NovelToon NovelToon
Diagnosa Cinta Istriku

Diagnosa Cinta Istriku

Status: sedang berlangsung
Genre:Dokter / Identitas Tersembunyi / CEO / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: Cchocomoy

Anindya Selira, panggil saja Anin. Mahasiswa fakultas kedokteran yang sedang menempuh gelar dokter Sp.Dv, lebih mudahnya spesialis kulit.

Dengan kemurahan hatinya dia menolong seorang pria yang mengalami luka karena dikejar oleh penjahat. Dengan terpaksa membawa pria itu pulang ke rumahnya. Pria itu adalah Raksa Wirajaya, pengusaha sukses yang memiliki pengaruh besar.

Perbuatan baiknya justru membuat Anin terlibat pernikahan paksa dengan Raksa, karena mereka berdua kepergok oleh warga komplek sekitar rumah Anin.

Bagaimana hubungan pernikahan mereka berdua?

Akankah mereka memiliki perasaan cinta satu sama lain?

Atau mereka mengakhiri pernikahannya?

Yuk baca kisah mereka. Ada 2 couple lain yang akan menambah keseruan cerita mereka!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cchocomoy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Jadwal Check up

Di sebuah cafe, Bima sedang duduk santai dengan secangkir kopi hangatnya. Ditemani dengan beberapa jenis kue manis, untuk pendamping kopinya.

“Sa!” panggil Bima saat melihat Raksa yang celingukan di dekat pintu masuk.

Bima melambaikan tangannya untuk memudahkan Raksa melihat posisinya. Raksa membalas lambaian tangannya dan melangkah menuju ke meja Bima.

“Sorry, udah nunggu lama.” Raksa duduk di depan Bima.

“Santai aja, aku juga belum lama sampai. Kopiku aja masih panas,” ujar Bima yang melihat cangkir kopinya yang masih mengeluarkan asap.

“Aku kira udah nunggu lama, hari ini pekerjaanku cukup banyak. Sebenarnya aku ingin langsung pulang, tapi ingat janji kita buat ketemu.”

Bima menyeruput kopinya sambil mendengarkan Raksa. Siapa yang tidak tau jika Raksa sangat sibuk. Ia sebagai sahabatnya juga tentu sangat tau. Apalagi hampir dua minggu ini, Raksa benar-benar sangat sibuk.

“Jadi? Kapan ada waktu untuk bertemu dengan dokternya? Ini sudah dua minggu sejak dia bergabung di rumah sakit. Sekarang jadwalnya juga cukup padat, jadi aku harus menyesuaikan jadwal kalian jika kamu menginginkan semua waktunya, seperti kesepakatan sebelumnya.”

Bima sedikit pusing karena sekarang Anin juga mulai sibuk. Ia kira tidak lama sejak penyambutannya dan Larisa, dua hari atau masih dalam minggu yang sama, Raksa akan memberitahunya untuk menjadwalkan konsultasinya.

Namun, sudah dua minggu Raksa tidak ada kabar sama sekali. Bahkan, saat weekend pun Raksa juga tidak menghubunginya.

“Sorry, dua minggu ini jadwalku benar-benar sangat padat. Aku bahkan hampir melupakannya,” jelas Raksa.

“Bagaimana bisa? Biasanya kamu menghubungiku malam hari, apa saat malam kamu juga sesibuk itu?” tanya Bima yang merasa aneh dengan Raksa.

Selama ini sesibuk apapun dia, saat malam hari ia akan tetap berhenti. Jadi, tidak mungkin jika Raksa sibuk.

“Tidak, saat sampai di rumah, sebisa mungkin aku mencoba berbicara dengan dia. Dan sekarang, kita berdua sering mengobrol, bahkan kita nonton bersama saat malam hari.”

“Benarkah?! Apa hubunganmu sudah baik-baik aja?” Mendengar cerita Raksa, membuat Bima ikut merasa senang. Akhirnya setelah sekian lama, Raksa mau mencoba mendekatkan dirinya kembali pada istrinya.

“Untuk itu aku juga tidak tau pasti, aku hanya berharap jika semua ini tidak akan berakhir. Bisa dibilang hubunganku sudah ada perkembangan. Dan satu hal lagi, saat kita bersama, dia sama sekali tidak membahas mengenai pernikahan kita,” jelas Raksa dengan sangat antusias. Hatinya merasa sangat senang saat mengingat kebersamaannya dengan Anin, meskipun belum ada kontak fisik.

“Aku ikut senang mendengarnya. Jadi? Apa yang akan kamu lakukan selanjutnya?”

“Tentu saja menyembuhkan penyakitku! Aku sangat ingin bersentuhan dengannya. Aku berharap jika penyakitku bisa sembuh.”

“Oke… kapan kamu punya waktu luang? Aku akan bicarakan dengan dokternya.”

“Lusa? Apa bisa?” usul Raksa.

“Aku akan coba lebih dahulu, tapi kirimkan hasil pemeriksaan mu selama ini agar bisa dipelajari oleh dokter yang akan merawatmu.”

“Besok aku akan kirimkan padamu, berikan padanya. Jika mungkin lusa aku sudah bisa bertemu dengannya. Aku tidak ingin membuang waktu lagi, karena setiap harinya sangat berharga untukku. Kali ini aku harap dokternya benar-benar bisa dipercaya, atau dokter itu tidak akan lagi bisa bertugas di rumah sakitku!” tegas Raksa yang membuat Bima sedikit menciut.

