status: sedang berlangsung
Genre:Konflik etika / Menikahi tentara
Popularitas:102.8k
Nilai: 5
Nama Author: Hasna_Ramarta

FB Tupar Nasir, ikuti FB nya ya.

Diam-diam mencintai kakak angkat. Namun, cintanya tidak berbalas. Davira, nekad melakukan hal yang membuat seluruh keluarga angkatnya murka.

Letnan Satu Arkaffa Belanegara, kecewa dengan kekasihnya yang masih sesama anggota. Sertu Marini belum siap menikah, karena lebih memilih jenjang karir yang lebih tinggi.

Di tengah penolakan sang kekasih, Letnan Arkaffa justru mendapat sebuah insiden yang memaksa dia harus menikahi adik angkatnya. Apa yang terjadi?

Yuk kepoin.

Semoga banyak yang suka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hasna_Ramarta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 27 Bagai Tertuduh Baru

     Kaffa mengguncang tubuh Davira pelan, panik, napasnya memburu. "Davira, Bangun!"

     Keringat dingin membasahi pelipisnya. Lelaki itu langsung mengangkat tubuh Davira ke sofa. Tangannya gemetar menepuk-nepuk pipi istrinya yang pucat. "Ya Allah, apakah aku terlalu keras padanya....?" desahnya lirih, matanya mulai panas.

     Beberapa menit berlalu, Davira masih terpejam. Hanya napasnya yang naik turun membuat Kaffa sedikit lega. Dengan terburu, ia mengambil segelas air putih dan menaruhnya di meja. Hatinya tercabik, rasa marah yang tadi meledak kini berubah jadi sesal yang menyesakkan.

     "Vira... maafkan aku. Aku terlalu bodoh, aku cemburu melihatmu bersama pria lain. Aku... aku takut kehilanganmu lagi." Suaranya lirih, hampir patah.

     Sayangnya, Davira belum juga sadar. Kaffa menjadi bingung. Sementara keringat dingin muncul dari dahi Davira. Tidak hanya di dahi, tubuh Davira juga basah oleh keringat yang muncul sebelum Davira jatuh.

     "Ya ampun, sepertinya baju Davira basah karena keringat. Tubuh dia akan lembab karena keringat. Apa aku ganti saja pakaiannya?"

     Kaffa memulai inisiatifnya, dia mengikuti instingnya. Membuka satu per satu yang melekat di tubuh Davira.

     Debaran jantungnya seketika bergemuruh bagai ombak yang sedang ngamuk menerpa karang.

     "Apakah tubuh ini, belum tersentuh oleh orang lain? Jika benar ucapannya, maka akulah yang pertama bisa melihat dan menyentuhnya. Aku lebih berhak daripada orang lain, karena aku suaminya," batinnya sembari mereguk salivanya dalam-dalam.

     Beberapa saat kemudian, Davira mulai bergerak. Kelopak matanya bergetar, perlahan terbuka. Pandangannya kabur, tapi siluet seseorang jelas terlihat. Ia mencoba bangun. Namun tubuhnya lemas.

     "Kak Kaffa," ucapnya pelan, tangannya meraba sisi samping.

     Kaffa menoleh, wajahnya tersenyum lega ketika melihat Davira sudah sadar. "Jangan bangun dulu," kata Kaffa cepat, menopang bahunya dengan hati-hati, agar bersandar di ranjang.

     "Minumlah dulu, biar tenagamu kembali." Kaffa menyodorkan gelas berisi air bening itu ke bibir Davira.

     Davira menatap gelas itu sejenak, lalu menolaknya. Matanya berkaca-kaca, ia terngiang lagi ucapan Kaffa yang menudingnya tidak benar.

     "Patuhlah, kamu butuh minum. Tubuhmu sepertinya kurang cairan sehingga tadi tidak sadarkan diri. Ayo," bujuk Kaffa lagi. Tapi Davira tetap menolak, ia bahkan memalingkan muka.

     Kaffa meletakkan kembali gelas itu di atas meja. Dia memilih membiarkan perasaan Davira tenang dulu.

     Air mata Davira tiba-tiba menetes tidak tertahan, padahal tadi ia sudah berusaha menahannya. Kemudian tangan kirinya meraba dadanya, meremas kaos gombrang milik Kaffa yang kini melekat di tubuh Davira.

     "Kenapa Kak Kaffa tega bilang aku perempuan tidak benar?" Davira masih mengingat kalimat itu sampai dia kepikiran, sehingga dadanya terasa begitu sesak.

