NovelToon NovelToon
Nikah Paksa Amrita Blanco

Nikah Paksa Amrita Blanco

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Paksa
Popularitas:41.4k
Nilai: 5
Nama Author: Reny Rizky Aryati, SE.

Amrita Blanco merupakan gadis bangsawan dari tanah perkebunan Lunah milik keluarganya yang sedang bermasalah sebab ayahnya Blanco Frederick akan menjualnya kepada orang lain.

Blanco berniat menjual aset perkebunan Lunah kepada seorang pengusaha estate karena dia sedang mengalami masalah ekonomi yang sulit sehingga dia akan menjual tanah perkebunannya.

Hanya saja pengusaha itu lebih tertarik pada Amrita Blanco dan menginginkan adanya pernikahan dengan syarat dia akan membantu tanah perkebunan Lunah dan membelinya jika pernikahannya berjalan tiga bulan dengan Amrita Blanco.

Blanco terpaksa menyetujuinya dan memenuhi permintaan sang pengusaha kaya raya itu dengan menikahkan Amrita Blanco dan pengusaha itu.

Namun pengusaha estate itu terkenal dingin dan berhati kejam bahkan dia sangat misterius. Mampukah Amrita Blanco menjalani pernikahan paksa ini dengan pengusaha itu dan menyelamatkan tanah perkebunannya dari kebangkrutan.

Mari simak kisah ceritanya di setiap babnya, ya ?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reny Rizky Aryati, SE., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 12 Dipermalukan

Amrita Blanco diseret paksa mendekat ke arah Denzzel Lambert yang tak lain suaminya sendiri.

Wajah Amrita penuh linangan air mata yang membekas saat Denzzel mengangkat ujung dagunya.

"Ada apa denganmu ?" tanyanya parau.

"Lepaskan aku, Lambert !" sahut Amrita seraya membuang muka.

Amrita paham betul jika Denzzel paling tidak suka nama marganya disebutkan menjadi panggilan nama.

Terlihat dari sorot mata Denzzel kalau dia terkejut karena Amrita berani memanggil nama belakangnya.

"Melepaskanmu ? Kenapa aku harus melakukannya ?" ucap Denzzel lalu menarik lengan Amrita.

Denzzel mendekap erat-erat tubuh Amrita yang masih dibalut gaun pengantin warna putih.

"Untuk apa aku melepaskanmu sedangkan kau adalah istriku sekarang ini, Amrita", kata Denzzel.

"Aku tidak mungkin hidup bersama pria seaneh dirimu, Lambert", sahut Amrita seraya berusaha melepaskan dirinya dari dekapan Denzzel, suaminya.

"Keinginanmu tidak dapat aku penuhi karena kita sudah terikat tali suci pernikahan dan aku telah berjanji pada diriku sendiri, apapun yang terjadi nantinya, kau tetaplah istriku, Amrita", bisik Denzzel tanpa melepaskan dekapannya.

"Jika aku tetap menolaknya lantas apa keputusanmu ?" sahut Amrita bersikukuh keras untuk berpisah dari Denzzel Lambert.

"Sayangnya aku juga menolak permintaanmu itu...", kata Denzzel semakin mempererat pelukannya pada Amrita.

Amrita berusaha melepaskan dirinya dari dekapan Denzzel Lambert seraya meronta kuat agar dia terbebas.

Namun Denzzel justru mempererat dekapannya kepada Amrita Blanco bahkan dia menarik istrinya itu agar mau berjalan mengikuti langkah kaki Denzzel menuju ke ruangan lainnya di rumah ini.

"Tidaaak... ! Lepaskan aku... !" jerit Amrita dengan memberontak kuat.

Dari kejauhan terdengar jeritan Amrita berulangkali yang menolak ajakan Denzzel untuk masuk ke ruangan lainnya.

Semua orang tertegun diam saat mereka mendengar jeritan Amrita seusai dia diseret pergi oleh suaminya, meski Blanco ada disitu dan menyaksikan semuanya, dia hanya pasrah tanpa berbuat apa-apa.

Suara jeritan Amrita semakin kencang hingga menggema ke arah ruangan depan, meski semua mendengarnya, tak satupun dari mereka berani menolongnya padahal Pamela ada disana bersama Blanco.

Blanco yang tak tahan mendengar jeritan putrinya, dia mencoba menolong Amrita namun Pamela segera mencegahnya.

