Ujian rumah tangga yang tidak pernah usai. Kekecewaan seorang istri yang sedang mengandung harus menyaksikan suaminya menikah lagi.
Rasyid tidak punya pilihan lain harus mengetahui wanita yang mengaku telah menghamilinya. Rasyidi berbohong kepada istrinya dan melangsungkan akad pernikahan tanpa sepengetahuan sang istri.
Tetapi jalan Tuhan jauh lebih indah yang membuat Cilla sang istri tahu. Cilla berpikir suaminya akan menghentikan semuanya dan nyatanya tetap melanjutkan pernikahan itu.
Cilla memilih untuk mengalah dengan semua rasa sakit hati yang tidak akan pernah sembuh, memilih untuk pergi dan hanya meminta kepada sang pencipta untuk menghilangkan seluruh perasaan cinta yang begitu besar kepada suaminya tanpa tersisa apa-apa.
Sampai 8 tahun kemudian Cilla kembali dengan kehidupan yang baru dan ingatan yang baru tanpa tersisa orang yang pernah dia cintai.
Bagaimana pertemuan suami istri itu kembali setelah bertahun-tahun?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 21 Cemburu
Masih di acara pesta tersebut yang mana sekarang Cilla berjongkok di hadapan putranya dengan merapikan pakaian putranya itu yang sedikit berantakan dan juga terkena noda makanan.
"Acaranya baru saja dimulai dan kamu sudah seperti ini," ucap Cilla geleng-geleng kepala.
"Maaf. Bunda," ucap Gama merasa tidak enak
"Cilla!" tiba-tiba saja ada yang menegurnya membuat Cilla mengangkat kepalanya melihat pria yang berdiri di belakang putranya adalah Andrean.
"Andrean," sahut Cilla kemudian langsung berdiri.
"Kamu ada di acara ini juga?" tanya Cilla dengan dahi mengkerut.
"Benar," jawab Andrean dengan tersenyum.
"Aku sejak tadi justru melihat kamu dan aku segan menyapa kamu karena kamu masih bergabung bersama keluarga kamu, tetapi akhirnya aku punya kesempatan untuk menyapa kamu," sahut Andrean.
"Ya ampun, mengapa harus berlebihan seperti itu dan kalau mau menyapa harus di siapa saja," sahut Cilla dengan tersenyum.
"Bunda, siapa Om ini?" tanya Gama yang sejak tadi kepalanya mendongak ke atas sangat penasaran dengan laki-laki yang berbicara dengan bundanya.
"Gama, ini Om Andrean. Om Andrean adalah orang yang membelikan kamu mainan miniatur pesawat terbang waktunya itu," jawab Cilla.
"Hallo Om, makasih Om sudah memberikan miniatur pesawat terbang untuk Gama, sangat bagus sekali hadiahnya," ucap Gama dengan tersenyum lebar.
"Sama-sama anak tampan. Om senang jika kamu menyukai hadiah dari Om dan lain kali Om akan membelikan hadiah lagi," ucap Andrean mengusap-usap pucuk kepala Gama.
"Andrean kamu tidak perlu perlu repot-repot seperti itu," sahut Cilla merasa tidak enak.
"Tidak apa-apa Cilla justru aku senang, bisa berbagi hadiah dengan Gama," sahut Andrean dengan tersenyum.
Mereka terlihat mengobrol dengan senyum lebar di wajah masing-masing dan terlihat nyaman satu sama lain dan ternyata pemandangan itu harus disaksikan oleh Rasyid dari kejauhan beberapa meter.
Dari tatapan bola mata indah itu sudah dapat dipastikan bahwa dia tidak suka dan ada rasa cemburu saat wanita yang masih dia cintai berbicara begitu akrab dengan seorang pria dan selama ini dia mengetahui Cilla sangat menjaga batasannya untuk tidak berbicara terlalu intens dengan lawan jenisnya.
"Aku mendengar adanya kerjasama diantara mereka," Rasyid menoleh ke sebelahnya dan ternyata Arya menegurnya yang mungkin mengerti apa yang di pikirkan oleh Rasyid.
"Aku juga mendengar bahwa proyek yang kamu ajukan ditolak gara-gara sudah di salip perusahaannya," ucap Arya.
"Lalu apa dia juga akan bekerja sama dengan grup Lucy ?" tanya Rasyid.
Perusahaan besar milik Mizwar sudah pasti menjadi incaran kerjasama pengusaha lain yang tidak kalah besarnya.
"Tetapi sampai saat ini perusahaan tidak bekerja sama dengannya," jawab Arya.
"Aku tidak tahu kenapa perusahaan yang dipimpin olehnya terus saja mengganggu perusahaanku, seolah-olah menginginkan perusahaanku, tidak bekerjasama dengan siapapun, jika lengah sedikit maka akan berpindah pada tangannya," ucap Rasyid ternyata sangat mengenali siapa Andrean karena memang salah satu pembisnis muda.
"Bukankah dalam dunia bisnis hal itu sudah menjadi biasa. Perusahaan kamu sedang menjadi pembicaraan dan juga sangat maju, pasti perusahaan dia tidak ingin kalah saing dan tidak ingin sempat disalib oleh kamu, jadi dia akan mencegah hal itu," jawab Arya.
"Tetapi jika terus-terusan seperti ini, perusahaanku akan mengalami kerugian yang banyak," jawab Rasyid.
