NovelToon NovelToon
9 Pintu Perunggu

9 Pintu Perunggu

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Misteri / Time Travel / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:713
Nilai: 5
Nama Author: Herwanti

Anila mencoba meraba disekitarnya hingga dia merasakan ada dinding di sebelah kirinya. Dia berjalan melangkah ke depan.

Tapi dia tersandung oleh sesuatu membuat dia jatuh ke tanah.”Ini dimana sih kenapa semua gelap. Seharusnya ini masih siang. Kenapa gelap sekali,”ucap Anila dengan wajah binggung. Tapi dimana saat itu Anila berada akan dia bisa keluar dari kegelapan itu dan kembali ke tempat asalnya. Anila akan bisa menemukan teka-teki yang dia dapatkan?.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Herwanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 24

Di perjalanan menyusuri huhan Anila juga mengambil beberapa gambar dan hewan. Dia tidak lupa untuk membuat dena jalur yang dia lalui. Babon yang berjalan didepan dengan santai melihat sekitarnya. Tapi karena mereka berdua Anila ingin tahu lebih jauh tentang hutan Tratam.

“Hai Babon bisa tidak kamu jelaskan kepadaku tentang hutan Tratam ini?,”ucap Anila yang ada di belakang. Babon mendengar perkataan dari Anila menoleh dan menuggu Anila berjalan disampingnya.

“Untuk apa anda ingin tahu tentang hutan Tratam ini?,”ucap Babon balik tanya.

“Karena menarik saja,”ucap Anila yang tersenyum.

“Mulai dari mana ya ceritanya,”ucap Babon sambil berpikir. Tapi mereka juga tetap waspada dengan sekitarnya.

“Dulu nenek moyang mereka hutan Tratam tidak banyak hewan beracun. Tapi setelah kejadian langit berwarna merah hutan Tratam berubah,”kata Babon dengan santai menceritakan apa yang dia ketahui dari mulut ke mulut kisahnya.

Anila mendengar cerita dari Babon bertanya,”Kapan itu terjadi fenomena langit berwarna merah.”

Babon berpikir tapi dia hanya bisa menggelengkan kepalanya karena tidak tahu kapan itu terjadi yang dia tahu kejadian itu sudah ada sejak lama.”Ini hanya cerita rakyat dari pendahulu saya. Jadi saya tidak tahu pastinya tentang fenomena itu?,”ucap Babon.

“Jadi apa hanya itu saja cerita yang kamu dengar dari para sepuh,”ucap Anila. Babon mengangguk dan tersenyum.

“Lalu kenapa kamu ingin masuk ke hutan ini. Kalau kamu sudah tahu banyak racun disekitar kita,”ucap Anila.

“Anda pasti tahu bukan. Kita hanya orang biasa membutuhkan pencarian mata uang. Jadi mau tidak mau harus masuk ke dalam hutan. Tapi tidak banyak dari penduduk yang ingin masuk lebih dalam karena banyak hawan yang berbahaya,”ucap Babon.

“Jadi begitu ya,”ucap Anila. Anila yang sedikit mengetahui sedikit informasi hanya bisa terdiam.

“Kita sudah lama berjalan tapi tidak menemukan yang aneh disini,”ucap Babon.

“Kamu benar, mungkin saja tempat ini bukan disini. Ayo kita pergi ke sisi lain,”ucap Anila.

Di sisi lain di tempat Bani dan Hanan yang masih saja mendengarkan ketidak senangan dari Hanan.”Sampai kapan kamu terus mengeluh seperti itu Hanan. Telingaku terasa panas mendengar kata kamu itu,”ucap Bani yang berjalan didepan.

“Apa yang kamu katakan Bani. Ini juga salah kamu bukan kenapa juga ada Anila tinggal di rumah kalian,”ucap Hanan dengan wajah cemberutnya.

“Bukan itu sudah diceritakan oleh Baki. Kita hanya membalas utang budi saja,”ucap Bani.

“Kalau hanya membalas utang budi bukan lebih baik carikan saja tempat tinggal untuk dia saja. Kenapa harus tinggal bersama dengan kalian sih,”kata Hanan yang tidak terima.Bani hanya menghela nafas saja hingga dia berhenti dan menoleh.

“Kau suka dengan Baki, bukan,”ucap Bani dengan jujur dan terus terang.

Hanan sempat memalingkan wajahnya ke arah lain sambil berkata,”Tidak, kamu salah prediksi itu.”

“Apa benar aku salah dengan apa yang aku lihat. Kalau kamu tidak suka dengan Baki kenapa kamu mempermasalahkan dengan Anila yang tinggal bersama kami, hayo jawab sekarang,”kata Bani dengan wajah serius. Hanan yang sudah ketahuan oleh Bani tidak bisa berkata lagi.