     "Kak Kaffa tega," bisiknya lagi, disertai remasan kuat di kaos yang dipakainya.

     Davira tersentak, saat dia menyadari kalau pakaiannya sudah berganti. "Kemana pakaianku?" kagetnya penuh keheranan, isaknya semakin jelas terdengar sehingga memancing keheranan Kaffa.

     Kaffa menghampiri seraya menenteng kopi panas yang tadi sempat dibuatnya. Segera ia meletakkan kopi itu. Ia melihat Davira seperti shock.

     "Apa yang kamu lakukan, kenapa kamu tarik-tarik kaos itu?" Kaffa meraih tangan Davira, menahannya agar tidak menarik kaos.

     "Pakaianku, mana? Ini...ini ke-kenapa berubah?" Isak Davira semakin keras, suaranya pun terbata layaknya orang yang terkejut. Ia tidak bisa bayangkan jika orang lain melihat sekujur tubuhnya.

     Kemudian Davira mengangkat selimutnya. Mengamati sekujur tubuh dari atas sampai bawah. Betapa terkejutnya dia.

     "Akhh ... kenapa bajunya berubah. Siapa yang sudah mengganti?" gumamnya. Kaffa mendengar apa yang Davira ucapkan.

     Kaffa mendekat, ia duduk di samping Davira tanpa segan, lalu meraih tangannya, mencengkramnya agar Davira tidak bergerak.

     "Aku yang menggantinya, sebab bajumu basah oleh keringat," jelas Kaffa cukup membuat Davira terhenyak.

     "A-apa?"

     Wajah Davira begitu sedih, sepertinya dia sangat menyayangkan pakaiannya sudah diganti Kaffa. Itu artinya Kaffa sudah melihat tubuhnya. Tidak mungkin Kaffa membuka bajunya dengan mata tertutup.

     Davira menghela napas, ia sangat menyesal kenapa Kaffa berani mengganti pakaiannya.

     "Kenapa? Apa yang kamu resahkan dengan pakaian yang aku ganti?" Kaffa balik bertanya dengan nada datar. Menurutnya tidak ada yang salah.

     "Ke-kenapa Kakak mengganti baji aku? Aku malu ...."

     Kaffa mengerutkan kening dalam. "Malu? Kamu malu? Kenapa mesti malu? Bukankah kita masih sah secara agama? Dan ingat, ya, aku belum pernah mengucapkan talak. Jadi, dipastikan kamu masih istriku secara siri."

     Davira tersentak dengan pengakuan Kaffa, yang menegaskan bahwa dirinya masih istri sirinya yang sah secara agama.

     "Kecuali, apabila kamu sudah pernah melakukan hubungan badan dengan pria lain, maka pernikahan siri kita batal. Karena kamu sudah berkhianat," lanjut Kaffa.

     Davira terhenyak, jantungnya seketika seperti mau berhenti bergerak. Kalimat lanjutan Kaffa membuatnya hampir mematikan beberapa bagian urat syarafnya. Kaffa sudah sangat keterlaluan menilainya.

     "Tidakkkkk. Jangan tuduh Vira sekotor dan sehina itu. Kak Kaffa keterlaluan ...." pekik Davira meskipun suaranya lemah karena saking menahan rasa sakit hati atas tuduhan Kaffa yang tidak benar.

     Tubuh Kaffa sedikit terlonjak melihat sorot mata marah Davira. Perempuan muda di hadapannya itu menatap Kaffa dengan sorot mata sedih dan pilu. Tangisnya pecah tidak tertahan.

     Kaffa kembali mendekat, tapi bukan merangkul untuk membujuk dan meminta maaf. Sepertinya Kaffa masih belum cukup untuk mencoba percaya dengan apa yang dikatakan Davira.

     Kaffa meraih wajah Davira, kemudian membingkainya dan berbicara di sana.

     "Bisa dibuktikan Davira Sayang?"

     Davira tidak memberikan respon apa-apa. Dia menangis dengan ketidak percayaan Kaffa terhadapnya. Lagipula dia sudah habis tenaga untuk sekedar beradu otot dengan Kaffa.

     "Jawab, bisa kamu buktikan kalau tubuhmu belum disentuh siapapun?"

     Perlahan Davira mengangguk. Dia sangat yakin, karena dia memang tidak pernah mengumbar tubuhnya pada siapapun atau lelaki manapun.

     "Tidak ada yang pernah melihat tubuh Vira, selain Kak Kaffa." Akhirnya Davira bisa berkata dan meyakinkan kalau dirinya memang benar-benar tidak tersentuh oleh lelaki manapun.

