I Love You Tuan (ILYT)
Jalanan yang begitu ramai tak dihiraukannya. Apapun yang terjadi, dia -Jealita- harus mendapatkan pekerjaan. Kalau pulang tidak membawa uang sepeserpun, dia akan diusir dari rumah orang tuanya.
Ya, Jealita mempunyai seorang ibu tiri bernama mami Sherly. Namanya tak seindah dengan sifatnya yang memperlakukan Jealita itu dengan seenak hatinya.
Ibu kandung Jealita meninggal sejak Jealita masih berusia 6 tahun. Sedang papanya menikah lagi ketika Jeal sudah sekolah menengah atas. Dari situlah penderitaan Jea di mulai.
Bahkan setelah lulus sekolah, Jealita harus mencari pekerjaan sendiri. Karena sering datang terlambat, akhirnya Jealita harus bisa menerima kenyataan kalau dirinya diberhentikan dari tempat kerjanya.
Ayah...
Entahlah, ayahnya sudah tidak lagi memerdulikannya sejak ia putus sekolah. Ibu tiri yang kejam itu memang benar faktanya. Meskipun tak semua ibu tiri mempunyai sifat seperti itu. Tapi inilah kehidupan yang dialami Jealita.
***
Jelita terus berjalan. Tujuannya juga tidak jelas. Penampilan yang kusut sering diragukan orang sekitar yang melihatnya. Jealita sosok yang manis, kulit sawo matang kulit-kulit asli orang Indonesia. Tinggi 168cm. Meskipun tubuhnya tak terawat, maklum bukan orang yang berada. Tapi tak menutupi wajah manis nan cantiknya. Dia blasteran amerika. Tapi tak kentara gegara kurang perawatan.
BRUKkk...
"Maaf tuan, maaf saya tidak sengaja," ucap Jealita sambil menunduk karena telah menabrak seseorang yang berjalan di sampingnya. Laki-laki itu terlihat terburu-buru. Namun insiden ini lumayan menarik untuk sang Andrew Parker, saat melihat siapa yang menabraknya.
"Kau, dimana penglihatanmu itu hah?" Kilatan mata Andrew berapi-api membuat orang yang ditatapnya merasakan takut yang amat luar biasa.
'Tidak di rumah tidak di jalan, kenapa semua orang memusuhiku Tuhan.'
Jealita hanya menunduk. Matanya mulai berkaca-kaca. Rasa lapar yang melanda perutnya tak bisa ditoleransi lagi. Rasa lapar dan bersalah. Akhirnya keluarlah butiran air mata itu.
"Kau, kenapa menangis? Dasar wanita!" maki Andrew yang semakin kesal dengan keadaan.
"Maafkan saya tuan," ucapnya lirih.
"Tuan, apakah anda tau dimana ada lowongan pekerjaan? apapun itu Tuan, saya membutuhkannya." Jealita tersimpuh di kaki Andrew.
Andrew semakin tidak mengerti. Sedang sang bodyguard mengawasinya dengan siaga. Kalau-kalau gadis itu adalah suruhan dari musuh sang majikan. Axel atau Ferdinand misalnya.
"Hei, bangunlah! Aku tak punya banyak waktu untuk mengurusi ini semua." Andrew merogoh saku celananya. Sebuah dompet kulit import berada di tangannya.
"Ini ambillah," suruhnya. Disodorkannya 2 lembar uang ratusan ribu di depan wajah Jea.
Jealita mendongak. Dia menatap mata Andrew dengan lekat. Pria itu pahlawannya hari ini. Mulai dari mana dia harus berterima kasih nantinya.
"Tapi Tuan, saya tidak ingin uang. Saya hanya ingin cari pekerjaan."
Jealita berusaha menjaga imagenya sebagai wanita. Meskipun yang ia perlukan saat ini adalah uang. Tapi pemberian uang dari orang asing apakah harus diterimanya dengan begitu saja? Kan tidak?
"Kalau tidak mau, ya sudah."
Andrew menarik uang yang belum sempat diterima oleh Jealita itu. Mau tidak mau, akhirnya Jealita pasrah menerimanya.
"Suatu saat saya akan menggantinya Tuan. Terima kasih atas bantuannya." Jealita tersenyum tipis sambil meraih uang itu. Andrew hanya menarik sudut bibir atasnya dan berjalan menjauhi gadis itu.
Eitssss... Andrew belum benar-benar menjauh. Dia kembali membalikkan badannya. "Siapa namamu???" tanyanya tegas sambil memasukkan ke-2 tangannya di saku celana.
"Jealita Tuan..." jawab Jea sambil menunduk, yang dibalas Andrew dengan anggukan ringan dan kemudian meninggalkan Jea seorang diri. Senyum devil dibalik topeng wajah yang bernama Andrew Parker itu. Pria yang berdarah Italia, menyusun sebuah rencana di dalam otaknya.
***
"Apa ini? Kau fikir uang segini cukup hah! Apa kamu ini gak pernah mengerti hah! Mami mau ke salon, uang ayahmu bahkan tidak cukup untuk mami shopping. Dan sekarang kamu pulang hanya duit segini." Mami Sherly murka. Dia menjambak rambut Jea. Rambutnya yang sudah tidak terawat semakin kusut dibuatnya.