Hanan memilih berjalan untuk melihat kedepan. Bani mengikuti dengan wajah senang dan kemenangan. Saat mereka berkeliling tampak tidak ada yang aneh.”Hai Bani kita sudah jauh bukan dari batu itu. Kenapa kita tidak melihat gua atau pintu masuk ke dalam makam,”kata Hanan merasa lelah karena berjalan terus.

“Kamu benar sih. Apa kita kembali ke tempat batu itu sekarang?,”ucap Bani.

“Itu ide yang bagus. Ayo pergi ke sana sekarang,”ucap Hanan dengan wajah semangat. Tapi saat mereka hendak pergi Bani mendengar langkah kaki. Bani melihat sekitarnya dengan waspada. Hanan melihat sikap serius dari Bani bertanya,”Ada apa Bani?.”

“Aku rasa ada yang datang ke arah kita,”ucap Bani.

“Apa?,”ucap Hanan segera waspada. Tapi saat mereka waspada muncul tentara berbaju hitam dengan senjata muncul menodongkan senjata ke arah mereka.

“Kalau kamu ingin hidup sebaiknya kamu turunkan senjata kamu Bani,”ucap seorang wanita di belakang tentara hitam.

“Aku tidak sangka akan bertemu dengan kamu disini. Untuk apa kamu ke sini?,”ucap Bani yang tersenyum.

“Bani siapa dia?,”ucap Hanan yang merasa kalau orang didepan itu memusuhi mereka.

“Dia itu seorang yang menginginkan sesuatu tapi tidak bisa terkabulkan. Iya tidak,”ucap Bani tidak memberitahukan namanya.

“aku tahu kalau kamu tidak suka denganku. Tapi kondisi saat ini aku yang unggul bagaimana,”ucap Wanita.

“Apa yang kamu inginkan dariku?,”ucap Bani.

“Dimana dia berada. Aku ingin bernegoisasi dengan dia, kalau bisa,”ucap wanita dengan santainya.

“Aku tidak akan memberitahukan keberadaan dia berada,”ucap Bani.

“Kalau kamu tidak ingin memberitahukanku.Juga tidak masalah sih. Kalian segera berpencar untuk mencari kelompok dari Bani sekarang,”ucap wanita. Beberapa tentara berpakaian hitam mulai membentu kelompoknya menyusuri hutan. Bani dan Hanan yang di bawa paksa oleh wanita tu menuju lokasi batu besar.

Anila dan Babon yang hendak melihat arah lain. Merasakan ada kehadiran yang aneh. Anila merasa kalau ada seseorang yang datang. Segera menyeret Babon untuk bersembunyi. Di tempat yang penuh dengan rumput dan batu cocok untuk bersembunyi. Baban bertanya kepada Anila kenapa mereka bersembunyi.

“Sebaiknya kamu diam. Jika kamu ingin hidup,”ucap Anila yang tahu dari wajah Babon tampak bingung.

Babon hanya diam saja hingga saat mereka terdiam diri di dalam persembunyian. Muncul beberapa orang dengan pakaian hitam seperti tentara.Mereka juga membawa senjata seperti mencari sesuatu.

Anila melihat tentara itu berpikir,”Apa mereka orang yang datang ke rumah saat itu dan orang mengikut kami. Kenapa mereka ada disini?.”

Babon masih terdiam dan melihat dari balik semak mereka berkeliling dan tidak menemukan apa-apa.”Hai kamu disana apa menemukan mereka tidak,”ucap kawan mereka dari jauh.

“Tidak kami tidak melihat ada jejek dari mereka disini,”kata kawan didepan Anila.

“Ayo pergi ke sisi lain,”ucap mereka. Setelah mereka menjauh Babon hendak ingin keluar dari tempat persembunyian untuk melihat. Tapi di tahan oleh Anila. Karena indra perasa dari Anila merasakan ada kelompok lain yang akan datang. Anila hanya memberikan isarat dengan gelengan kepala saja. Babon yang paham mengangguk kembali duduk.

Tepay Babon duduk mereka kembali datang dengan orang yang berbeda. Setelah mereka lewat. Anila yang tidak merasakan ada yang datang lagi mereka keluar dari tempat persembunyian.”Siapa mereka sebenarnya?,”ucap Babon yang bertanya kepada Anila.

“Aku juga tidak tahu. Tapi mereka bukan dari pihak kita,”ucap Anila dengan perasaan masih waspada.

“Bagaimana dengan yang lain. Apa mereka juga akan bertemu dengan tentara itu?,”ucap Babon.

“Kurasa kita harus kembali. Tapi kita harus tetap bersembunyi jika sudah sampai dilokasi. Aku tidak ingin tertangkap oleh mereka,”ucap Anila dengan jujur.

“Aku juga tidak mau tertangkap juga,”ucap Babon, Segera mereka kembali ke tempat pertemuan. Di perjalanan mereka juga berhati-hati dengan sekitar mereka agar tidak ketahuan. Tapi bagaimana dengan Harits dan Baki setelah itu?.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!