Ini adalah kisah seorang pria kaya dingin yang memiliki misophobia. Yang terkena sebuah jebakan dari seorang wanita yang sangat dibencinya.
Tapi, apa jadinya bila jebakan ini berakhir menjadi sebuah berkah?
Kehidupan mereka berubah, mulai dari rasa benci yang kini menjadi cinta.
Albert Robert Nero, akankah pria kaya dingin ini mampu meluluhkan hati seorang Sena Laurenchia si wanita nakal?
Baca kisah mereka di BOS DINGIN MENGEJAR ISTRI NAKAL.
***
Sikap dingin seorang Antonio Lefrand tidak membuat Aurelie Daneliya berhenti mengejarnya. Karena Aurelie tahu, di balik sikap dinginnya terdapat hati yang sangat lembut.
SEASON 2 (MENCURI HATI BOS DINGIN)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Su Hwan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BDMIN 28
Seperti yang sudah Albert janjikan, setelah makan siang bersama di mansion keluarga Nero. Albert segera mengantar Sena dan Alnorld untuk pulang ke apartemen. Sebenarnya Jesica keberatan mengijinkan mereka untuk pamit begitu cepat, karena baru sebentar Jesica bermain bersama dengan cucu semata wayangnya.
"Kau tidak apa-apa?" tanya Albert sembari menyetir.
"Hemm," jawab Sena singkat.
"Apakah mom mengatakam sesuatu padamu, hingga membuatmu banyak diam karena berfikir?" tanya Albert sesekali melirik Sena.
"Tidak, Tante Jesica tidak mengatakan apa-apa." jawab Sena berbohong.
Memang sebelumnya Jesica meminta pada Sena untuk memberikan Albert kesempatan untuk memperjuangkannya. Tapi bukan itu yang membuat Sena banyak berfikir. Sena masih merasa tak enak hati pada William. Sena bingung bagaimana cara menjelaskan situasi hubungannya dengan Albert pada William. Sena takut pria baik itu kecewa. Ia tak sanggup bila harus kehilangan salah satu sahabat terbaiknya itu.
Suasana di dalam mobil tampak begitu suram, tidak ada obrolan sedikitpun. Bahkan Alnorld sendiri sangat anteng karena tidur akibat kelelahan bermain bola dengan Albert.
Sesampainya di apartemen, Albert menggendong Alnorld dan membawanya ke kamar. Ia rebahkan tubuh putranya itu di ranjang dengan sangat hati-hati. Kemudian mengecup singkat kening sang putra.
"Alnorld sudah aku bawa ke kamarnya. Kau istirahatlah, jangan terlalu banyak berfikir bila kau tidak ingin sakit dan membuat putra kita bersedih. Aku pamit sekarang." kata Albert yang hanya di balas anggukan oleh Sena.
"Sebenarnya apa yang difikirkan wanita itu." gumam Albert begitu memasuki mobilnya.
Albert melajukan mobilnya dengan cepat meninggalkan apartemen Sena.
Sena mendudukkan badannya di sisi ranjang. Otaknya masih tidak bisa menerima tentang kejadian yang terjadi hari ini. Meski tak memiliki perasaan lebih untuk Will, Sena tidak bisa kehilangan pria baik yang begitu berharga untuknya.
Flashback on
"Aaaaaaaaarrrggg" teriak Sena saat mobil di depannya melaju sangat cepat dan hampir menabraknya.
"Ma maafkan, aku. Kau tidak apa-apa? Apa perlu ku bawa kau ke rumah sakit?" tanya seorang pria yang keluar dari dalam mobil tersebut.
Sena tidak menjawab pertanyaan pria tersebut. Badannya masih bergetar ketakutan. Si pria dengan pelan membantu Sena untuk berdiri kemudian mendekapnya, memberi rangsangan rasa aman agar Sena tidak ketakutan lagi. Setelah agak tenang, si pria membawa Sena untuk ke bahu jalan.
"Kau pasti syok, maafkan aku. Aku melajukan mobilku terlalu kencang dan hampir mencelakaimu." kata si pria tulus.
"Kau mau kemana? Biar aku antar." kata si pria.
Sena masih berusaha mengontrol debaran jantung dan pernafasannya akibat syok. Kemudian tanpa sengaja melirik jam di tangan si pria.
"Ya Tuhan, mati aku. Aku bisa terlambat." kata Sena panik.
"Hei hei, tenanglah. Kau mau kemana? Biar aku mengantarmu." kata si pria menenangkan.
"Cepat antarkan aku ke Universitar X langsung ke gedung FMIPA." pinta Sena.
Tanpa banyak bertanya lagi, si pria bergegas mengantarkan Sena ke tempat tujuan.
"Terima kasih." kata Sena begitu sampai.
"Sama-sama, maafkan aku untuk yang tadi." kata si pria tersenyum.
"Iya, tidak apa-apa. Sekali lagi terima kasih untuk tumpangannya. Selamat tinggal." kata Sena kemudian berlari menjauh.
"Hei, aku belum tau namamu!" teriak si pria lantang.
"Sena, kau bisa mencariku dengan nama itu." kata Sena sembari melambaikan tangan.
Flashback off
Sena tersenyum membayangkan bagaimana pertemuan pertamanya dengan Will, yang akhirnya membuat Sena dekat dengan pria yang ternyata seniornya di kampus.
ting
(suara pesan masuk)
Will : Apakah kau di apartemen? Aku mau mampir sebentar.
Sena membaca pesan itu dan tersenyum.
Sena : Ya, aku di apartemen. Datanglah, akan kutunggu. Bawakan kue kesukaanku seperti biasa, ya.
bikin baper