Pregnant With My Employer'S Child

selamat membaca

🍂🍂🍂🍂

melihat gibran dengan tulus meminta maaf kaisha pun tidak bisa lagi untuk terus diam dan mengabaikan nya.

"saya memafkan anda tapi setelah ini jangan temui saya dan putri saya masa lalu biarlah berlalu saya tidak ingin lagi mengingat atau mengungkitnya.. " ucap kaisha, sontak membuat gibran langsung mengangkat kepalanya dan melihat ke arah kaisha.

"apa... tidak..bisa " ucap gibran ia langsung berdiri.

"kenapa tidak..? " tanya kaisha.

"kaisha aku tidak bisa membiarkan mu pergi lagi jika aku membiarkan mu pergi begitu saja aku tidak akan bisa... tidak" ucap gibran terpotong, ia takut akan salah bicara dan membuat kaisha salah paham.

"tuan sebenarnya apa yang anda inginkan dari saya...? " tanya kaisha dengan lemah.

"pulang bersamaku ke Jakarta... " ajak gibran.

"saya menolak nya tuan, lantas bagaimana dengan keluarga anda kalau mengetahui mantan ART nya mengandung anak anda.. " tolak kisah, ia benar-benar tidak ingin kembali ke rumah itu, yang penuh kenangan buruk.

"ayah dan ibu sudah mengetahui nya, dan juga ibu ingin bertemu dengan mu kaisha" jawab gibran.

"lalu bagaimana dengan istri anda bukankah anda baru menikah beberapa bulan lalu" tanya kaisha.

deg____Kata-kata kaisha langsung menusuk hatinya ia terdiam sejenak, mencerna perkataan kaisha barusan.

"ada apa tuan kenapa anda tiba-tiba diam... apa istri anda tidak mengetahui nya..? " tanya kaisha, ia berusaha untuk memancing gibran.

"pernikahannya batal... " jawab gibran, yang membuat kaisha tercengang ia takut pernikahannya batal karena dirinya.

"apa itu karena aku..? " tanya kaisha.

"bukan kai..aku akan cerita kan nanti...ku mohon pulang bersama ku ke jakarta " pinta gibran melemah, kalau kaisha menolak lagi entah alasan apa lagi yang ia gunakan nanti.

"aku tidak biasa... " ucap kaisha tegas.

"kai... " baru saja gibran hendak bicara terdengar suara tangisan bayi.

Oek___oek__oekk___

seakan mengerti apa yang di bicarakan kedua orang tuanya, putri kecil itu sontak mengis keras membuat kaisha dan gibran menghampiri putri kecil mereka.

"cup.. cup.. sayang kebangun ya gara-gara mommy belicik" ucap kaisha menenangkan putri nya ia menggendong di pelukannya.

melihat putri kecilnya untuk pertama kali gibran meneteskan air mata nya secara tidak sadar tangannya mengelus pipi gembul putri nya.

dengan lembut dan senyum yang terukir di wajah tampan itu ia mengelus pelan pipi gembul putri nya, tangan kecil itu menggenggam ibu jari gibran dengan erat seakan ia tidak ingin daddy nya pergi meninggalkan nya.

"kaisha tolong pikirankan putri kita,aku ingin memberi nya keluarga yang utuh dan bahagia" ucap gibran yang masih berusaha membujuk kaisha.

"jangan membawa-bawa anak kita dalam urusan ini tuan..... "jawab kaisha ia masih berusaha untuk mendorong gibran.

namun gibran tidak begitu saja menyerah akan kaisha ia masih tetap ingin membawa kaisha pulang ke jakarta, rasa bersalah itu selalu menghantui nya, gibran yakin jika tidak sekarang nanti nya ia akan sangat-sangat menyesal telah menelantarkan kaisha dan anaknya.

"apa kamu tidak kasian pada putri kita bagaimana saat sudah besar nanti menanyakan soal daddy nya kai aku ingin menjadi seorang daddy juga dia putri ku juga kai" ucap gibran dengan nada melas dan penuh bujukan pada kaisha.

"kai aku mohon demi putri kita, jika kamu belum memaafkan aku, aku tidak apa-apa aku akan tetap berusaha untuk memohon maaf mu " lanjut gibran.