Pernikahan seharusnya menjadi momen yang paling membahagiakan dan ditunggu oleh pasangan yang saling mencintai. Namun, hal tersebut tidak berlaku bagi Noami dan Gilang.
Pasalnya, pernikahan mereka terjadi secara mendadak dan tak mengenakkan akibat kesalahpahaman warga yang mendapati mereka berada di dalam rumah kontrakan Naomi dalam kondisi yang cukup intim.
Warga yang mengira kalau Naomi dan Gilang sudah melakukan tindakan tercela yang mencoreng nama baik desa mereka, memaksa mereka menikah saat itu juga. Tidak punya pilihan, Gilang dan Naomi terpaksa menuruti keinginan warga demi menyelamatkan naman baik mereka sebagai pendatang di sana.
“Meski kita sudah menikah, tapi kamu tidak boleh menuntut hak apapun kepadaku!” Kata Gilang setelah tak lama mereka menjadi pasangan suami istri.
Begitu banyak kesepakatan menyakitkan yang dibuat oleh Gilang ditambah sikap Gilang yang sering mengacuhkannya setelah mereka menikah, membuat Naomi merasa pernikahan yang dijalaninya hanya membuatnya terluka.
Apakah Naomi mampu bertahan dengan pernikahan yang hanya membuat luka untuk dirinya meski sebenarnya tanpa diketahui oleh Gilang jika Naomi sudah mencintai Gilang sejak lama?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SHy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PML 26 - Merindukan Naomi
Naomi dan Gilang kini sudah berada di perjalanan menuju sebuah tempat pertemuan Gilang bersama kedua sahabatnya. Selama di perjalanan, Naomi terlihat lebih banyak diam. Wanita itu enggan untuk berbicara pada Gilang.
“Kenapa wajahnya itu. Selalu saja cemberut dari tadi.” Gumam Gilang dalam hati sembari menatap wajah Naomi. Merasa diperhatikan oleh Gilang, membuat Naomi menatap wajahnya dengan mata melotot.
“Apa?” Tanyanya kesal. Dia sungguh tidak suka ditatap seperti itu oleh Gilang.
Gilang memilih diam. Dia sudah kembali pada mode bisu yang membuat Naomi jadi kesal melihatnya.
Tak lama berselang, mobil sudah tiba di depan sebuat kafe. Terlihat tak jauh dari mobil Gilang berada, mobil milik Kala sudah terparkir di sana.
“Ayo turun!” Ajak Gilang.
Naomi mengangguk malas. Sebenarnya dia enggan ikut bersama Gilang. Namun, karena Gilang memaksa, membuatnya tak dapat berkata-kata.
Kini, keduanya sudah masuk ke dalam kafe. Kala dan Verel yang melihat Gilang datang sambil membawa Naomi dibuat kaget. Mereka tidak menyangka kalau Gilang menuruti saran dari mereka untuk membawa Naomi ikut bersamanya.
“Hai Naomi.” Sapa Verel lebih dulu. Wajahnya terlihat tersenyum manis pada Naomi. Membuat Naomi tersenyum kaku membalas sapaannya.
Tak tinggal diam, Kala juga menyapa Naomi. Membuat Gilang yang sejak tadi memperhatikan pergerakan kedua sahabatnya menjadi jengkel.
“Akhirnya perkumpulan kita malam ini gak hambar lagi karena ada Naomi di sini!” Kelakar Verel tanpa peduli dengan mata Gilang yang sudah menatapnya dengan tajam saat ini.
“Benar. Biasanya hambar banget rasanya kalau ketemu sama Gilang. Sekarang udah gak lagi!” Sahut Kala.
Naomi tersenyum kecut. Dia merasa perkataan kedua sahabat Gilang adalah sebuah sindiran untuk dirinya. Padahal sebenarnya, Kala dan Verel beneran senang ada Naomi di perkumpulan mereka kali ini.
“Kamu mau pesan makan apa?” Tanya Gilang tanpa memperdulikan lagi obrolan kedua sahabatnya. Dia memberikan buku menu di depan Naomi untuk Naomi lihat lebih dulu.
“Ayam bakar madu sama es jeruk saja.” Balas Naomi.
Gilang mengangguk. Dia ikut memesan menu yang sama dengan Naomi tanpa mencari menu yang lain.
“Naomi, kamu gak usah canggung gitu kalau lagi sama kami. Santai aja. Kami gak suka makan orang kok.” Kata Verel yang sejak tadi menyadari kalau Naomi kelihatan sedikit canggung.
Naomi mengulas senyum. “Aku cuma gak terbiasa dibawa ngumpul seperti ini sama kalian. Jadinya belum terbiasa.” Balas Naomi seadanya.
“Loh, bukannya dulu kita juga sering berkumpul seperti ini. Sebelum kamu menempuh pendidikan dokter?” Tanya Kala.
Naomi terdiam. Dia merasa sudah salah berbicara kali ini.
“Oh ya, Naomi. Kenapa sejak kamu udah kuliah kamu jarang banget kelihatan lagi? Apa masalah kamu dan Gilang saat itu yang membuat kamu gak mau kumpul dengan kita lagi?” Tanya Kala lembut.
Bibir Naomi mengkerut. Dirinya sedikit kesal karena Kala mempertanyakan hal yang sudah lama berlalu.
“Padahal Gilang rindu banget sama kamu sejak kamu udah jarang mau diajak kumpul sama kami loh.” Timpal Verel.
Kedua bola mata Gilang melotot menatap wajah Verel yang menatapnya tanpa rasa bersalah. “Benar kan Gilang? Sangking rindunya kamu sama Naomi, kamu sampai nyusulin dia ke desa dan akhirnya terjadi hal yang diinginkan di sana.” Tambah Verel semakin menjadi-jadi tanpa peduli sedikit pun wajah Gilang seperti orang yang hendak memakannya saat ini.
***
Jika teman-teman suka dengan cerita Naomi dan Gilang, tinggalkan komentar dan klik tombol suka sebelum meninggalkan halaman ini. Satu lagi, jangan lupa kasih rate bintang 5 ⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️ seperti biasanya. Terima kasih🌺
Gilang marah tidak ya Naomi pulang ke rumah mamanya untuk menemui kak Nadira tidak mengajaknya