Terpaksa Menikah

Pengajian akan berlangsung di rumah bu shanum ibunya syaki. Nampak bu shanum tengah memasak soto untuk para tamu nanti. Acara pengajian yang diadakan bu shanum guna memanjatkan rasa syukurnya pada Ilahi atas kelancaran usahanya.

Syaki membantu menyiapkan beberapa makanan yang akan disajikan. Ada pastel, ada risol juga ada beberapa buah buahan juga soto.

"Bu, ini sudah cukup kan?"

" Sudah kok. Syaki kamu sudah hamil belum?", tanya ibunya tersenyum.

"Kalau belum. Besok ibu belikan jamu ya biar subur jadi mudah isi", tawar bu shanum.

Pertanyaan yang sama dilontarkan oleh bu yani membuat wajah syaki merah padam malu. Meski terhadap ibunya sendiri bahkan syaki merasa malu menceritakan pengalaman pernikahannya. Yang agaknya kurang ada sentuhan. Ia merasa harga dirinya sebagai wanita terkoyak jika ia menceritakan hal itu.

Syaki lantas hanya mengangguk saja mengiyakan tawaran ibunya tanpa banyak bicara. Ia berusaha menjaga dengan baik kehormatannya serta aib suaminya yang masih berhubungan dekat dengan hanum kekasih hatinya. Sungguh tidak mudah menjaga lisan untuk tidak menceritakan aib suami dan menjaga kehormatan dengan tidak membeberkan perlakuan suami terhadapnya. Dalam diam syaki berharap kepada Robbnya memberi kelembutan hati husain agar lembut dan bersikap baik terhadapnya.

"Sayang syaki kok cuman diam sih nak? Gimana sudah isi belum?", tanya bu shanum lagi meraih bahu anaknya.

"Belum bu. Masih proses buk. Doain saja ya buk", balas syaki sembari mengangguk.

Seandainya ibu tahu kalau anaknya ini insecure habis habisan sebab diabaikan suami sendiri tentu saja aku teramat malu. Ya Alloh harus secantik apalagi aku ini. batin syaki tersiksa.

"Ya sudah besok ibu belikan jamunya biar nanti ibu antar setiap malam sebelum kamu sama suamimu begituan biar nanti cepat isi. Ya?", balas bu shanum menggoda.

"Hehe iya bu, makasih."

Tak berselang lama tamu undangan mulai hadir satu persatu mengisi ruangan yang telah disiapkan. Mereka para ibu yang siap melantunkan kalimat Alloh sebagai tanda syukur.

Beberapa menit kemudian, datanglah yang mas husain. Syaki buru-buru menghampirinya dan menyalami tangan suaminya. Sedang ibunya tengah bercakap cakap dengan para ibu yang menunggu kedatangan ustadzah yang memimpin bacaan surah Alloh.

"Assalamualaikum"

"Walaikumsalam mas"

"Ibu mana ki?"

"Sudah di depan sama para ibu mas. Mas duduk sini saja, biar syaki ambilkan makan ya"

"enggak nanti saja"

Mendengar luluk salam dari menantunya, bu shanum juga bergegas menghampirinya.

"Mas waalaikumsalam. Gimana kabarnya?"

"Baik buk. Rame banget ya bu acaranya."

"Iya alhamdulillah. Makasih ya sudah disempatkan kemari. Makan dulu mau minum apa biar ibu siapin ya", tawar bu shanum nampak tersenyum.

"Makasih bu nanti saja. Biar diambilin syaki."

Sedikit rasa gelisah meliputi hati husain takut jika syaki mencurahkan isi hatinya yang kesal mungkin dengan sikap husain selama beberapa bulan bersamanya di rumahnya. Ia terus melirik mata syaki yang terus tersenyum seperti biasa berharap dapat mentransfer isi hatinya ke syaki agar syaki tak membocorkan isi pernikahan keduanya yang kurang sentuhan.

"Ya sudah ibu ke depan dulu ya. Syaki kamu di sini ya jaga makanan nanti kalau sudah waktunya kamu keluarin ya."

"Iya bu"

Melihat keramahan dan ketenangan yang tersirat di wajah bu shanum husain menduga syaki mampu menjaga nama baiknya dengan sebaik mungkin.

"Ki tadi kamu ga cerita in kita ke ibumu gak?", bisik husain.

Syaki menggeleng geleng menjawabnya," tidak mas. Ibu cuman tanya hamil apa belum. "

Mendengar jawaban syaki husain pun lega ternyata syaki amanah. "Syukur alhamdulillah kalau kamu mampu menjaga nama baikku makasih ya sayang" Husain mengecup kening suaminya bersyukur memiliki syaki.

"Ehmm, Jadi kapan kita bikin lagi ya hehe?", tawar syaki sungkan.

"Hm sudah pengen lagi ya, nanti ya sayang"

"Iya", balas syaki mengangguk mengiyakan.

***

Selesai pengajian, bu shanum menawari husain dan syaki untuk menginap saja mengingat sudah hampir tengah malam. Syaki mengiyakan begitupun husain. Keduanya masuk ke kamar syaki. Kamar yang penuh kenangan kamar yang syaki huni sejak kecil hingga ia menikah. Lama tak dijamahnya, kamar ini sedikit berdebu. Karena seperginya syaki ke rumah husain syaki mengunci kamarnya dan membiarkannya berdebu.

Sebentar syaki bersihkan seluruh benda benda itu dan merebahkan diri sebelum mengganti pakaiannya dengan pakaian tidur. Malah melebihi perkiraan syaki tertidur lelap bersama pakaian ngajinya. Husain yang belum tertidur melihat ke wajah istrinya. Ia merasa bahagia menikahi syaki meski awalnya sedikit luka tertoreh.

Tak mau mengganggu syaki yang kelelahan husain membiarkan syaki tidur sembari memeluknya.

"Makasih sayang. I love you", bisik husain.

-----------

yeay syaki dipeluk husain.

jangan lupa like, comment dan subcribed ya ;) makasih pembacaku