Tampak Pamela menggeleng pelan sembari melirik ke arah orang-orang berbadan kekar diruangan ini, seakan Pamela memberi kode tertentu pada Blanco.

Blanco langsung tanggap dengan kode isyarat yang diberikan oleh istrinya kemudian dia menoleh ke arah sekelompok orang berbadan tegap yang berjaga di ruangan depan dari rumah sang pengusaha.

"Mari kita pergi dari sini, Blanco !" ajak Pamela sembari menarik hati-hati tangan Blanco.

"Tapi..., aku tidak bisa meninggalkan Amrita sendirian...", sahut Blanco murung.

"Dia sudah menikah, sayangku", ucap Pamela sembari membujuk Blanco agar dia mau pergi.

"Aku tahu itu kalau dia telah bersuami", sahut Blanco dengan suara pelan. "Tapi aku tidak bisa meninggalkan dia bersama pria seaneh itu, sayang", sambungnya.

"Dengarkan aku, Blanco !" kata Pamela dengan menarik wajah Blanco agar melihat padanya.

"Apa yang mesti aku dengar darimu ?" sahut Blanco.

"Demi tanah perkebunan Luhan maka kita harus merelakan Amrita bersama pengusaha itu, seaneh apapun dia, pria itu tetaplah suami Amrita sekarang dan kita tidak bisa mengubah keadaan", kata Pamela.

"Aku tidak tega...", sahut Blanco yang memaksa menoleh ke arah lain.

"Kita pergi dari sini, sebelum semua menjadi runyam olehmu, sayang", kata Pamela tidak sabaran.

Pamela bergegas menarik tangan Blanco untuk pergi dari ruangan depan rumah milik pengusaha estate ke arah luar.

Keduanya berjalan tergesa-gesa saat meninggalkan ruangan itu.

Terdengar suara seseorang memanggil mereka ketika Blanco dan Pamela hendak mencapai pintu keluar.

"Berhenti kalian !"

Sontak saja panggilan itu membuat Pamela terkejut kaget sehingga dia terdiam membeku tegang.

"Mau kemana kalian ?" tanya suara itu.

Pamela dan Blanco tidak berani menoleh ataupun membalikkan badan mereka ke arah suara itu, keduanya memilih tetap diam.

"Kenapa diam saja ?" tanya seseorang dari arah belakang Pamela dan Blanco.

Pamela semakin terkesiap kaku sedangkan wajahnya sulit sekali terlihat tenang karena panggilan dari anak buah Denzzel yang membuatnya ketakutan sedangkan Blanco menolehkan kepalanya ke arah suara itu.

"Kami mau pulang ke rumah kami diluar kota karena Amrita telah menikah maka urusan putri kami telah kami serahkan kepada Denzzel dan kami harus segera pergi", sahut Blanco.

Blanco mencoba memberanikan dirinya untuk berbicara pada salah satu anak buah Denzzel yang berbadan tegap meski kedua lututnya gemetaran sedangkan keringat dingin mengucur deras dari arah keningnya.

"Pulang ? Kenapa ?" tanya orang berperawakan tinggi pada Blanco Frederick.

"Karena ada urusan lainnya yang masih harus kami selesaikan di rumah, itulah alasan kami untuk pulang secepatnya dari sini", sahut Blanco.

Blanco menggenggam erat-erat kedua tangan istrinya saat dia membalas ucapan dari orang berbadan kekar didepannya.

"Sebelum malam, kami harus sampai rumah agar perjalanan tidak terhambat di tengah jalan", kata Blanco menjelaskan.

"Bagaimana kalau menginap saja di Asyer Estate daripada kemalaman ditengah jalan nanti, tuan Blanco ?" ucap pria berbadan tegap sembari tersenyum ramah.

"Tidak, kami tidak bisa menginap disini sebab kami harus segera pulang sekarang ini", sahut Blanco berusaha tenang.

"Sayang sekali, anda dan nyonya tidak menginap disini padahal Asyer Estate menawarkan berbagai fasilitas lengkap serta suasana menyenangkan untuk dinikmati", lanjut orang berbadan kekar.

"Mungkin lainkali kami akan menginap di Asyer Estate ini, tapi hari ini, kami terpaksa pulang ke rumah agar tidak kemalaman dijalan", sahut Blanco hati-hati.

