DALAM PROSES REVISI
"Lebih baik, kau mati saja!"
Ucapan Bram membuat Cassandra membeku. Dia tidak menyangka sang suami dapat mengeluarkan pernyataan yang menyakiti hatinya. Memang kesalahannya memaksakan kehendak dalam perjodohan mereka hingga keduanya terjebak dalam pernikahan ini. Akan tetapi, dia pikir dapat meraih cinta Bramastya.
Namun, semua hanya khayalan dari Cassandra Bram tidak pernah menginginkannya, dia hanya menyukai Raina.
Hingga, keinginan Bram menjadi kenyataan. Cassandra mengalami kecelakaan hingga dinyatakan meninggal dunia.
"Tidak! Kalian bohong! Dia tidak mungkin mati!"
Apakah yang terjadi selanjutnya? Akankah Bram mendapatkan kesempatan kedua?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss Yune, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
27. Biarkan Aku Pergi
Jessie, yang berdiri di ambang pintu, menatap adiknya dengan gelisah. Meskipun, dia sendiri memiliki persoalan yang harus diselesaikan. Akan tetapi, rumah tangga yang dimiliki oleh Cassie adalah hal yang paling rumit.
"Yakin nggak mau pamit ke Bram?" tanyanya pelan.
Cassie hanya menggeleng. "Dia tidak perlu tahu."
Tapi begitu mobil Cassie mulai menjauh, Jessie buru-buru merogoh ponsel. Ia menulis pesan singkat, menimbang kata-kata yang tepat sebelum akhirnya menekan kirim.
“Jangan sampai kamu kehilangan hal paling berharga yang pernah kamu punya hanya karena kamu terlambat menyadarinya. Pergilah sekarang menuju bandara, sebelum terlambat.
Pesan itu terkirim ke satu nama: Bram.
Jessie memahami Cassie ingin menjauh dari semua hal yang berhubungan dengan Bram. Pemberitaan tentang Bram yang memiliki hubungan dengan Raina telah tersebar.
Walaupun pria itu telah mengklarifikasi semuanya. Cassie masih tidak mempercayai ucapan Bram. Wajar saja hal itu terjadi, Bram tidak pernah menunjukkan kasih sayangnya pada Cassie. Tidak sebelum kecelakaan menimpa wanita itu.
Memberikan kesempatan kedua bagi pria yang telah menyakiti adiknya merupakan hal yang sulit. Namun, Jessie beberapa kali memergoki adiknya mencemaskan sesuatu. Yang diyakini oleh Jessie mengkhawatirkan rumah tangganya.
Sementara itu, di kantor, Bram tengah menutup laptop saat notifikasi masuk. Ia membuka pesan dari Jessie dan membaca perlahan. Setelah melakukan konferensi pers, keadaan menjadi sedikit tenang.
Hanya saja, dia masih belum berani mendekati Cassie. Ada beberapa hal yang perlu dia bereskan termasuk melaporkan Raina atas pemberitaan yang disebarkan oleh Raina.
Pria itu membaca perlahan pesan dari Jessie. Seketika, dadanya terasa seperti diremas. Kata-kata itu menghantam kesadarannya, membangkitkan semua emosi yang sempat dia tekan.
Cassie akan pergi. Dan dia membiarkanku tinggal dalam diam?
Bram segera bangkit, tak peduli rekan-rekan yang menatap aneh melihatnya berlari keluar. Ia menyambar kunci mobil dan menembus hujan yang mulai turun rintik.
"Kau tak akan bisa pergi lagi dari hidupku, Cassie. Kau ditakdirkan untuk menjadi milikku," gumam Bram.
Pikiran Bram bercampur aduk. Hatinya bergemuruh. Ia tidak bisa membiarkan Cassie pergi, apalagi dalam keadaan seperti ini—saat mereka belum benar-benar bicara dari hati ke hati.
Mobil Cassie melaju ke jalan tol, sopir keluarga Nugroho fokus pada arah. Cassie menatap jendela, mencoba menenangkan hatinya. Namun tiba-tiba, sopirnya mengerem mendadak.
