HAPPY READING. . .
MENTARY SAFIRA PUTRI anak broken home yang lebih memilih untuk bekerja dari pada melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi, gadis mandiri cantik dan pintar.
AXCEL PUTRA DEWANGGA seorang pengusaha muda yang sukses tapi tidak dengan pernikahannya karena harus kandas ditengah jalan, janji suci yang dinodai oleh sang istri dengan berselingkuh membuat AXCEL memutuskan untuk bercerai.
" Tar pilih duda apa perjaka." tanya Clara teman Tary.
" Nggak ada angin nggak ada ujan tiba-tiba nanya gituan waras lo."Jawaku.
" Lo tau nggak anak pemilik toko roti tempat kita kerja, ternyata oh ternyata duda mana ganteng banget lagi." ujar Clara senyum-senyum nggak jelas sambil meluk guling.
" Sinting kali nih anak senyum-senyum nggak jelas." gumam Tary sambil gelang-geleng kepala.
penasaran seganteng apa dudanya terus pantengin cerita aku yah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Revan Fernando, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
mulai tumbuh rasa suka
Waktu adalah uang atau waktu adalah kesempatan, kesempatan yang harus dimanfaatkan dengan baik, mengisi waktu dengan hal-hal bahagia dan kesenangan seperti halnya dua manusia yang selalu terlihat bahagia dan ceria melayani banyak pembeli di toko roti tempatnya bekerja.
Tary dan Clara dua gadis yang terlihat sedang melayani pembeli dengan senyum ramahnya, lalu Clara melihat arloji di pergelangan tangan kirinya ternyata sudah pukul 12.05 yang artinya sudah waktunya untuk makan siang.
Pembeli pun berangsur mengurang karena sudah jam makan siang, saat Clara dan tary akan melangkah ke tempat istirahat untuk makan siang tiba-tiba terdengar suara anak kecil yang memangil mereka berdua.
" Mami . . . Tante cantik." Teriaknya Saat baru membuka pintu. Sontak mereka berdua berhenti dan berbalik badan terlihat seorang anak kecil masuk dengan menggandeng tangan bos pemilik toko roti ini.
" Selamat siang mami, Tante cantik." Sapanya dengan gembira.sedang kan Tary dan Clara merasa canggung dan tidak enak kepada bos mereka dengan panggilan cucunya.
Apalagi tary yang merasa sungkan dengan bosnya ia takut kalau terjadi salah paham atas panggilan cucunya terhadapnya.
" Mami, Tante cantik ko diam aja sih gak senang ketemu Zayan lagi yah?" tanyanya dengan sedih lalu menundukkan kepalanya.
" eh eh enggak kok Tante ama temen Tante senang ketemu Zayan lagi, mana mungkin gak senang ketemu anak gemoy kaya Zayan." ucap Clara, sedangkan tary masih diam menatap ke bocah itu.
" Kalian berdua udah mau makan siang." Tanya bos mereka.
" Iya Bu kita berdua mau makan sing dulu mumpung toko gak begitu ramai dan kak Linda ama kak Sisil mau gantian jagain dulu." Ujar Clara.
" Oh ya sudah kalian makan dulu aja mumpung toko juga gak begitu ramai." ucap Bu Nina.
" Oma Zayan mau ikut mami sama Tante cantik boleh tidak." kata Zayan sontak ketiga orang dewasa itu pun menatap kearah bocah itu.
" Coba Zayan tanya sama mami dan Tante cantik Zayan boleh ikut gak, kalau boleh Oma bakal izinin tapi kalau gak boleh Zayan gak boleh maksa ok." Sontak Tary dan Clara kaget dengan ucapan bos mereka, mereka berdua fikir bosnya bakal keberatan dengan panggilan cucunya terhadap karyawannya.
" Kalian berdua keberatan tidak kalau cucu ibu ikut kalian kebetulan ibu juga lagi ada perlu sama Lia ada yang perlu ibu bahas dengan Lia." lanjutnya berucap.
" Ehh. Engak ko bu kita berdua gak keberatan, iya kan tar?" ucap Clara kepada Tary.
" Haah, kenapa lo ngomong apa barusan?" tanya Tary karena dia masih gak percaya kalau bosnya gak keberatan dengan panggilan cucunya terhadapnya.
" lo mah haa hee haa hee aja gak denger Bu Nina ngomong apa barusan? Zayan ikut kita gak papa kan?" tanya Clara kepada Tary.
" Oh, iya gak papa kok Bu." ucap tari akhirnya.
Diruang istirahat mereka bedua mulai menikmati makan siangnya, sedangkan Zayan duduk anteng dihapannya.
" Zayan udah makan siang belum?" tanya Tary.
" Udah mami tadi sebelum berangkat kesini Zayan makan dulu ama Oma di jalan." ucap Zayan kepada Tary.
" mami nanti kalau mami udah mau pulang Zayan boleh ikut mami pulang kerumah mami gak mih, Zayan mau tinggal sama mami aja boleh kan mih." ucapnya lagi dengan wajah polosnya.
" maaf yah sayang, Zayan gak bisa ikut tinggal bareng kakak Zayan kan udah tinggal bareng Oma opa dan papi,tapikan Zayan bisa ketemu kakak disini jadi jangan sedih ok." ucap Tary mencoba memberi pengertian.
" ok mami." jawab bocah itu.
Lantas Tary dan Clara pun melanjutkan makannya, usai selesai makan mereka berdua menemani Zayan bermain sesekali mereka akan tertawa tanpa mereka sadari Bu Nina merekam kebersamaan cucunya dengan kedua pegawainya lalu ia kirim kepada anaknya.
