NovelToon NovelToon
I Love You Tuan (ILYT)

I Love You Tuan (ILYT)

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat
Popularitas:1.7M
Nilai: 4.9
Nama Author: Unchi

Jealita seorang gadis berusia 20 tahun yang dijual ibu tirinya ke sebuah tempat Dolly.

Di saat Jealita ditugaskan untuk melayani lelaki yang berhidung belang. Jealita ditemukan pingsan di kamar mandi.

Madam Natalie akhirnya marah dan mengadakan lelang. Akhirnya diperlelangan itu, Jealita dibeli oleh seorang pengusaha yang sudah menduda. Umurnya juga masih muda 28 tahun tuan Andrew parker namanya.

Hubungan mereka sampai ke jenjang kepernikahan. Hingga perceraian tak terhindarkan.

Setelah perceraian itu, Jealita yang sudah bukan gadis polos lagi akhirnya mencintai Tuan barunya. Apakah cintanya akan terbalaskan??? Jika takdir berkata lain, bagaimana kisah selanjutnya???

saksikan kisahnya hanya di sini. Tentunya dibumbui dengan adegan sesuatu ya...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Unchi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

27

.

.

.

***

"Hallo Bung."

Setelah Andrew menelpon Axel berkali-kali, barulah Axel menjawab telpon itu. Andrew tahu, Axel memanglah orang yang sibuk, sama seperti dirinya. Tapi yang tak disukai dari sifat Axel adalah terlalu percaya diri, licik dan sok jual mahal.

"Maaf tuan Axel, ini saya Andrew."

"Ohh, Tuan Andrew. Bagaimana dengan kerja sama kita? Apa kau menyetujuinya? Aku yakin kau pasti menyetujuinya. Karena 50% bukanlah yang sedikit untukmu."

Ck, baru juga dibicarakan. Axel memang mempunyai dasar rasa percaya diri yang mungkin sudah mendarah daging.

"Maaf tuan Axel, saya memang menelepon karena perihal kerja sama itu. Sepertinya saya tidak bisa menerimanya," balas Andrew yang masih berusaha formal.

Andrew tidak mau salah langkah lagi. Apalagi posisi Jea yang masih depresi sekaligus hamil. Apa yang orang katakan jika Andrew menyerahkan Jea hanya karena 50% saham yang nantinya juga akan direbut kembali oleh Axel, jika Andrew sedang lengah.

"Apa Bung? Apa 50% kurang untukmu? Ayolah Bung, serahkan Kayla padaku! Dan aku akan pastikan, kalau kau tetaplah orang terkaya nomor satu? Bagaimana?"

Axel berusaha tawar menawar. Membujuk juga tentunya 50% bukanlah hal yang sedikit, itu penawaran yang menggiurkan. Tapi Andrew tak lagi tergoda. Kenapa?

"Tidak, terima kasih Tuan Axel. Sepertinya saya menyesal, karena telah mempertemukan Anda dengan istri saya."

Rasa bersalah dan menyesal memang selalu hadir di belakangan. Tapi setidaknya Andrew berusaha untuk merubahnya. Apalagi kini, Andrew mulai tersadar kalau dia menyukai -Jelly- nya. Wanita yang terasa kenyal jika ada di bawahnya. Ah, Jea memang terlalu baik untuknya.

"Kenapa begitu? Bukankah kau yang menawarkannya sendiri??Ayolah, 50% untukmu dan istrimu untukku." Rupanya Axel belum menyerah juga.

Andrew harus tegas sekarang. "Tidak Tuan Axel, dia istriku. Aku mencintainya, jadi jangan harapkan lagi kerja sama yang kau buat itu. Sebab, tidak akan aku terima sampai kapanpun," jawab Andrew tegas, rahangnya mengeras karena menahan emosi.

"It's okay, aku akan menerima keputusanmu."

Di balik telepon itu, Axel tersenyum licik. Dia sudah menyusun rencana cadangan, jikalau Andrew menolak kerja sama itu. Dan sekarang, saatnya menggunakan rencana cadangan itu. Mungkin belum sekarang, lebih tepatnya secepatnya.

"Thomas, suruh anak buahmu bergerak cepat. Jangan sampai ada kesalahan;" suruh Axel kepada orang kepercayaannya itu. Thomas hanya mengangguk patuh dan yang pasti akan melaksanakan perintah dari sang majikan.

