Betapa hancur hati seorang Alia ketika mendapat tuduhan sebagai pencuri dari Tantenya sendiri, namun yang paling menyakitkan adalah ketika Arya tunangannya percaya akan hal itu.
sehingga untuk membuktikan kebenarannya dilakukanlah ritual oleh seorang dukun, sebuah jarum dimasukkan kedalam sumur, dan siapapun yang menyentuh air sumur itu dan terbukti bersalah maka jarum akan menusuk tubuhnya sampai menemui ajal.
dan hingga akhirnya sampai alia meninggalkan kampung tersebut karena kenyataan anak dari Tantenya telah merebut sang kekasih darinya, dan bagaimana selanjutnya siapakah sebenarnya pencuri itu dan bagaimana kisah cinta dan kesuksesan Alia ikuti kisah serunya disini
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Muliati Sherina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
siapa yang sakit.
sore telah menjelang, pukul 04 00, Alia membaringkan tubuhnya setelah lelah seharian bekerja, samar samar di dengar suara pagar dibuka, deru sebuah mobil terdengar memasuki halaman rumah, dia mengintip sedikit di balik gorden jendela.
Pak Wisnu?, dadanya terkesiap melihat lelaki itu turun dari mobil, melangkah masuk lalu tak terlihat lagi, dia acuh saja, melanjutkan aktivitasnya barusan, membaringkan tubuhnya di kasur dan menerawang memperhatikan langit langit kamar yang ternyata banyak sarang laba labanya.
Sepuluh menit ponselnya berbunyi, ternyata dari Bu dian, ibu kost, ngapain pake nelpon segala.
"Iya Bu, tumben pake nelpon segala", ucap Alia cuek.
"Kamu ke bawah dong, ada yang nyariin", balas Bu Dian.
"Nyariin aku Bu tapi maaf ya Bu aku lagi sakit kepala", ucapnya kemudian.
"Ya udah kalau begitu istirahat saja, ucap Bu Dian mengakhiri pembicaraan.
...****************...
Ternyata Bu Dian menelpon dari dapur, tanpa sepengetahuan pak Wisnu, Bu Dian kemudian ke ruang tamu membawa jus jeruk dan setoples kue kering.
"Bu de ngapain repot-repot, Wisnu kesini pengen jemput bude di suruh mama, katanya kangen".
"Hari Minggu ya nu, kasian anak anak kalau Tante tinggal, lagian kalau hari Minggu ada kamu juga, bude kangen pingin ngumpul ngumpul sama kalian semua.
"Kok sepi, anak anak kost pada kemana bude?", tanya Wisnu celingukan mencari satu sosok.
Bu Dian mengerti siapa yang di carinya, tapi entah apa yang terjadi Alia tidak ingin menemuinya.
"Anak anak ada yang masuk sore, ada juga di lantai atas baru pulang, istirahat, masih capek.
"oh...ucap pak Wisnu, ada rasa kecewa menyelinap dalam hatinya, entah mengapa akhir akhir ini gadis itu seolah menghindarinya, apakah ada kesalahan yang telah dibuatnya, atau apa, kedatangannya ke sini karena ingin tau ada apa, tapi kenyataannya, bertemu dengan aliapun tidak.
Akhirnya pak Wisnu pamit pulang, membawa sedikit goresan rasa kecewa, mendengar suara deru mobil, Alia kembali mengintip dari balik gorden jendela, entah mengapa ada rasa bersalah menggelayut dalam dadanya.
Habis isya ponsel Alia berdering, sebuah nama tertera di layar ponsel, pak Wisnu, ada keinginan untuk menjawab panggilan itu, tapi di biarkan saja, bunyi ponsel yang terus berdering menggerakkan kaki Susi melangkah ke kamar di sebelahnya.
"Al, kok hp bunyi di anggurin", jawab dong siapa tau penting, ucap Susi sambil meraih ponsel di atas nakas, dan dia terkejut melihat nama yang terlihat di layar.
"Pak Wisnu?, Al ayo dong di angkat", ucap Susi yang tanpa aba aba memencet tombol hijau.
"Halo, Al, kamu baik baik saja, kamu marah ya?", terdengar suara di seberang sana.
"Dia mengkhawatirkan kamu", bisik Susi.
"Nggak pak aku baik baik saja", ucap Alia acuh.
"Al, kalau aku ada salah tolong kamu bilang, jangan cuek kaya' gitu dong", balas pak Wisnu.
"Bapak nggak ada salah, justru aku yang salah, maaf ya pak, kalau selama ini, aku terlalu banyak nyusahin".
"Maksudnya apa Al?".
"Nggak pak, nggak apa apa, maaf ya, aku dah ngantuk". telpon di matikan.
