Chen Lin, sang mantan agen rahasia, mendapati dirinya terlempar ke dalam komik kiamat zombie yang ia baca. Sialnya, ia kini adalah karakter umpan meriam yang ditakdirkan mati tragis di tangan Protagonis Wanita asli. Lebih rumit lagi, ia membawa serta adik laki-laki yang baru berusia lima tahun, yang merupakan karakter sampingan dalam komik itu.
Sistem yang seharusnya menjadi panduan malah kabur, hanya mewariskan satu hal: Sebuah Bus Tua . Bus itu ternyata adalah "System's Gift" yang bisa diubah menjadi benteng berjalan dan lahan pertanian sub-dimensi hanya dengan mengumpulkan Inti Kristal dari para zombie.
Untuk menghindari kematiannya yang sudah tertulis dan melindungi adiknya, Chen Lin memutuskan untuk mengubah takdir. Berbekal keterampilan bertahan hidup elit dan Bus System yang terus di-upgrade, ia akan meninggalkan jalur pertempuran dan menjadi pedagang makanan paling aman dan paling dicari di tengah kehancuran akhir zaman!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Si kecil pemimpi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Level Satu
Butuh hampir 70 menit sampai mereka memastikan tidak ada zombie tersisa di seluruh area apartemen tiga lantai itu.
Wen Tao yang sejak tadi menunggu di belakang mereka langsung bergerak. Ia jongkok dan mulai membuka kepala-kepala zombie yang sudah dibunuh, mengumpulkan inti kristal satu per satu. Karung di tangannya makin lama makin berat.
Jumlah akhirnya adalah 188 inti kristal—angka yang lumayan besar untuk komunitas sekecil ini. Tak heran, apartemen ini hanya tiga lantai, jadi populasi zombienya memang tidak terlalu padat.
Beberapa penghuni mulai memberanikan diri keluar. Ada yang berterima kasih dengan mata berkaca-kaca, ada yang hanya menatap tak percaya sekaligus ketakutan.
Chen Lin, tetap tenang, memperingatkan mereka sebelum pergi.
“Jangan tunggu bantuan datang,” katanya tegas. “Kalian harus mulai memikirkan bagaimana menyelamatkan diri sendiri. Setiap hari akan lebih berbahaya.”
Ia tidak menunggu balasan. Mereka berempat berbalik dan meninggalkan area itu. Di halaman, seekor zombie yang terbakar hangus masih mengepulkan asap. Aroma daging gosong menyengat hidung.
Wen Tao memanggul karung inti kristal dengan semangat seolah membawa harta karun.
Sebelum kembali ke bus, mereka berhenti sebentar di penginapan kecil yang hanya dihuni beberapa zombie. Mereka membunuhnya dengan mudah lalu masuk.
Listrik masih menyala, air masih mengalir. Hari ini adalah hari ketiga, dan dalam ingatan Chen Lin tentang komik yang pernah ia baca, semua fasilitas akan benar-benar mati total pada hari kelima.
Mereka mandi cepat-cepat, membersihkan darah dan bau busuk dari tubuh. Setelah merasa segar, mereka keluar dengan langkah ringan, siap kembali ke bus.
Setelah sepakat, Chen Lin meminjam inti kristal dari mereka bertiga. Setelah dipotong 20% sebagai biaya sewa dan ditambah sisa pinjaman, total yang ia pegang adalah 96 inti kristal—cukup untuk melakukan upgrade.
Mereka berdiri mengelilingi panel sistem di samping bus, bersemangat seperti anak kecil yang menunggu kembang api. Chen Wei menggenggam tangan kakaknya erat-erat, sedangkan Wen Tao tampak tegang tapi tidak bisa menutupi rasa penasarannya.
Chen Lin memasukkan inti kristal ke dalam slot sistem. Layar muncul:
[Apakah Anda ingin meng-upgrade ke Level 1?]
Tanpa ragu Chen Lin menekan Setuju.
Layar tiba-tiba menjadi hitam.
“Eh… jangan-jangan ini penipuan?” Wen Tao panik. “Jangan bilang busnya rusak!”
Namun beberapa detik kemudian layar menyala kembali dengan kilau terang:
[Upgrade selesai!]
[Selamat! Bus Anda telah mencapai Level 1!]
Wen Tao langsung bernapas lega dan melompat kecil.
Layar menampilkan pilihan ruangan yang bisa ditambahkan. Ada kamar tidur, dapur, ruang makan, toilet, ruang tamu, ruang penyimpanan, dan sebagainya.
Sayangnya, mereka hanya bisa memilih dua ruangan.
Chen Lin tanpa ragu memilih:
Kamar mandi dan Dapur.
Bus kini punya dua tangga menuju lantai dua:
Tangga dalam, untuk mereka sendiri.