***

Andrew sudah memakai setelan jas hitamnya. Dilihatnya Jea masih berdiri sambil menatap jendela. Sudah hampir dua bulan ini, mereka jarang melakukan hubungan selayaknya suami istri. Mungkin dalam sebulan hanya tak sampai 3 kali melakukannya. Karena sejak depresi itu, Jea semakin menjadi sosok pendiam. Pandangannya selalu kosong. Andrew merasa bersalah, bahkan Andrew sudah mencoba mencari cinta dalam iris mata tersebut. Hasilnya tetaplah tatapan kosong belaka.

Kemarin dokter pribadi keluarga Parker menyarankan keduanya untuk berlibur. Jadi, Andrew akan menyiapkan jadwal untuk hari berliburnya. Hitung-hitung honeymoon, karena hampir 10 bulan pernikahan. Andrew belum pernah mengajak Jea pergi berlibur.

"Pagi mom..."

Andrew memeluk Jea sebentar dari belakang. Lalu membawa Jea duduk di tepi ranjang. Wanita hamil muda itu membuang muka, malas jika harus bersitatap dengan wajah Andrew. Bawaan hamilnya yang menginjak 3 bulan ini semakin terasa aneh. Setiap melihat wajah Andrew, perutnya selalu bergejolak ingin muntah disitu juga.

Mungkin terlalu kasian pada Andrew yang harus mandi ulang dan mengganti bajunya kembali, jadi hampir sebulan ini Jea selalu membuang muka saat Andrew ada di dekatnya. Kejadian muntah itu hanya terjadi setiap pagi hari saja. Dan selain pagi, jarang Jea temui rasa mual itu hingga malam menjelang. Yang penting satu, jangan sampai melihat wajah suaminya.

Rutinitas terbaru Andrew setiap pagi adalah, mengelus dan mengajak bicara perut istrinya yang mulai sedikit membuncit. Kegiatan ini, hobinya sekarang. Karena setelah melakukannya, hidupnya jadi lebih semangat. Serasa lebih berwarna dari sebelumnya.

"Daddy berangkat dulu ya baby. Jangan nakal, jangan nyusahin mom, mmmuaaach." Andrew mengecup perut Jea secara langsung. Karena sebelumnya Andrew sudah menyibakkan dress yang Jea kenakan.

Jea hanya diam saja, tak ada respon apapun kecuali diam dan diam.

Andrew berdiri, menangkup kedua pipi Jea. Memberikan ciuman hangat untuk bibir istrinya. Jea memejamkan mata, merasakan sensasi ciuman penuh cinta yang diberikan oleh Andrew. Tapi maafkanlah Jea untuk saat ini, sebab Jea belum bisa membalas ciuman tersebut. Hatinya masih sakit jika mengingat perlakuan kasar Andrew padanya.

"Hari ini aku akan pulang cepat. Jam dua bersiaplah, aku akan mengajakmu ke suatu tempat."

Jea mengerjapkan matanya. Tertarik dengan ucapan yang Andrew lontarkan barusan.

"Kemana?" tanya Jea tanpa menatap lawan bicaranya.

"Kau ingin kemana? Ke pantai, pegunungan atau yang lainnya?" Andrew memberikan penawaran.

Jea terlihat antusias, sepertinya pantai menarik. Sudah lama sekali kakinya itu, tidak menjejakkan di pasir pantai yang begitu dingin dan menyenangkan untuknya

"Aku mau pantai," jawab Jea datar tapi dengan menyunggingkan senyum yang membuat Andrew ikut menarik bibirnya ke atas.

"Baiklah Mom, jangan lupa sarapan ya, demi baby. Nanti ku suruh Murti mengurusnya."

Jea hanya mengangguk. Kelinci putih tetaplah kelinci putih, Jea tetaplah Jea. Meskipun hatinya menolak. Tapi raganya selalu menurut dan patuh. Sudah kebiasaannya patuh, jadi sedikit sulit untuknya memberontak.

***

Jam dua telah tiba. Sesuai janjinya, Andrew akan membawa Jea ke pantai. Semua kebutuhan Jea dan dirinya telah di urus oleh Bimo. Mungkin Andrew akan berlibur 3 hari 3 malam. Agar hal itu terkenang jelas di otaknya, di mana dia telah melakukan honeymoon di saat hampir setahun menikah. Ck, konyol memang. Andrew yang sekarang bukanlah seperti Andrew yang dulu. Jea benar-benar menyadarkannya tentang cinta. Tapi di saat Jea ditanya tentang cintanya. Jea selalu diam, tidak seperti dulu yang selalu antusias menjawab kalau dia juga mencintai Andrew. Untuk saat ini Andrew memakluminya. Mungkin Jea terlalu tertekan hidup bersamanya.