"Coba bekerjasama dengan perusahaan Lucy dan siapa tahu saja Pak Mizwar tertarik, walau beliau sudah tidak memimpin lagi dan dipindahkan pada tuan Ramos, mungkin saja banyak pertimbangan karena mereka juga mengetahui bahwa kamu sangat ahli dalam bisnis," ucap Arya memberi saran kepada temannya itu di saat dia mengetahui adanya kesulitan.
Arya memang masih menjadi orang setia bekerja pada Grup Lucy dan bahkan selama ini mendampingi Lulu untuk menjalankan tugas besar yang diberikan kepadanya.
Tetapi namanya persahabatan dia tetap selalu memberi support kepada Rasyid tanpa mencampur tangankan urusan pribadi dari dua keluarga itu.
Rasyid mendengar saran dari temannya itu membuatnya mendengus dengan tersenyum.
"Apa kamu pikir hal itu akan mungkin terjadi?" tanya Rasyid.
"Arya, mereka sangat membenciku dan tidak menginginkan aku muncul di hadapan mereka dan dengan aku bekerja sama dengan perusahaan itu maka sama saja akan membuat petaka besar bagi mereka. Hubunganku dengan Cilla tidak sebaik itu," ucap Rasyid.
"Aku tahu ini memang pasti hal yang sulit, tetapi aku percaya kamu bisa menangani semua permasalahan yang terjadi di perusahaan," ucap Arya membuat Rasyid menganggukkan kepala.
"Mikayla ayo sini!" Gama mengajak Mikayla untuk pergi bersamanya dengan menggenggam tangan Mikayla.
"Mau kemana Gama, bagaimana jika nanti Papa dan Mama mencariku?" tanya Mikayla sejak tadi merasa tertarik dan terpaksa ikut bersama Gama.
"Kita hanya duduk di sana saja. Lagi pula di dalam banyak orang dewasa dan kita juga tidak mengerti. Lebih baik kita menunggu di sini saja dan tadi Gama sudah meminta izin kepada Bunda," jawab Gama.
Mikayla sebenarnya takut-taku dan apalagi sudah mendapat larangan dari Metta untuk tidak berteman dekat dengan Gama, tetapi tadi Metta juga entah di mana dan Rasyid mengijinkannya untuk pergi bersama Gama.
"Ayo duduk!" ajak Gama.
Mikayla menganggukkan kepala yang kemudian duduk di samping Gama dengan keduanya melihat ke langit di mana bintang-bintang di langit itu sangat indah sekali.
"Kamu suka bintang yang mana?" tanya Gama ketika tangannya menunjuk ke atas langit.
"Semua bintangnya sangat cantik," jawab Mikayla.
Gama tersenyum dengan anak kecil tersebut tampak begitu sangat dekat.
"Gama!" keduanya sama-sama menoleh ke belakang ketika ada yang menegur Gama dan ternyata Robby.
"Om!" sapa Gama.
"Mikayla, ini Om aku yang kemarin membelikanku banyak hadiah dan kamu juga mendapat hadiah dari om aku," ucap Gama selalu excited memperkenalkan orang-orang baik di sekelilingnya.
"Makasih Om untuk hadiahnya," ucap Mikayla.
"Sama-sama," sahut Robby tersenyum dengan mengusap-usap pucuk kepala Mikayla.
"Ini Gama es krim yang kamu minta," Robby tadi harus keluar sebentar untuk membelikan es krim untuk keponakannya itu agar tidak bosan di acara tersebut.
"Makasih Om, tetapi hanya satu saja dan teman Gama bagaimana?" tanya Gama.
"Tidak apa-apa Gama," sahut Mikayla.
"Ya sudah kalau begitu tunggu sebentar di sini dan Om akan beli 1 lagi," ucap Robby langsung berlari dengan buru-buru.
Gama menghela nafas dan kemudian membuka es krim tersebut dan memberikan kepada Mikayla.
"Ini untuk kamu saja dan nanti yang dibelikan Om aku untuk aku," ucap Gama.
"Kenapa kita tidak makan sama-sama saja?" tanya Mikayla.
"Eskrimnya akan meleleh nanti," jawab Gama.
"Baiklah!" Mikayla mengambil es krim tersebut tetapi belum sempat diambilnya tiba-tiba saja dia sudah diambil seseorang yang membuat mereka berdua menoleh dan ternyata tak lain itu adalah Metta.
"Mama!" Mikayla begitu panik dan langsung berdiri.
Metta kemudian membuang es krim tersebut membuat Gama kaget.
"Tante kenapa di buang?" tanya Gama.
"Diam kamu!" bentak Metta membuat Gama kaget
"Sudah berapa kali Mama mengatakan sama kamu jangan pernah dekat dengan dia!" Metta marah-marah pada Mikayla dengan menunjuk-nunjuk Mikayla yang membuat Mikayla menangis ketakutan.
"Dasar anak kurang ajar, kamu tidak pernah mendengarkan Mama!" Metta kembali seperti orang kesetanan dan bahkan ingin menampar Mikayla.
Hal itu tidak jadi ketika tangannya ditahan membuatnya melihat pada orang yang menahan tangan itu yang tak lain adalah Robby.
Bersambung ....
mudah2an cilla bahagia bersama andrean dan ada pigur ayah untuk gama
untuk rasyid hidupmu ha akan bahagia bersama cilla