Bima juga menginginkan hal yang sama, ia berharap kali ini Anin bisa memenuhi apa yang menjadi keinginan Raksa.

Dari semua petunjuk yang ada, kenapa Anin dan Raksa tidak menyadari akan hal ini. Apalagi dengan Raksa, sebelumnya Anin sudah mengatakan jika dirinya berpindah tugas. Dan Raksa juga tau jika salah satu rumah sakitnya sedang menyambut beberapa dokter baru.

Bukankah itu petunjuk yang sangat jelas, namun Raksa tidak menyadarinya. Karena memang fokusnya hanya pada dua hal. Yang pertama mengenai pekerjaannya, dan yang kedua adalah usahanya untuk lebih dekat lagi dengan Anin.

“Aku akan menunggu, aku harap kamu tidak akan melupakannya.” Bima memperingatkan Raksa agar tidak lupa mengirimkan hasil medisnya.

“Aku tidak akan lupa, aku sudah meminta Rio agar besok pagi ia datang ke rumah untuk mengambil dan mengantarkannya padamu.”

“Baiklah, aku akan menunggunya. Semoga kali ini ada harapan untukmu benar-benar sembuh. Jika dilihat, dokternya cukup sabar menghadapi keluhan pasiennya yang bisa dikatakan sulit. Mungkin jika aku yang ada di posisi itu sudah naik pitam.” Bima memberitahu Raksa bagaimana Anin menangani pasien yang sangat susah. Apalagi Anin dokter spesialis kulit, yang dimana ia harus bisa mengatasi semua keluhan pasiennya yang sedikit berbeda.

Baik itu masalah penyakit ataupun pasien yang ingin melakukan perawatan kulitnya. Dan tentunya yang datang adalah orang yang mempunyai nama besar. Jadi, Anin harus lebih hati-hati jika berhadapan dengan orang-orang itu.

“Benarkah? Dari ceritamu aku tidak sabar bertemu dengannya. Kali ini aku berharap dia bisa membantu, aku tidak ingin berpisah, Bim. Jadi mau nggak mau aku harus sembuh, dan semoga dokter kali ini benar-benar bisa membantuku.”

“Semoga saja, tapi aku yakin dia bisa membantumu. Selain sabar, sifatnya juga lemah lembut. Kemungkinan besar ia tidak akan lari dari tanggung jawabnya, dia juga sahabat dari istriku. Jadi, semua pasti akan berjalan dengan lancar.”

Raksa mengangguk, “Semoga saja. Jadi, yang akan menjadi dokterku sahabat dari istrimu?”

Bima mengangguk, lalu mengambil cangkir kopinya. “Siapa namanya? Kita sering membicarakannya, tapi aku belum pernah kamu menyebutkan namanya," tanya Raksa.

“Aku tidak tau nama lengkapnya, yang ku tau dia sering dipanggil dengan dokter Anin.”

“Anin?”

Bima mengangguk, “Iya. Dokter Anin.”

Raksa mengernyitkan dahinya, ia merasa apa hanya kebetulan namanya sama dengan istrinya. Tidak dipungkiri jika nama Anin juga sangat banyak. Tentunya orang yang dimaksud bukanlah istrinya, Anin.

“Kenapa? Saat mendengar namanya kenapa kamu terlihat begitu terkejut? Apa kamu mengenalnya?” tanya Bima yang melihat perubahan raut wajah Raksa.

“Namanya sama dengan istriku, dia juga seorang dokter. Tapi yang aku tau dia bukan dokter spesialis.” jawabnya.

“Apa?! Kamu yakin?” Raksa menggeleng, ia sendiri juga bingung dengan kebetulan ini.

“Tunggu, apa kamu yakin jika istrimu hanya dokter umum? Apa kamu tau mengenai dia? Dari semua ceritamu, bisa dikatakan kamu tidak tau sedikitpun mengenal istrimu. Apalagi kalian dekat hanya satu bulan, selepas itu apa kamu tau semua mengenai istrimu?”

Raksa terdiam, ia menyadari jika tidak mengetahui mengenai istrinya, Anin. Bisa dikatakan Raksa tidak terlalu peduli. Yang terpenting ia tau pekerjaan istrinya.

“Bagaimana mungkin aku sangat mengenalnya. Bahkan aku sendiri yang menjauh darinya, sebisa mungkin aku tidak ingin tau lebih, atau aku tidak akan mampu menjauh darinya,” ujar Raksa yang kembali mengingat masa-masa awal ia menjauh dari Anin.

1
partini
dihhh laki laki ko ngiri nanyakn perempuan dihhhh anehhh
partini
wkwkkwk lima tahun di tahan ya meledak,,aihhh ga boleh lama" yah dosa loh nolak 😂😂
partini
lah malah di suruh menjauh kemarin minta cerai gara" ga di sentuh
partini
hayo 5 tahun loh dr cuekin
partini
dah di persilahkan Kokop mengkokop 😂
partini
👍👍👍👍👍 lanjut thor
partini
bagaimana Rekasi mereka berdua biak bertemu dokter dan pasien pasti seru
partini
penyakit kulit Ampe segitunya penyakit kulit apa Thor
suamiku jg ada tapi ga nular tapi juga ga sembun sampe sekarang aneh segala obat udah hasil ya sama ,
partini
ruwet sekali
partini
👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!