Setelah hampir satu jam menyetir, akhirnya mereka berdua telah sampai di tempat tujuan. Andrew sengaja menyetir sendiri. Meskipun Roy dan Bimo melarangnya, tapi Andrew tetap memaksa. Kemauan sang majikan adalah mutlak, tidak boleh ditolak. Mau tidak mau, Roy dan Bimo akhirnya mengangguk pasrah. Membiarkan sang majikan itu, pergi hanya berdua. Andai Andrew tahu, berdua saja sangat membahayakan nyawa untuk keduanya.

Jea keluar dari mobil dengan wajah yang berseri-seri. Dia berlari-lari kecil. Sebelum berlari tadi, Jea melepaskan alas kakinya dan meninggalkan di sembarang tempat. Toh, suaminya orang kaya, pasti nanti akan dibelikan lagi -tanpa meminta-.

Andrew mengikutinya dari belakang, berjaga-jaga agar tidak terjadi apa-apa dengan Jea dan bayinya tentunya. Jika itu terjadi, Andrew tak akan memafkan dirinya lagi.

"Jelly,, pelan-pelan!" Nasehat Andrew saat melihat Jea yang semakin cepat berlarinya.

"Aaaaaaaaaaa....." Sesekali Jea berteriak, seakan pikirannya jadi plong alias lega meskipun tak harus meminum sprite seperti iklan di televisi.

Teriakan Jea itu menarik perhatian seseorang. Dia adalah Kelvin. Dunia memang begitu sempit. Hampir dua bulan lebih dirinya tak bertemu dengan Jea. Lihatlah sekarang, liburan mereka bahkan sama. Tanpa harus ada janjian di antara mereka. Mereka tetap bertemu. Jodohkah?

Kelvin yang datang satu jam lebih dulu tentunya terkejut akan kehadiran Jea yang berteriak itu.

Kelvin ke pantai tidak sendirian. Melainkan bersama tunangannya, Clara. Liburan ke pantai ini, pada dasarnya atas kemauan Clara. Kelvin hanya menurut saja, jika tak menurut pasti ada aja hal buruk yang akan dilakukan Clara untuknya. Liburan mendadak, justru menguntungkan bagi Kelvin.

Clara menatap wajah Kelvin dengan intens. Mata Kelvin seperti mengarah pada sesuatu. Clara mencoba mengikuti arah pandang itu.

"Wanita?" gumam Clara pelan.

"Kelvin?" teriak Clara tepat di telinga Kelvin. Spontan Kelvin menjauh dan mengusap telinganya yang hampir jebol gara-gara ulah Clara yang tanpa sopan santun itu.

"Kenapa sih, Ra?"

"Kamu menatap wanita itu, aku tak suka."

Kelvin mendengus sebal. "Sudah lah Ra, jangan banyak tingkah atau aku akan meninggalkanmu." Ancaman Kelvin yang seperti itu selalu membuat Clara mengalah dan terdiam. Ingin sekali Clara menyela, tapi diurungkannya.

Mata Kelvin kembali terpusat pada kehadiran Jea, begitu pula Clara. Mata Clara membulat saat mendapati sosok idolanya.

"Kelvin, lihat! Bukankah itu Andrew Parker? Bawa aku ke sana sekarang Kelvin," rengek Clara manja sambil menarik-narik lengan Kelvin agar mau menuruti kemauannya.

Untunglah, suasana pantai di sore ini tidak terlalu ramai. Jadi tak akan banyak mata yang melihat kehadiran Andrew.

Kelvin kembali mendengus. Kesal dengan kelakuan Clara yang seperti kekanakan. Padahal usianya hanya beda setahun saja dengannya.

"Clara stop!!! Jangan norak!"

"Kelvin please!!! Dia idolaku, aku ingin foto dengannya," rengek Clara lagi. Clara memang sudah tahu, jika Andrew dan Kelvin pernah menjadi saudara tiri.

Kelvin pasrah. Mau tidak mau, akhirnya Kelvin menuruti kemauan Clara, mendekati keberadaan Jea dan Andrew.

Clara yang tak sabaran langsung memburu Andrew. Begitu terpana pada pandangan pertamanya, yang dimana baru melihat Andrew secara langsung. Padahal biasanya hanya di majalah. Andrew begitu hot di mata nakalnya

"Sore Tuan Andrew, bolehkah saya berfoto dengan Anda?"