"Baiklah, jika itu keputusan anda untuk pulang sekarang ini, kami tidak bisa melarang anda pergi dari Asyer Estate ini", kata laki-laki berperawakan tinggi.

"Kami pamit dulu, terimakasih atas jamuan pestanya yang begitu luar biasa lezatnya", ucap Blanco.

"Baik...", jawab pria itu dengan anggukkan kepala ringan.

Blanco begegas pergi dari rumah milik Denzzel Lambert, dia dan Pamela tergesa-gesa menuju mobil crossover metalik yang terparkir di area Asyer Estate.

Hanya saja ada yang lain dari penampilan mereka berdua, saat keduanya melangkah pergi dari rumah megah itu.

Tampak Blanco dan Pamela berjalan pelan tanpa mengenakan busana yang mereka pakai untuk menghadiri acara pernikahan Amrita Blanco dan Denzzel Lambert.

Pasangan suami-istri itu hanya mengenakan kain handuk ketika berjalan ke arah mobil sebab pengawal dirumah Denzzel meminta pada Blanco dan Pamela agar melepaskan seluruh gaun pesta pemberian sang pengusaha sebelum pulang.

Raut wajah Blanco berubah merah padam saat dia bersama istrinya, Pamela masuk ke dalam mobil.

Terlihat dari ekspresi wajah Blanco kalau dia sedang marah karena merasa dipermalukan oleh orang-orang dari Denzzel Lambert.

Mobil crossover metalik miliknya bergerak pelan menuju ke gerbang keluar Asyer Estate yang berjarak cukup jauh dari kediaman milik Denzzel Lambert yang terpisahkan area tanah hijau luas.

Namun Blanco tetap kesal terhadap perlakuan tidak mengenakkan yang dia dapatkan di Asyer Estate oleh orang-orang dari sang pengusaha yang tidak menaruh hormat padanya dengan membiarkan dia dan Pamela harus berjalan tanpa mengenakan busana yang layak pakai bahkan membiarkan mereka hanya mengenakan kain handuk serta tanpa alas kaki karena semua keperluan pesta pernikahan bagi keluarga pihak pengantin perempuan semuanya ditanggung oleh pengantin pria karena itulah Blanco beserta Pamela terpaksa mengembalikan semua yang mereka pakai.

Amarah Blanco Frederick tertahankan hanya demi bisa menjual tanah perkebunan Luhan kepada Denzzel Lambert, meski dia tidak bisa menahan kemarahannya pada sang pengusaha yang telah resmi menjadi suami Amrita, putrinya namun dia terpaksa merelakan harga dirinya diinjak-injak disana.

1
Skyweer Skyweer
lanjut
Skyweer Skyweer
bulan madu, bukan hanya tinggal mimpi, kini kau datang bersamaku
Skyweer Skyweer
buat apa kecewa dia kan dah jadi suamimu
Skyweer Skyweer
tapi sebenernya tuh denzzel baik loh
Anonymous
up...
Skyweer Skyweer
sedih nih tapi dah jodoh yak nikah
Skyweer Skyweer
berat juga sih awalnya tapi kalau mang jodoh gimana lagi
Skyweer Skyweer
ibu seperti apa sih pamela tuh ya
Skyweer Skyweer
semangat thor
Skyweer Skyweer
gimana gak terpesona sama denzzel, dia tuh laki baget, macho
Skyweer Skyweer
ngaku aja deh amrita kalau kamu tuh naksir ma denzzel meski tuh cowok misterius
Skyweer Skyweer
keren tuh denzzel
Skyweer Skyweer
Denzzel tuh aslinya baik hanya saja ada misteri dibalik sikap dia
Skyweer Skyweer
pengen juga punya bungalow di tengah perkebunan, pasti asyik kali ya
Skyweer Skyweer
lama lama denzzel menunjukkan watak aslinya yang sabar serta mulia ya buktinya dia sayang sekali sama Amrita
Skyweer Skyweer
lanjut thor...
Reny Rizky Aryati, SE.
luar biasa /Drool/
Reny Rizky Aryati, SE.
/Joyful//Joyful//Joyful//Joyful/
Reny Rizky Aryati, SE.: 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🌝🤺
total 1 replies
Reny Rizky Aryati, SE.
lapis legitnya enak kali yak /Grin//Joyful//Curse/
Reny Rizky Aryati, SE.: 😂😂😂😂🤺
total 1 replies
Skyweer Skyweer
up
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!