Saat jam istirahat berakhir Clara dan Tary pun melanjutkan pekerjaannya, sedangkan Zayan terus membuntuti Tary kemanapun ia pergi, seakan takut ditinggal pergi sedangkan Bu Nina yang sedang memperhatikan cucunya yang begitu bahagia bisa terus bersama salah satu karyawannya pun terus memvideokan dan dikirim ke sang putra.
Disisi lain Axcel yang sedang memeriksa beberapa berkas pun sempat melirik kearah ponselnya saat ada sebuah pesan masuk dari mamanya.
Lalu membuka pesan tersebut ia pun menonton vidio yang namanya kirimkan, perlahan sudut bibirnya pun terangkat membentuk senyum kecil. Dia gak menyangka anaknya bisa tertawa lepas dengan perempuan yang baru dua kali ditemuinya, merasa bingun dengan sikap anaknya yang begitu mudah dekat dengan perempuan itu, padahal anaknya termasuk susah untuk dekat dengan sembarang perempuan.
" Cantik." gumamnya saat melihat tawa perempuan yang sempat ia marahi, perempuan itu memiliki wajah yang imut dengan pipi yang cabie. Tampa sadar Axcel pun senyum-senyum sambil memerhatikan wajah perempuan itu, sampai tidak sadar asisten pribadinya masuk.
" kesambet setan apaan lo senyum-senyum gak jelas sambil liatin hp sampai gue ketok pintu gak ada sahutan gue kira lo molor." ucap Alex lalu mengambil duduk dihadapannya.
" Anjir lo kalau mau masuk ruangan gue minimal ketok pintu dulu lah yah." sewot Axcel karena dia merasa kaget dengan kehadiran Alex yang menurutnya tiba-tiba.
" Eh buset gue udah ketuk pintu beberapa kali tapi gak ada sahutan dari lo, ya udah gue ngintip dikit, ternyata lo lagi senyum-senyum kaya orang kurang seons. Lo lagi lihat apa sih sampe senyum-senyum gitu penasaran gue." ucap Alex.
" Kepo lo, mana hasil kunjungan Lo ke proyek barusan." tanyanya mencoba mengalihkan pembicaraan agar tidak membahas dirinya yang ketangkap basah sedang senyum-senyum sambil melihat hpnya.
Lantas mereka pun membahas hasil kunjungan Alex dan Ciara ke pembangunan proyek baru, tidak lagi membahas pertanyaan Alex terhadap Axcel.
Tepat pukul 08.00 Axcel baru sampai di kediaman kedua orang tuanya, saat melewati ruang keluarga terlihat kedua orang tuanya duduk di sofa mengawasi cucunya yang sedang asik bermain Lego bersama baby sisternya
" Malam mah pah." sapanya kepada kedua orang tuanya lalu menghampiri anaknya.
" malam jagoan papi, kenapa belum tidur." tanyanya pada sang anak.
" Papi." dengan antusias bocah gemoy itupun menghadap papinya. "Zayan tungguin papi pulang, Zayan mau tidur bareng papi." lanjutnya.
" Baiklah ayo kita naik keatas." ucapnya.
" Mah, pah aku naik dulu yah mau bersih-bersih badan dulu." lanjutnya.
" kamu udah makan malam apa belum ?" tanya sang mama.
" Udah mah tadi bareng derren dan Alex, aku naik dulu mah pah, sus kamu tidur aja biar Zayan malam ini tidur dengan saya." ucapnya lalu berjalan menuju tangga dengan menggandeng tangan anaknya.
" Baik tuan." jawab baby sister itu.
Sesampainya dikamar Axcel pun menaikkan anaknya ke atas ranjang lalu berkata.
" Papi mandi dulu kamu anteng disini jangan bikin ulah." ucapnya kepada sang anak. Lantas ia pun menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya yang terasa lengket karena seharian bekerja.
Lima belas menit kemudian axcel pun selesai dengan mandinya dan menghampiri anaknya di atas ranjang yang sedang memainkan robot berbentuk Spiderman.
" Papi tadi Zayan main sama mami dan Tante cantik di toko Oma." adunya pada sang papi saat papinya sudah merebahkan badannya si samping sang anak.
" Oh iya main apa kalau boleh papi tahu." ia bertanya pada sang anak padahal tanpa anaknya bercerita ia sudah tahu karena sang mama mengirimkannya beberapa video kebersamaan anaknya bersama karyawan mamanya di toko.
" Banyak Pi ada main tebak-tebakan, main Lego." ujarnya dengan antusias.
" Trus anak papi senang tidak?"
" senang papi, senang banget malah besok pulang sekolah boleh ikut Oma lagi gak pi."
" Boleh nggak yah." ujar Axcel pura-pura berfikir sambil jari telunjuknya ia ketuk-ketukin ke dagu seolah ia sedang berfikir.
" Papi ih lama jawabnya." kata sang anak tidak sabar menunggu jawaban dari papinya.
Saking gemasnya terhadap putranya Axcel pun menggelitik perutnya, membuat anaknya tertawa terpingkal-pingkal.
" Papi udah stop Zayan geli." tapi Axcel tidak mendengarkannya ia terus saja menggelitik perut anaknya, dirasa anaknya sudah lemas Axcel pun berhenti menggelitik perut putranya.
" Boleh asal kamu disana gak buat mami repot ok." tanpa sadar Axcel menyebut Tary dengan sebutan mami, tanpa ia sadari rasa suka pada perempuan yang anaknya panggil mami mulai tumbuh dihatinya.
" Zayan janji papi tidak membuat mami repot."ucap Zayan mencoba menyakinkan papinya.
" Ok, sekarang sudah malam Zayan tidur papi juga mau tidur Good night jagoan papi." ucap Axcel.
" Good night papi." lalu mencium pipi papinya.