Alzahro adalah pria miskin dan hanya bekerja serabutan. Awalnya pernikahan itu terjadi karena kecelakaan kecil, ya itu Saat Genisa hendak menikah, tunangan Genisa kabur di hari pernikahannya. kebetulan Alzahro sedang lewat ia pun di tarik oleh Genisa sebagai pengganti pengantin pria.
Selama hidupnya di rumah keluarga Genisa, ia tidak pernah di anggap sebagai keluarga, melainkan seorang pembantu di rumah itu, tapi meskipun Genisa tidak mencintainya, Genisa juga tidak membencinya. Hanya Genisa yang baik padanya di rumah itu.
Berkali-kali Ibu Genisa minta Alzahro bercerai dengan Genisa, tapi Alzahro selalu menolaknya, hingga akhirnya Ibu mertuanya itu pun melakukan sesuatu padanya, memukulnya dengan kayu hingga ia sekarat.
Di saat ia sekarat, ia mendapatkan sebuah berkah, yaitu sistem yang mengubah hidupnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon less22, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23
......❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️......
"Sayang, pulang nanti kita ke toko berlian yuk, sebagai hadiah rumah baru kita," ucap Genisa tersenyum menatap suaminya.
"Kebetulan sekali, aku memang beli sesuatu untuk mu, karena kamu mau berlian, nanti kita ke sana ya," ucap Alzahro mengelus rambut Genisa dengan lembut.
"Terima kasih Sayang, kamu memang yang terbaik," puji Genisa tersenyum.
"Untuk kamu apa sih yang enggak, aku kan sudah berjanji jika aku akan membahagiakan mu, maka aku akan membahagiakan mu terus," jawab Alzahro dengan romantis.
Di samping, Ardi melihat mereka bermesraan menjadi panas, ia mencibir. "Memangnya kamu punya uang berapa membelikan Genisa berlian? Sampah seperti mu jangan memberi berlian, menginjak lantai toko berlian saja kamu nggak pantas!" ledek Ardi tertawa sinis.
"Kamu kenapa sih Ardi, sewot banget dengan kebahagiaan orang lain," ucap Genisa kesal.
Ardi menatap Genisa penuh dengan cinta. "Genisa, mending kamu sama aku aja, aku mampu membelikan semua barang yang inginkan. Bahkan Kau ku jadikan ratu. Dari pada kamu sama dia, takutnya kamu jadi babu."
Genisa menggeserkan kursinya mendekati ke arah Alzahro, ia memeluk tangan Alzahro dan merebahkan kepalanya di bahu Alzahro.
"Urusan rumah tangga ku, kamu tidak perlu ikut campur, kau mungkin bisa membeli semua barang dengan uang mu, tapi kau tidak akan bisa membeli ketulusan. Aku mencintai suami ku bukan karena uang, tapi karena kebaikan dan ketulusan hatinya untuk ku. Terima kasih Sayang, kau yang selalu memenuhi kebutuhan ku," ucap Genisa.
Ardi menatap Genisa, lalu menatap Alzahro tajam dan kesal. Kekasih Ardi yang ada di depannya lebih kesal, di saat mereka kencan malah Ardi menggoda wanita lain, mana wanita itu sudah punya suami lagi.
"Ardi, kok kamu gitu sih? Kamu nggak nganggep aku ada ya? Kalau kisah mu dengan dia belum selesai, kenapa kamu memacari aku! Kamu pikir aku ban serap, kekasih cadangan kamu doang! Aku juga punya hati Ardi! Dari tadi sudah ku tahan karena kau terus menggodanya, tapi lama kesal juga aku. Udah lah, kita putus aja," ucap wanita marah, ia menenteng tasnya dan meninggalkan Ardi.
"Hey! Hey! Mau kemana kamu?" tanya Ardi bingung melihat kekasihnya itu pergi.
Genisa dan Alzahro tertawa bersama. Musibah yang di alami Ardi tidak bisa membuat mereka tidak tertawa.
"Bro, harusnya kamu hargai seseorang yang ada di depan kamu, bukan di sia-siain," ujar Alzahro menasehati, tapi ia masih tertawa.
"Lihat saja, beberapa menit nanti dia juga kembali pada ku, semua wanita itu sama saja, bisa di tebak, karena mereka hanya menginginkan uang," ucap Ardi dengan santai sambil tersenyum percaya diri.
"Semoga saja ucapan mu itu benar," sahut Alzahro.
1 menit...
2 menit...
3 menit...
5 menit...
10 menit...
"Akhhhhhhhhh! Wanita itu benar-benar menyebalkan!" dengus Ardi kesal, ia pun memanggil karyawan restoran itu untuk membayar makanannya.
"Mbak! Saya mau bayar!" panggil Ardi melambaikan tangannya.
Sementara Alzahro dan Genisa masih tertawa.
"Apa yang kalian ketawain! Nggak ada yang lucu!" ucap Ardi ketus.
Saat karyawan itu menghitung harga makanan tersebut, ia pun menyebutkan harganya. "Semuanya 10 juta, Pak."
Mendengar harganya, Ardi sedikit terkejut. Ia tak menyangka jika makanan couple itu harganya sangat fantastis. Mana makanan itu belum di sentuh lagi.
Ardi mengeluarkan ponselnya, ia pun membayar lewat scan QR*S. Setelah membayarnya, Ardi buru-buru pergi dari pada ia lebih malu lagi di hadapan Genisa.
"Ya udah Sayang, kita juga pergi yuk," ucap Alzahro meraih tangan Genisa.
Berhubungan makanan mereka gratis, Alzahro dan Genisa pergi tanpa membayarnya.
"Tuan! Tuan Tunggu!" teriak ibuk yang memakai gaun putih itu memanggil Alzahro.
"Tuan, tadi waktu saya ingin membayar makanan Anda, ternyata makanan di beri gratis oleh managernya," ucap ibu itu.
"Ya udah nggak apa-apa kok," ucap Alzahro mengangguk tersenyum.
"Oh ya, ini kartu nama saya, kalau ada masalah, beritahu saja saya, saya pasti akan sekuat tenaga membantu Anda," ucap wanita itu.
Alzahro menerima kartu nama tersebut, dan ia melihat nama di sana tertera jika suami ibuk Tersebut memiliki perusahaan besar di kotanya
"Ah iya, terima kasih banyak Buk."
Mereka pun berpisah. Alzahro dan Genisa masuk ke dalam mobil.
"Ya udah, sekarang kita pergi ke toko berlian," ucap Alzahro sambil tersenyum.
"Eh, kamu benaran mau ke sana?" tanya Genisa terbelalak tak percaya.
"Lah? Bukannya kamu minta beli berlian tadi, ya sudah ayo," ajak Alzahro.
"Tadi.. Aku hanya berbohong saja kok, aku tuh kesal melihat Ardi, jadi terpaksa aku mengatakan itu," jawab Genisa menundukkan kepalanya.
"Sudahlah, mau itu berbohong atau tidak, kita tetap pergi beli berlian, berhubungan aku pernah beri kamu cincin pernikahan kita, jadi aku belikan berlian untuk cincin pernikahan kita," ucap Alzahro tersenyum.
Perlahan-lahan mobil mereka pun melaju menuju ke toko berlian.
"Terima kasih Sayang," ucap Genisa pelan.
...❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️...