     "Sekalipun lelaki yang tadi?" Kaffa masih butuh kepastian.

     "Sekalipun," tekan Davira diiringi sebuah anggukan pelan.

     "Tringgg."

     Sebuah panggilan WA terdengar berbunyi. Kaffa segera meraih ponselnya dari saku celananya.

     "Papa!"

     Kaffa bangkit lalu mengangkat panggilan.

     "Iya, Pa. Kenapa? Mama ngigau lagi? Baik. Nanti satu jam lagi Kaffa datang ke rumah. Papa jagain Mama dulu, ya."

     Kaffa langsung memutuskan sambungan telpon. Napasnya memburu beberapa detik setelah menerima kabar dari sang papa.

     Sementara Davira, meskipun tubuhnya sedang lemas, dia cukup shock saat mendengar mamanya sakit.

     "Mama sa-sakit?" tanyanya terbata.

     "Semua karena kamu, Vira. Mama terguncang gara-gara memikirkan kepergianmu. Sekarang kamu harus bertanggung jawab atas keadaan Mama," cetus Kaffa menancapkan tuduhan kembali terhadap Davira.

     Lengkap sudah kesedihan Davira. Bertemu kembali dengan Kaffa, bukannya bahagia, tapi justru dirinya bagai tertuduh baru.

NB; tensinya meninggi dulu ya gpp? Kaffa memang belum yakin kalau di luaran Davira bisa menjada dirinya terlebih dia kepergok sedang berdua dengan Arda.

1
Ella
bisa² gagal kulia ini davira🤣🤣🤣
Ella
hahahahaha niat bareng² giliran ketahuan main ilang aja tu bu reta🤣🤣🤣
Sur Yanti
buat davira gk takut ya thore sama marini 🙏🙏🙏
semangat 💪💪💪 lanjut up thor
Sari Nilam: Duh marini gayamu ...angkuh sekali belum tahu aja kalau davira calonnya kaffa , kejang2 ntar yang ada. Jadi cewek matre sih gak ,gak setia.
ayo davira lawan marini dengan main cantik
total 1 replies
Marufah Rufah
ngapain tuh si marini sibuk urus Kaffa kok gk urusin cwok slingkuhn mu itu marini
Neng Itay"85"
sejak kapan ya,, Kaffa jadi Yoda🤔🤔
Sholikhah Sholikhah
nama baru atau panggilan kesayangan itu ..... ?
Penapianoh📝
Yoda siapa thor🥴🥴🥴
Nasir: Typo Kak... 🙏
total 1 replies
Jana
lha Yoda lg... 🤭🤭
Nasir: Typo Kak 🙏
total 1 replies
Tini Uje
koq yoda thor..ngantuk yaaaa 😅
Sholikhah Sholikhah
ketemu isteri bawaannya langsung ngegasssss aja tu kaffa
Jana
semangat kak
Nasir: Mksh byk Kak... 🥰
total 1 replies
Rina Nurvitasari
ceritanya bagus, seru dan bikin penasaran👍👍👍
dewi_nie
tiba2 Kaffa jd romatis mungkin Krn menghirup asap pembakaran bandrek jampi2 vira🤭 trima ajalah yg penting Kaffa GK tensian lagi sama kamu vir..
Nasir: Wkwkwkwkkwk🤭🤭
total 1 replies
Jana
kak othor ini karakter Kaffa apa beneran sekaku itu.. ga ada manis2 nya gitu sama vira 🤭🤣
Nasir: Kaffa sih memang sejak awal karakternya dingin, diceritakan selama menjadi Kakak angkat juga dia karakternya dingin jarang bicar. Nanti deh ya, sedikit dibuat lebih luwes, klo langsung bucin, rasanya enggak natural. 🙏🙏
total 1 replies
Ella
Thor..pengen Sa maki ini si marini 🤭
Nasir: Maki aja Kak gpp. 😄😄😄
total 1 replies
Ella
Jauhkn dari segla hal buruk amin🙏
Nasir: Aamiin...
total 1 replies
Sabaku No Gaara
mantav Arda
Sabaku No Gaara
buat kaffa jera sejera²nya kak...
gedek bayikk
Sabaku No Gaara
iiihhh...mauknya ini si Kaffa...
buat Vira pergi lagi ...biar nyaho kak
dewi_nie
davira harus jelasin ke Kaff jgn ada ditutupin lagi.buat Kaffa jd bucin sama davira..thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!