NovelToon NovelToon
The Vault : Organisasi Penyeimbang Dunia

The Vault : Organisasi Penyeimbang Dunia

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Sci-Fi / Misteri / Mata-mata/Agen
Popularitas:564
Nilai: 5
Nama Author: Saepudin Nurahim

The Vault membawa pembaca ke dalam dunia gelap dan penuh rahasia di balik organisasi superhero yang selama ini tersembunyi dari mata publik. Setelah markas besar The Vault hancur dalam konflik besar melawan ancaman luar angkasa di novel Vanguard, para anggota yang tersisa harus bertahan dan melanjutkan perjuangan tanpa kehadiran The Closer dan Vanguard yang tengah menjalankan misi di luar angkasa.

Namun, ancaman baru yang lebih kuno dan tersembunyi muncul: Zwarte Sol, sebuah organisasi rahasia peninggalan VOC yang menggabungkan ilmu gaib dan teknologi metafisik untuk menjajah Indonesia secara spiritual. Dengan pemimpin yang kejam dan strategi yang licik, Zwarte Sol berusaha menguasai energi metafisik dari situs-situs kuno di Nusantara demi menghidupkan kembali kekuasaan kolonial yang pernah mereka miliki.

Para anggota The Vault kini harus mengungkap misteri sejarah yang tersembunyi, menghadapi musuh yang tak hanya berbahaya secara fisik, tapi juga mistis, dan melindungi Indonesia dar

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Saepudin Nurahim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mesin Penjelajah Batas

“Kalau semua akses komunikasi bisa dilacak... kita butuh cara lain.”

Itu kalimat terakhir yang Bagas ucapkan sebelum ia dan Yuni berangkat menuju titik pertemuan rahasia dengan Eko. Sejak pagi, markas The Vault seperti sarang lebah—penuh pergerakan, tapi tetap terorganisir. Semua orang bergerak sesuai perintah Dira. Waktu mereka sedikit. Dan musuh bisa saja sudah mulai mengawasi.

Rivani dan Intan sibuk di ruang pengamatan, menganalisis pola satelit dan perubahan cuaca di sekitar lingkar kutub. Keduanya sempat berselisih soal interpretasi data, tapi akhirnya menemukan satu celah kecil dalam rotasi satelit Eropa yang bisa dimanfaatkan untuk menyelinap masuk dalam waktu delapan jam tanpa terdeteksi.

Noval, di sisi lain, hampir seperti anak kecil yang ditinggal sendirian di toko mainan. Ia menyusuri semua database legenda lama, peta kuno, bahkan peta palsu dari abad ke-15, lengkap dengan gambar monster laut dan tulisan latin yang nyaris tak bisa dibaca. Semakin aneh sumbernya, semakin ia antusias.

Sementara Rendi... seperti biasa, diam tapi efektif. Dalam waktu singkat, ia sudah menyiapkan logistik, pakaian termal, generator portable, dan peralatan eksplorasi ekstrem yang biasa digunakan tim pencari kutub. Tak ada yang tahu kapan mereka akan kembali, jadi ia menyiapkan seolah mereka tidak akan kembali sama sekali.

Dan Dira? Ia tidak ikut mereka. Tidak pagi itu.

Karena ia punya misi sendiri—dan itu dimulai dari lantai paling bawah markas Vault, tempat Arka meninggalkan warisan yang belum pernah tersentuh: Robit.

Ruangan itu sunyi. Dindingnya dihiasi panel energi tua, sebagian besar sudah tidak aktif sejak Arka menghilang. Tapi di tengahnya berdiri satu terminal besar berbentuk kapsul silinder, dihubungkan ke ratusan kabel.

Dira berdiri di depan mesin itu, menekan urutan kode yang hanya diketahui oleh tiga orang: Arka, Dira, dan... The Closer.

Mesin menyala. Lampu biru menyinari ruangan, dan suara familiar terdengar—suara tanpa emosi tapi tidak dingin.

“Selamat datang kembali, Dira. Aktivasi unit: Robit-Inti.”

“Robit, aku butuh bantuanmu,” ucap Dira, mendekat.

“Silakan. Permintaan?”

Dira mengambil napas dalam-dalam. “Kita akan ke Antartika. Butuh kendaraan. Tapi bukan sekadar kapal. Aku butuh—kapal selam dan kapal laut dalam satu wujud. Bisa menembus es, bisa menyelam dalam, bisa menyamar dari radar. Cepat, kuat, dan senyap.”

