Berondong Atau Duda?

Cinta itu butuh pembuktian atau apa sih? cinta yang Glory anggap itu hanyalah sebuah kata yang bisa menyakiti hatinya, tapi kenapa sekarang cinta itu membuat dirinya bahagia? apa benar cinta memang membuat dirinya bahagia?

hari menunjukan pukul 16.00 di mana sunset mulai terlihat dari bibir pantai, Xavieer dan Glory sama-sama menikmati pemandangan itu. Setelah cukup lama mereka bermain air, mereka bersantai di pinggir pantai.

"Sunset nya cantik banget yaa?!" tanya Glory dengan excited kepada Xavieer.

"Kalo kata gue mah Cantikan yang ada di depan gue nih," ucap Xavieer dengan memandangi Glory dengan tatapan kagum.

Glory yang mendengar hal itu langsung menoleh ke arah  Xavieer dan yaps, Glory memergoki Xavieer yang sedang memandang dirinya.

"Iya gue tahu gue emang cantik, kalo lo tahu dan sadar kalo gue cantik jangan sia-siain gue dong," ucap Glory dengan pedenya.

Xavieer yang melihat Glory yang begitu percaya diri terkekeh pelan, Glory ini memang tidak berubah dari dulu.

"Lagian siapa sih yang nyia-nyiain lo?" tanya Xavieer dengan menarik Glory agar Glory mau bersandar di dadanya.

"Apa perlu ya gue bawa kaca ke sini biar lo sadar diri?" tanya Glory yang senang hati bersandar di dada bidang milik Xavieer.

"kenapa? lagian kan udah jelas kalo cowok lo itu cuman gue," ucap Xavieer dengan terkekeh pelan.

"Nah itu lo tahu, lagian lo juga gak bakalan ngizinin gue buat punya cowok lagi kan?" tanya Glory dan Xavieer langsung menatap tajam ke arah Glory.

"Sekali lagi lo ngomong kaya gitu, udah bisa di pastiin kalo besok kita bakalan nikah!" ucap Xavieer yang terdengar di telinga Glory sangat penuh ancaman.

"Oh waw, lo berani ya ancam-ancam gue?" tanya Glory dengan membalas tatapan tajam Xavieer.

"Ya jelas gue berani, karena sekarang lo itu milik gue Glory dan selamanya akan selalu begitu!" jelas Xavieer dan Glory memutar bola matanya malas, memang sangat males sekali berurusan dengan manusia tukang bohong seperti Xavieer ini.

"Lo jangan jadi cowok yang egois dong, lo ngeclaim kalo gue ini milik lo. Tapi lo sendiri masih ke sana ke mari sama cewek lain," ucap Glory yang sudah muak dengan tingkah Xavieer.

"Ke sana ke mari gimana sih maksudnya? kan udah jelas kalo gue ini punya lo!" jelas Xavieer yang memang ya Xavieer ini manusia yang tidak sadar diri.

"OMG!! lo masih gak sadar diri ya? terus itu hubungan lo sama Amanda maksudnya apa hah? kalian itu loh lengket banget kaya orang pacaran. Padahal lo itu tunangan gue! emang gila ya lo!" sebal Glory yang tiba-tiba saja sensi kepada Xavieer.

Xavieer yang mendengar ucapan Glory yang gak jelas itu mengusap wajahnya dengan kasar.

"Hubungan gimana Glory? kan lo tahu sendiri kalo gue sama dia itu cuman temen masa kecil gak lebih," ucap Xavieer yang masih saja menjelaskan bahwa hubungan dia dengan Amanda hanyalah sebatas teman masa kecil.

"Udah ah males gue yang ada debat sama lo, lo itu emang bener-bener gak bisa sadar diri banget ya. Gue juga yakin nanti atau besok sikap lo itu bakalan berubah sama gue," ucap Glory yang sangat yakin jika esok hari sikap Xavieer akan lagi menyebalkan.

"Kenapa lo bisa yakin banget kalo gue bakalan ngelakuin hal itu?' tanya Xavieer yang entah kenapa Glory ini sangat yakin kalo sikapnya akan dingin lagi.

"Bukannya kenapa-kenapa sih cuman ya emang itu udah jadi kebiasaan lo gak sih? baik sama gue cuman ada maunya doang terus kalo kebutuhan lo itu udah terpenuhi lo bakalan ninggalin gue dan lo kembali lagi akrab sama Amanda," ucap Glory yang sangat yakin dengan apa yang diucapkan oleh dirinya.

Xavieer yang mendengarkan hal utu menghela nafas pelan, Xavieer merasa bersalah kepada Glory yang memang sekarang ini notabennya adalah tunangannya. Tapi entah kenapa dirinya malah memperlakukan Glory layaknya orang ketiga.

"Maaf ya kalo sebelumnya gue udah kasar sama lo dan ya gue juga mau minta maaf kalo kesannya gue ini sering seenaknya sama lo," ucap Xavieer dengan mengelus rambut Glory dengan lembut.

Glory yang merasakan elusan lembut itu memejamkan matanya, bohong rasanya jika dia bilang kalo dia tidak nyaman dengan semua perlakuan manis yang Xavieer lakukan kepada dirinya.

"Iya gue paham Xavieer, lagian gue juga udah terbiasa sama apa yang lo lakuin juga. Asal lo gak pernah tidur sama cewek mana pun," ucap Glory dengan memejamkan matanya menikmati sentuhan yang diberikan oleh Xavieer.

Xavieer yang melihat Glory memejamkan matanya terkekeh pelan, Xavieer baru sadar kalo wajah Glory ini sangatlah cantik jika tidak bermake up tebal.

"Gue baru ngeuh kalo sekarang ini lo sering banget pake make up tipis yaa?" tanya Xavieer tiba-tiba dan Glory dengan reflek membukakan matanya.

"Emang menurut lo dulu gue suka make up tebal?" tanya Glory memastikan lagi.

"Iya dulu lo kayanya suka banget ber makeup tebal, gue sih sebenarnya gak masalah. Cuman ya lo tahu sendiri bukan omongan orang-orang tuh kaya gimana sekarang," ucap Xavieer dan Glory menganggukan kepalanya paham.

Toh Glory sendiri tidak peduli dengan apa yang akan jadi tanggapan orang lain, yang jelas hidupnya sekarang ini sudah bahagia dan tenang.

Jika pun dalam hubungan pertemanan dan percintaan nya gagal, yang penting sekarang dia memiliki mami dan Papi yang sangat sayang kepadanya, dan jangan lupakan satu orang lagi. Sahabat terdekatnya yang sama-sama gila itu.

🌹🌹🌹🌹