"Kamu nggak sakit kan Al, aku pikir sudah ada sinyal sinyal cinta diantara kalian, tapi kamu kok malah menghindar, awas loh entar nyesel baru tau rasa", ucap Susi memperingati.
"Justru itu sus, aku takut, terlalu lama bersamanya, timbul rasa yang tidak bisa aku kendalikan".
"What?, kamu beneran suka pada pak Wisnu, kamu jatuh cinta tapi malah menjauh, seharusnya kamu Pepet terus jangan sampai lengah.
"Emang siapa sih yang bisa. menolak pesona pria itu, walaupun dia duda tapi kharisma dan kebaikannya bikin aku klepek klepek".
"Kirain kamu udah trauma di khianati arya, di lecehkan si Arga, ternyata kamu masih gampang jatuh cinta.
"Yee... aku Khan masih normal, kalau trauma siapa nanti penerus keluarga madi, aku kan anak satu satunya.
Susi malah tertawa mendengar ucapan sahabatnya, "Iya ya masa kerajaan madijaya harus lengser, ucapnya kembali tertawa.
"Aku takut sus bermimpi ketinggian, kalau jatuh pasti sakit".
"Nggak sakit kok Al, kalau jatuhnya di kasur yang empuk".
"Yee sini aku jitak", ucap Alia yang malah menjitak kepala sahabatnya itu.
"Al, aku rasa pak Wisnu itu juga menyimpan rasa yang sama, hanya mungkin dia masih belum berani mengungkapkan, Al kalau kamu jadian, uuh bakalan iri seantero pabrik".
"Uuuuuu mimpi kali ya".
...****************...
Hari Sabtu sore, Alia dan Susi telah menyelesaikan tugas mereka di pabrik, namun dua hari belakangan ini, hati Alia terasa galau, sejak hari itu, saat pak Wisnu datang, dan Alia mengacuhkannya, tak pernah dilihat wajah pria itu di pabrik tempat mereka bekerja.
Seharusnya gadis itu tidak perlu ambil pusing, bukankah ini keinginannya, menjauh dari pria itu, tapi tak melihat dan mendengar suara pak Wisnu selama dua hari, benar benar membuat hatinya risau tak menentu, ingin di telepon tapi takut dan malu.
"Al, sus, mau nggak besok temanin ibu jenguk teman yang lagi sakit.
"Maaf Bu kalau Susi bentar mau pulang, ikut mobil om sanu", jawab Susi.
"Kalau kamu Al, mau pulang juga?".
"Nggak Bu, Bapak sama ibu mau ziarah sekalian silaturahmi ke kampung ibu".
"Nggak ikut".
"Nggak bu, Mereka di sana paling bentar seminggu, kalau aku ikut, kerjaan gimana?".
"Syukurlah kalau begitu, jadi mau dong besok temanin ibu.
"Boleh deh, dari pada di rumah sendirian".
"Kalau gitu boleh dong bantuin ibu buat bolu coklat".
"Hore... bolu coklat kue kesukaan aku", ucap Alia meloncat kegirangan seperti anak kecil yang mendapatkan hadiah.
...****************...
Esoknya setelah mandi, sarapan, Bu Dian dan Alia bersiap siap berangkat untuk menjenguk anak teman Bu Dian yang sedang sakit, dengan membawa oleh oleh dua biji kue bolu buatan Bu Dian dan Alia yang pasti rasanya uenak buanget.
Bu Dian memesan taxi online, jaraknya tidak terlalu jauh, kurang dari setengah jam perjalanan, Bu Dian merasa bahagia, dia merasa kerinduannya pada tari anaknya sedikit terobati, dan Alia merasakan ketulusan pada wanita yang mungkin seumuran dengan ibunya itu.
Mobil berhenti di depan pagar besi sebuah rumah mewah, mereka turun, dan seorang satpam membukakan pagar untuk mereka, satpam penjaga menyapa Bu Dian dengan ramah.
Tiba tiba Bu dian pamit sebentar, hendak membeli balon di seberang jalan, dan meminta Alia masuk duluan membawa oleh olehnya, di temani pak satpam karena matahari di tempat itu sudah mulai agak panas.
Sebenarnya Alia malas masuk sendiri, tapi sudah terlanjur diantar sama pak satpam, eh pak satpamnya malah ngeloyor pergi, katanya kebelet buang air.
Alia mencoba membunyikan bel, pintu terbuka, seorang wanita yang belum tua tua amat berpakaian seragam layaknya art, muncul dari balik pintu, wajahnya terlihat sinis, tidak memperlihatkan keramahan sedikit pun.
Wahh meleyot gak tu si alya