Tangga luar, kalau sewaktu-waktu ada orang ingin naik tanpa masuk ke lantai dasar.
Bus menjadi tahan peluru, tahan bom, dan bahkan jika ditabrak benda berat, tidak akan lecet sedikit pun.
Wen Tao langsung ribut, “Lihat-lihat tampilannya! Bikin keren dikit kek!”
Chen Lin menggeleng. “Tidak usah mencolok.”
Wen Tao menggerutu, merasa bus dua lantai jelas sudah mencolok. Namun Chen Lin memandangnya dengan meremehkan menyuruhnya keluar melihat tampilan bus.
Wen Tao penasaran dan keluar. Seketika matanya membelalak.
Bus itu… tetap terlihat seperti bus tua biasa. Tidak ada tanda dua lantai sama sekali. Tidak ada perubahan. Bentuknya seperti bus rongsokan.
“Sial… ini penyamaran yang terlalu kuat, tapi darimana dia tahu padahal dia tidak keluar? ” gumam Wen Tao tak percaya.
Ini yang membuat Chen Lin paling semangat.
Begitu ia menyetujui hadiah ketiga, tiba-tiba di samping pintu ruang statis muncul satu pintu baru.
Chen Lin berlari membukanya.
Mereka semua terkejut.
Di dalam pintu itu terdapat dua petak besar:
Satu hektar tanah hitam subur, cocok untuk menanam apa pun.
Satu hektar padang rumput hijau, luas dan lembut, cocok untuk memelihara ternak.
Chen Lin hampir berteriak saking bahagianya. Akhirnya… yang ia tunggu-tunggu datang juga. Sistem benar-benar tidak mengecewakannya.
Chen Wei memeluk kakaknya sambil memuji berkali-kali.
Wen Tao bahkan bertanya serius, “Sepupu, kamu beli bus ginian di mana?!”
Chen Lin menjawab santai, “Tempat besi rongsokan.”
Wen Tao: .....
“GAK MUNGKIN!”
Chen Lin mengabaikan teriakannya
Mereka segera naik ke lantai dua bus.
Selain dapur dan toilet, lantai itu masih kosong. Chen Lin membuka pintu kamar mandi terlebih dahulu.
Di dalamnya ada: Shower kaca transparan, Bak mandi marmer putih, Wastafel lebar dengan cermin besar berlampu LED, Rak handuk bersih, Lantai anti-slip, Air hangat otomatis, Sabun, sampo, dan perlengkapan mandi lengkap, Ventilasi yang nyaman dan wangi segar
Seperti kamar mandi hotel bintang lima. Chen Lin tidak tahu dari mana airnya berasal, tapi ia yakin itu tidak terbatas. Akhirnya dia tidak perlu menggunakan kekuatannya untu hal-hal sepele hehe.
Dapur itu membuat Chen Lin dan Jin Rang terpukau: Kulkas besar tiga pintu, Oven listrik, Kompor induksi empat tungku, Microwave, Rak bumbu tertata rapi, Laci penuh pisau dan peralatan masak, Meja dapur marmer hitam, Bak cuci piring stainless, peralatan makan lengkap, Freezer kecil tambahan, Mesin penghangat makanan.
Chen Lin menatap Jin Rang dengan semangat seperti berkata, “Lihat? Kamu bisa masak banyak makanan enak!”
Jin Rang yang biasanya tenang, kini terlihat benar-benar kewalahan oleh semua hal yang ia lihat hari ini. Dunia sudah kiamat, tapi fasilitas di sini seperti dunia lain.
Ruang tengah masih kosong, jadi Chen Lin langsung masuk ke sistem restore dan mengambil barang-batang yang tidak dikunci seperti: 10 kasur lipat, 1 sofa super empuk yang panjang, model santai ala “ikan asin” favoritnya, Dua meja kecil multifungsi, beberapa lemari, dan Beberapa bantal besar lembut.
Dia mendekornya sesuka hatinya, hingga ruang kosong tadi berubah jadi ruang santai yang tertata rapi.
Chen Lin langsung melompat ke sofa empuknya dan berguling sebentar seperti anak kecil.
Ah… akhirnya bisa rebahan.
Chen Wei ikut berbaring di samping kakaknya.
Wen Tao berjalan mengelilingi ruangan, meskipun dia sudah melihat secanggih apa benda-benda yang ada dilantai satu. Itu tidak menghentikannya untuk melihat-lihat lagi yang ada disini.
...****************...
Aduh maaf ya baru bisa update lagi, soalnya di rl lagi sibuk sampe tidak ada waktu untuk ngehalu. mungkin kedepannya juga akan sibuk, gak janji bisa up tiap hari, tapi othor akan berusaha
makasih udah up untuk hari ini👍👍👍 cerita nya bagus seru sekali cerita nya👍👍