Sebuah mobil mewah berhenti melintang tepat di hadapan mereka, memblokir jalur. Sopir itu membuka kaca dan berteriak kesal, tapi Cassie langsung membeku saat melihat sosok yang keluar dari mobil penghalang itu.
Bram.
Dengan kemeja basah kuyup dan rambut berantakan, Bram berdiri menatap Cassie dari balik kaca. Nafasnya memburu, bukan hanya karena berlari—tapi karena rasa takut kehilangan yang menyergap.
Cassie turun dari mobil, berdiri berhadapan dengan Bram. Hujan mulai mengguyur, membuat udara semakin dingin. Namun, tatapan Cassie jauh lebih dingin dari apa pun yang Bram rasakan.
“Kenapa kamu datang menghalangi jalanku?” tanyanya datar.
“Aku nggak bisa biarin kamu pergi tanpa bicara, Cass,” jawab Bram, suaranya lirih tapi jelas. “Aku tahu semua ini salah. Tapi setidaknya, aku ingin—”
“Kamu ingin apa?” potong Cassie cepat. “Ingin mengulang semua luka? Ingin bilang kalau kamu sebenarnya mencintaiku padahal semua perhatianmu hanya tertuju pada Raina?”
Bram terdiam. Matanya menatap lekat-lekat perempuan yang dulu begitu lembut, kini berdiri tegar walau air mata menyelinap di sudut matanya.
“Yang kamu pedulikan Raina,” lanjut Cassie pelan, “Kamu nggak ingat bagaimana pengorbananku untuk mendapatkanmu. Kamu nggak ingat bagaimana aku kehilangan anak pertama kita sendirian karena kamu terlalu sibuk dengan wanita itu.
Cassie mengangkat dagunya. “Aku lelah, Bram. Aku ingin mengakhiri ini semua. Aku tidak ingin menjadi pilihan kedua.”
Bram menggenggam tangannya, gemetar. “Cassie, kamu bukan pilihan kedua. Aku... aku hanya bingung. Tapi aku tahu satu hal: aku tidak bisa kehilangan kamu. Aku sudah melaporkan tindakan Raina pada pihak berwajib. Dia tidak akan mengganggu hubungan kita lagi.
“Tapi aku sudah lelah. Biarkan aku pergi, Bram. Please, let me go."
Jawaban itu seperti pisau yang menusuk jantung Bram. Cassie menarik tangannya dari genggaman Bram, berbalik, dan kembali ke mobil.
Bram tak bergerak, hanya berdiri di tengah jalan, menyaksikan mobil itu melaju menjauh. Hujan mengguyur tubuhnya, menyamarkan air mata yang jatuh.
Namun, tekadnya tidak akan pernah berubah. Ke mana pun Cassie pergi. Dia akan ikut pergi. Pria itu harus berpikir tenang sebelum mengambil tindakan gegabah.
Bram merogoh ponselnya, seharusnya dari awal dia menggunakan kekuasaannya. "Selidiki tempat yang dituju oleh Cassie. Aku tidak ingin kalian kehilangan jejaknya kali ini," perintah Bram.
Kemudian, dia menghubungi seseorang yang sebenarnya sangat dihindari Bram. "Aku butuh bantuanmu," ucap Bram.
***
Bersambung...
Terima kasih telah membaca...
Dan juga Bram sekarang sudah bisa bersikap tegas sama Raina & emaknya, setelah dia menyadari kesalahannya dan gak mudah menggapai hati cassie
Dan kamu Bram memang harus sabar dan menunggu bumil untuk membuka hati lagi?? 🤔😇😇💪💪💪
semoga bumil kali ini bisa menjalani kehamilannya dengan happy dan kerjain Bram dengan ngidammu yg menyusahkan ya calon dekbay?? 🤔😇😇
Selamat menikmati buah kebodohanmu? dan selamat berjuang menaklukan bumil yg sensitif karena hormonal dan rasa kecewanya padamu??? 🤔😇😇😇