NovelToon NovelToon
Pembalasan Istri Tersiksa

Pembalasan Istri Tersiksa

Status: sedang berlangsung
Genre:Pelakor jahat / Menantu Pria/matrilokal / Penyesalan Suami / Selingkuh / Dijodohkan Orang Tua / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:4.2k
Nilai: 5
Nama Author: BI STORY

MONSTER KEJAM itulah yang Rahayu pikirkan tentang Andika, suaminya yang tampan namun red flag habis-habisan, tukang pukul kasar, dan ahli sandiwara. Ketika maut hampir saja merenggut nyawa Rahayu di sebuah puncak, Rahayu diselamatkan oleh seseorang yang akan membantunya membalas orang-orang yang selama ini menginjak-injak dirinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BI STORY, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Wanita Buta Yang Badas

Pintu ruang VVIP itu baru saja tertutup di belakang Rahayu, namun langkahnya langsung terhenti. Laura dan Santi rupanya tidak benar-benar pergi. Mereka menunggu di koridor rumah sakit yang sepi, berdiri tegak dengan tangan bersedekap dan wajah yang memerah padam.

​"Berhenti di situ, pembawa sial!" bentak Laura. Suaranya melengking, bergema di sepanjang lorong rumah sakit.

​Rahayu menghentikan langkahnya. Ia tetap tenang, berdiri tegak dengan tongkat lipat di tangannya.

"Ada apa lagi, Bu? Bukankah Andika sudah meminta kalian keluar?"

​Santi melangkah maju, sepatunya berbunyi keras di atas lantai marmer. Ia mencengkeram bahu Rahayu dengan kasar.

"Jangan sok suci! Aku tahu kamu yang merencanakan ini semua, kan? Kamu mau membunuh Andika supaya bisa menguasai hartanya sendirian sebelum menikah?"

​Rahayu tersenyum tipis sebuah senyum yang terlihat sangat asing dan mengintimidasi bagi Laura dan Santi.

​"Menguasai harta?" Rahayu mengulang kata-kata itu dengan nada meremehkan.

"Santi, sepertinya kamu lagi ngomongin cermin. Bukankah itu tujuan kamu dan Ibu selama ini? Menempel pada keluarga Rahardjo seperti benalu karena kalian takut kembali ke selokan?"

​"Kurang ajar!" Laura maju, tangannya sudah melayang di udara, siap mendaratkan tamparan keras.

​Namun, sebelum tangan itu menyentuh kulitnya, Rahayu menangkap pergelangan tangan Laura dengan gerakan yang sangat presisi. Cengkeramannya begitu kuat hingga Laura meringis kesakitan.

​"Jangan pernah mencoba menyentuhku lagi dengan tangan kotor itu, Bu Laura," bisik Rahayu, suaranya rendah namun penuh penekanan.

"Dulu aku diam karena aku menghormati Papa. Tapi sekarang, setelah kalian mencoba membuangku, rasa hormat itu sudah ikut mati bersama kesabaranku."

​Rahayu menghempaskan tangan Laura hingga wanita itu terhuyung ke belakang.

​"Kalian cemas karena fasilitas kalian akan diputus?" Rahayu melanjutkan sambil melangkah mendekat, membuat Santi dan Laura justru mundur setapak.

"Seharusnya kalian lebih cemas pada hal lain. Jika aku menjadi istri sah Andika, akulah yang akan memegang kunci brankas keluarga ini. Dan hal pertama yang akan kulakukan adalah memastikan gak ada satu rupiah pun mengalir ke kantong orang-orang yang mencoba membunuhku."

​"Kamu... kamu gak akan berani!" suara Laura bergetar, antara marah dan ngeri melihat perubahan drastis pada anak tiri yang biasanya ia injak-injak itu.

​"Kenapa tidak?" Rahayu memiringkan kepalanya sedikit.

"Andika aja gak bisa menjatuhkanku dari tebing, apalagi hanya kalian berdua yang modalnya cuma teriakan dan bedak tebal. Simpan tenaga kalian untuk mengepak barang-barang, karena setelah pernikahan ini, rumah itu bukan lagi tempat yang ramah untuk kalian."

​Santi gemetar karena geram.

"Kamu pikir Andika akan diam aja? Dia membencimu!"

​"Kebenciannya adalah urusanku," jawab Rahayu dingin.

"Sedangkan kalian... kalian bahkan gak cukup penting untuk aku benci. Kalian hanya debu yang perlu disapu."

​Tanpa menunggu balasan lagi, Rahayu membuka tongkatnya, mengetuk lantai dengan ritme yang teratur, dan berjalan melewati mereka dengan kepala tegak.

Bu ​Laura dan Santi hanya bisa terpaku di koridor. Untuk pertama kalinya, mereka menyadari bahwa mangsa yang selama ini mereka kurung dalam kegelapan, ternyata telah tumbuh menjadi pemangsa yang memiliki taring jauh lebih tajam dari yang mereka bayangkan.

​Hari pernikahan yang seharusnya penuh dengan lantunan doa dan kebahagiaan, terasa seperti upacara pemakaman yang megah bagi Rahayu.

Gedung megah Rosela yang menjadi saksi bisu prosesi akad nikah itu nampak anggun dengan dekorasi bunga melati, namun udara di dalamnya terasa mencekik.

​"Saya terima nikah dan kawinnya Rahayu Saskia binti Rio Wijaya dengan mas kawin tersebut dibayar tunai."

​Suara Andika mantap, namun dingin tanpa emosi. Saat kata "Sah" bergema, bukan rasa syukur yang membuncah di hati pria itu, melainkan api dendam yang semakin berkobar.