“Klasifikasi desain: Mobilitas hibrida. Level: Rahasia-Tiga.”

“Ya. Model referensinya... mirip desain ‘Polar Tank’—kapal bawah laut tempur dengan ruang ekspansi internal.”

“Mengakses desain inspiratif... Referensi diterima. Proses integrasi dimulai.”

Layar holo langsung menampilkan blueprint. Bentuk awalnya seperti paus logam, tapi dengan detail bagian atas bisa mengembang jadi dek kapal biasa. Dinding kapal dirancang dari lapisan thermium cair—logam eksperimental peninggalan Arka yang bisa berubah bentuk dan merespon suhu sekitar.

Dira memandangi blueprint itu. “Aku butuh ruang kerja medis, ruangan observasi, ruang mes untuk enam orang, dan ruang penyimpanan logistik dua minggu.”

“Penyesuaian diterima. Estimasi produksi: Dua belas jam untuk prototipe. Empat hari untuk versi siap pakai.”

“Terlalu lama. Kita harus bergerak dalam dua hari.”

“Solusi: Memakai unit prototipe. Perlu risiko tambahan. Sistem belum stabil. Tapi bisa berfungsi.”

Dira menggigit bibir bawahnya, berpikir. “Lakukan. Kita ambil prototipe. Tapi pastikan sistem navigasi dan kamuflase bekerja penuh.”

“Diterima. Proses dimulai. Harap tunggu.”

Panel di sampingnya terbuka. Robit mulai mencetak bagian demi bagian kapal itu menggunakan teknologi cetak energi milik Arka. Satu persatu lempengan metalik dengan tekstur aneh mulai terbentuk. Seperti paus dari dimensi lain perlahan lahir di ruang gelap ini.

Sementara itu, di ruang atas, Rivani berjalan ke ruang logistik, menemukan Rendi sedang memasang sensor tekanan pada satu helm kutub.

“Hei. Kamu yakin semua ini worth it?” tanyanya, suara pelan tapi tegas.

Rendi tidak menoleh. “Kita udah terlalu dalam buat mundur, Riv.”

“Bukan soal itu. Gue cuma... ini makin absurd. Dua belas benua? Di balik es? Gue masih belum bisa percaya kita beneran ngikutin teori bumi datar.”

Rendi menatapnya. “Nggak harus percaya teorinya. Cukup percaya bahwa ada sesuatu yang belum kita ketahui. Dan selama kita nggak cari, kita cuma akan jadi penonton.”

Rivani terdiam. Tak lama kemudian, ia ikut membantu menyiapkan tabung oksigen tambahan.

Di lorong lain, Noval berdiri di depan peta dunia yang ia tempel di dinding kaca. Ia mencoret-coret garis-garis yang mengarah ke lingkar kutub, mencoba menyatukan titik dari jurnal-jurnal tua yang penuh teka-teki.

Satu tulisan menarik perhatiannya.

“Neuschwabenland – wilayah misterius di Antartika, diduga pernah jadi markas rahasia milik pasukan khusus Jerman dan VOC. Akses ditutup total sejak 1950.”

Noval membulatkan lingkaran di situ. “Dapat.”

Malam tiba. Di ruang pembuatan, suara mesin makin kencang. Dira masih berdiri di sana, memperhatikan. Peluh menetes di pelipisnya. Tapi tatapannya teguh. Ini bukan sekadar kapal. Ini pernyataan perang terhadap batas dunia yang selama ini dianggap mustahil disentuh.

“Unit siap uji coba,” kata Robit.

Dira masuk ke dalam dek utama kapal itu. Interiornya futuristik, tapi tidak berlebihan. Ada ruang observasi dengan kaca tebal ke segala arah, kokpit transparan dengan kontrol sentuh, dan—yang paling penting—sebuah modul silinder di tengah ruangan.

“Modul apa ini?” tanya Dira.

“Unit pengangkut artefak atau makhluk yang mungkin ditemukan. Dengan sistem isolasi metafisik. Dirancang dari studi Residual Energy Vault tahun lalu.”

Dira mengangguk. “Kita siap.”

Tapi saat Dira melangkah keluar dari kapal dan hendak kembali ke markas atas, satu suara muncul dari speaker utama Robit—dan nada suaranya tak seperti biasa.

“Peringatan. Sinyal frekuensi lama terdeteksi. Kode: ZS-1779. Sumber: Neuschwabenland.”

Dira berhenti. Matanya membelalak.

Zwarte Sol... sudah aktif di Antartika.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!