"Aaww sakit mami," rintih Jea sambil menggigit bibir bawahnya.
"Mami tidak perduli. Besok bawakan uang sejuta atau aku akan menjualmu ke madam Natalie," ancam Sherly sambil berlalu meninggalkan Jealita yang sudah tersiksa lahir batin.
Malam itu Jealita terpaksa tidur di luar rumah sebelum mendapatkan uang satu juta rupiah untuk mami tiri terkejamnya.
****
Pagi yang dingin. Wajah yang pucat itu akhirnya terbangun dari tidur yang begitu menyiksanya.
08.00 waktu setempat. Akhirnya Jealita keluar dari rumahnya. Seperti biasa tanpa makan dan minum. Akhir-akhir ini kejahatan maminya semakin bertambah. Dia benar-benar tak punya rasa kasihan untuknya. Untunglah, ada sisa dua puluh ribu di dalam tasnya. Setidaknya uang segitu cukup untuk membeli makan dan minum.
Jealita telah sampai di depan perusahan yang sangat megah dan kokoh. PARKER COMPANY tulisan yang ada di depan bangunan itu.
Jea berusaha mendekat. Dia menghampiri seseorang yang baru saja turun dari mobil yang begitu luar biasa mewahnya. Lamborghini.
"Permisi Tuan, apa saya boleh bertanya?" tanya Jea sambil menundukkan kepalanya.
"Ck... kau lagi rupanya?"
Suara itu. Jealita akhirnya mendongakkan kepalanya. 'Kenapa harus dia?? bodohnya aku yang tak melihat wajahnya dulu sebelum bertanya,' rutuknya dalam hati.
"Maaf Tuan. Apa di perusahaan ini ada lowongan kerja? OG misalnya?" tanya Jea memberanikan diri.
Ini mungkin sedikit memalukan. Tapi Jea harus bekerja dan mendapatkan uang satu juta itu. Kalau tak, ia takut bila ucapan maminya itu akan terjadi. Bagamaina masa depannya kelak? 'Tuhan tolong aku.' Hanya pada Tuhan, Jea meminta pertolongan.
"Di sini karyawan sudah full. Melihat penampilanmu, bahkan kamu tidak pantas bekerja sekalipun itu menjadi OG (Office Girl)," hinanya sambil menghindari tatapan benci yang keluar dari mimik wajah Jea. Perlahan namun pasti. Andrew-pun menghilang dari pandangannya.
'Anda sombong sekali Tuan,' batin Jea tak terima saat dirinya dihina seperti itu. Jea mendesah lelah. Sampai kapan nasib buruknya ini akan berakhi? Dia lelah. Dan hanya bisa pasrah untuk menghadapi nasibnya ini.
***
"Mana uangnya?"
Sherly menengadahkan tangannya di depan wajah Jealita yang semakin terlihat pucat.
"Maaf kan Jea mami, Jea gagal."
PLAKkk
Sebuah tamparan keras mendarat di pipi mulusnya. Tamparan seperti ini sudah ia rasakan berkali-kali. Sakit di pipinya tak sebanding dengan sakit hati yang ia rasakan.
"Sekarang dandani dirimu, cepat! 15 menit harus selesai," suruh Sherly dengan emosi yang masih menggebu-nggebu. Dengan langkah gontai, Jealita akhirnya terpaksa menyiapkan diri. Ya, Jea terpaksa berdandan, karena ia tahu kemana arah jalan selanjutnya.
15 menit akhirnya Jea selesai menyiapkan diri. Hanya memakai dress panjang satu-satunya yang ia punya. rambut lurus itu -asli bawaan sejak lahir- tetap ia biarkan bergerai.
Dengan membawa koper baju yang sudah disiapkan ibu tirinya, Jea akhirnya pergi meninggalkan rumah. Rumah masa kecilnya yang dimana dulu selalu dihiasi tawa dan canda. Kini sudah berganti seperti neraka. Dan bahkan kini Jea harus terpaksa meninggalkan rumah kesayangannya itu.
"Mami, ku mohon jangan jual aku," pinta Jea di tengah isak tangisnya.
"Hapus air mata palsumu itu! Mami sudah muak. Sampai air mata itu berubah jadi darah pun mami tetap akan menjualmu."
'Tega sekali, hiksssss,' batin Jea menjerit.
"Madam Natalie, ini dia orangnya?" ucap Sherly begitu semangat.
"Jadi ini ya?" Madam Natalie menjeda kalimat tanyanya.
"Siapa namamu manis?" tanya madam dengan sangat lembut. Lembut yang dibuat-buat. Umurnya sudah kepala 5 tapi belum insyaf juga. Tetep menjadi sang germo.
"Jea- li-ta," jawab Jealita terbata-bata sambil menahan isak tangisnya.
"Apa kau masih perawan?" tanyanya sekali lagi.
"Saya..."
to be continued.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
🤩😘wiexelsvan😘🤩
heyyyy thorrr mo absen dgn 👍👍👍 tertinggal pastinya 😊
2021-12-17
1
Chenli 🍂🦋🍁
Lanjut kk Unchi
2021-08-10
0
nurul
mulai baca
2021-07-06
0