Di balik riasan yang menutupi wajahnya, Rahayu hanya bisa menunduk, merapatkan genggamannya pada sebuah tas kecil.

​Kediaman baru setelah mereka menikah adalah sebuah mansion di lembah yang sunyi.

​Malam itu, mereka tiba di mansion mewah yang terletak jauh dari hiruk-pikuk kota. Bangunan bergaya klasik modern itu berdiri angkuh, namun terasa mati tanpa ada satu pun asisten rumah tangga yang menyambut.

Andika sengaja memulangkan semua pelayan untuk malam pertama mereka.

​Begitu pintu besar itu tertutup, Andika langsung mencengkeram lengan Rahayu, menariknya kasar ke tengah ruang tamu yang luas.

​"Selamat datang di neraka pribadimu, Rahayu," desis Andika.

Ia melepaskan jas pengantinnya dan melemparkannya ke lantai.

"Jangan harap ada malam pengantin yang manis. Di rumah ini, kamu bukan istri. Kamu hanya tawanan yang harus membayar setiap tetes air terjun yang masuk ke dalam paru-paruku tempo hari."

​Rahayu terdiam sebentar, lalu dengan perlahan ia menoleh. Matanya yang indah namun tajam menatap langsung ke arah Andika.

​"Neraka?" Rahayu terkekeh pelan, sebuah suara yang membuat bulu kuduk Andika berdiri.

"Mas Andika, setelah bertahan hidup di dasar tebing saat kamu mendorongku waktu itu, ruangan ber-AC ini terlalu nyaman untuk disebut neraka."

​Andika tersentak, wajahnya mengeras.

"Jangan belagu! Di rumah ini, aku adalah tuanmu dan kamu adalah anjingku. Mulai besok, kamu akan membersihkan setiap sudut mansion ini tanpa bantuan siapa pun. Kamu akan melayaniku seperti seorang budak, dan aku gak akan membiarkanmu keluar satu langkah pun tanpa izin dariku!"

​Rahayu melangkah mendekat, mengabaikan ancaman itu. Ia meletakkan tangannya di atas meja marmer yang dingin.

​"Silakan, Mas. Buatlah aturan sesukamu," ujar Rahayu tenang.

"Tapi ingat satu hal. Mansion ini mungkin milikmu, tapi kunci brankas dan arus kas perusahaan Rahardjo Group yang sedang krisis itu... ada dalam kendaliku sesuai perjanjian kerjasama keluarga setelah kita menikah. Tanpa bantuan dana super banyak dari papaku, perusahaan kamu bisa apa?"

​Andika tertawa sinis.

"Papamu yang kaya raya sebenarnya sudah tidak berdaya, Rahayu! Dokumen itu tidak berguna kalau aku tidak mengakuinya."

​"Oh, tentu berguna bagi audit eksternal dan kepolisian jika mereka tahu tentang penggelapan dana yang dilakukan oleh kamu sendiri. Bahkan kamu adalah anak kebanggaan papa mama kamu."

balas Rahayu dengan nada santai namun mematikan.

​Andika terdiam, rahangnya mengatup rapat. Ia tidak menyangka Rahayu seberani ini di hari pertama mereka. Suasana di mansion itu kini bukan lagi seperti rumah tangga baru, melainkan medan perang antara dua orang yang saling dingin.

​Rahayu kemudian berbalik, berjalan menuju kamar utama dengan bantuan tongkatnya yang mengetuk lantai marmer dengan irama yang tenang.

​"Aku akan tidur di kamar tamu sebelah kanan," ucap Rahayu tanpa menoleh.

"Jangan mencoba masuk jika kamu gak ingin rahasia 'kecelakaan' di tebing itu bocor ke publik lebih cepat dari yang kamu duga."

​Andika hanya bisa berdiri terpaku di ruang tamu yang sepi, tangannya mengepal hingga memutih. Ia bersumpah akan menghancurkan Rahayu, namun di saat yang sama, ia menyadari bahwa wanita yang dinikahinya bukanlah Rahayu yang lemah yang ia yakini waktu itu. Ternyata Rahayu adalah wanita yang badas.

​BERSAMBUNG

1
Ariany Sudjana
ini ga ada ceritanya gimana agung bisa menemukan Rahayu? tahu-tahu Rahayu sudah sadar dari koma
Ariany Sudjana: maksudnya saya gimana mulanya sampai agung ketemu Rahayu? kan Rahayu dibuang ke sungai, yang katanya banyak buaya, apa pas agung lewat, jadi ditolong sama agung? atau gimana? itu yang saya masih ga ngerti, tahu-tahu Rahayu bangun dari koma
total 2 replies
Anonymous
makin seru thor pembalasan dendam dimulai
Ara putri
semangat nulisnya kak.
jangan lupa mampir juga keceritaku PENJELAJAH WAKTU HIDUP DIZAMAN AJAIB🙏
Ariany Sudjana
semoga ada yang datang menyelamatkan Rahayu dan pak Rio
Ariany Sudjana
he citra kamu beneran yah iblis berwujud manusia, sudah jelas kamu salah, masih juga mau berkelit dan mau membunuh pak Rio, jangan coba-coba kamu yah citra. sudah pa Rio bawa saja semua orang yang terlibat dalam penganiayaan Rahayu, biar hukum dunia bawah yang bertindak
Anonymous
makin gregetan thor
Ariany Sudjana
mampus kalian Andika dan citra, siap-siap saja kalian menghadapi papanya Rahayu
Anonymous
apa yg akan terjadi selanjutnya😍
Anonymous
seruu
Anonymous
mkin seru👍
Anonymous
keren
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!