Clara memasang wajah yang begitu manisnya, agar tak ditolak dengan Andrew tentunya. Andrew sempat melirik kedatangan Kelvin. Begitu juga Jea yang langsung terfokus pada kehadiran Clara yang tanpa malu meminta berfoto dengan Andrew. Seperti artis saja. Desis Jea yang pandangannya langsung beralih pada sesosok pria yang selama ini dikhawatirkannya.

Sebab, selama beberapa bulan ini wajah lebam Kelvin selalu terngiang-ngiang di otaknya, melihat Kelvin yang ternyata baik-baik saja membuat Jea bernafas lega. Lega yang membuat hatinya meleleh seketika.

"Tuan Kelvin," gumam Jea yang tanpa sadar menyunggingkan senyum, dan dibalas senyum juga oleh Kelvin. Mereka berdiri di jarak sekitar 3 meter. Yang di mana di tengah-tengah mereka ada Andrew dan Clara sebagai pemisahnya.

Tatapan keduanya syarat akan sesuatu pertanyaan-pertanyaan. Kelvin terus menatap Jea tanpa kedip. Begitu pula sebaliknya.

Keduanya hanya terpaku di tempatnya masing-masing tanpa ada niatan ingin menghampiri atau sebagainya.

Kalau boleh memilih, Kelvin ingin memeluk Jea saat itu juga. Tapi Kelvin tersadar, Jea sudah bersuami. Bahkan dia sedang hamil.

Sedang dirinya, dirinya juga sudah bertunangan. Apakah pantas melakukannya? Sekiranya, itu bukanlah perbuatan terpuji jika dipandang orang lain. Jadi, jalan satu-satunya hanya diam.

Tanpa mereka sadari, Andrew telah menangkap basah pandangan aneh yang menurut Andrew penuh kerinduan itu. Andrew tak mau berdebat lagi dengan Kelvin. Lebih baik Andrew membawa Jea pergi dari situ. Untuk Jea, Andrew masih memikirkan tentang hukuman apa yang pantas untuk istrinya itu. Berani-beraninya dia menatap pria lain seintim itu. Bahkan memberikan senyuman termanisnya untuk si Kelvin. Sedang kan untuknya, mana ada Jea memberikan senyum. Yang ada malah muntahan setiap pagi yang Andrew dapati.

To be continued.

1
Erina Munir
kesiaan deh lo dreuw...😂😂😂😂😂
Erina Munir
ya Tuhan...dasar andreuw gilaaa
Ratna Lita
ama andrew aja jealitha...q jd ilfil low kamu mau ditiduri laki2 sana sini,gimana gitu ya🤭
Ranyta Erni
kno jdi berbelit2 ceritanya si jea jdi gak jelas gitu
kesanya jdi kaya murahan
Yunaisye
jea kembali ma adrew thor
Yunaisye
saya mungkin suka yg rada2 kulit gelap ya jd maco dan dewasa exel itu orangnya
Fitrah Fitrah
duren sawit rupanya
sayangnya galak
Darmi Lulut
sijelly mudah jatuh kepelukan pria lain apa kabarnya siandrew thour
de hàllu
Dari pertama bc aq cm nyimak aj thor cerita mu tp makin ksini udh gk thn mau komen,greget bgt liat sifat ny jea,bs gk thor buat jea pntr dkit atau hilangkan rs cntany sm andrew. mnding sm kalvin aj y thor jea ny
🤩😘wiexelsvan😘🤩
akhirnya heppy end,,,boom 👍👍👍 coment juga vote tertinggal thorrr 😘😘😘
🤩😘wiexelsvan😘🤩
visualnya mantab dech thorrr,,,ganteng" juga chantik 😍😍😍
🤩😘wiexelsvan😘🤩
heyyyy thorrr mo absen dgn 👍👍👍 tertinggal pastinya 😊
Abdul malik Mohamed daud
Bagus cerita nya
Abdul malik Mohamed daud
Mudah mudahan happy ending
Sunnyta Mukherji
hadeeh Queen mbok ya punya sifat nya Andrew sedikit lah
Sunnyta Mukherji
duh... kenapa jelly baik sama patty sih
jellek jengkelinn
murahan bener lw jea
Chenli 🍂🦋🍁
Lanjut kk Unchi
Tri Sulistyowati
langsung tancap
Tri Sulistyowati
wah wah Wah
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!