Karya ini menceritakan tentang seorang karakter utama yang di reinkarnasi menjadi semut di dunia fantasy.
Selamat membaca
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon HZ77, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Inti Iblis
Setelah pertarungan panjang dan melelahkan, akhirnya Ryzef dan Livia berhasil menjatuhkan Yoris. Tubuh naga yang telah berubah menjadi monster iblis itu kini tak bergerak, bersimbah darah dan mulai membusuk perlahan.
Livia menatap jasad besar itu dengan raut rumit. Ada sedikit rasa sayang di matanya.
“Yoris... Padahal kau masih bisa kembali ke sisiku dan melayani seperti dulu, tapi kau malah memilih mati sebagai penghianat,” gumam Livia.
Namun sebelum mereka sempat benar-benar menikmati kemenangan mereka, Livia tiba-tiba menoleh ke arah Ryzef—dengan ekspresi datar, namun jelas tampak canggung.
“Anu… Ryzef,” ucapnya sambil melirik ke bawah, “apa kau tidak malu… dari tadi tidak memakai apapun?”
“Hah?” Ryzef menunduk. Matanya membelalak. “K-kyaaa!! K-kau…”
Spontan ia meringkuk, menutup tubuhnya dengan tangan seadanya, wajahnya merah padam.
“Akhirnya sadar juga,” kata Livia sambil menahan tawa. Ia mengangkat tangan dan memperlihatkan segumpal mana berwarna hitam pekat, mengambang di atas telapak tangannya.
“A-apa ini? I-ini bukan jebakan, kan?” tanya Ryzef curiga.
“Tenang, ini bukan benda berbahaya,” ujarnya meyakinkan.
“Kalau itu jebakan, aku tidak akan memberikannya padamu dengan senyum ramah seperti ini, bukan?”
Dengan ragu-ragu, Ryzef mengulurkan tangannya. Tapi sebelum ia sempat menyentuh gumpalan itu, mana hitam tersebut langsung melesat dan menyelimuti tubuhnya sendiri. Dalam sekejap, lapisan hitam itu membentuk pakaian lengkap yang menyesuaikan tubuhnya, terlihat seperti jubah pertempuran ringan yang anggun namun misterius.
“Wah, ternyata ini pakaian ya? Kukira kau memberiku kutukan,” ucapnya kagum sambil meraba-raba bajunya.
Livia menatap puas. “Yup. Tapi… semakin lama kau memakainya, usia hidupmu akan berkurang.”
“APA!?” Ryzef langsung berdiri panik dan menatap Livia dengan emosi meledak-ledak. “Kenapa kau tidak bilang dari tadi!?”
“Tadi aku sudah bilang: bukan benda berbahaya. Tapi baju berbahaya tidak termasuk!” jawab Livia, cengengesan.
“Kau bercanda kan!? Ini—”
Ryzef mengangkat sebelah tangan, menunjuk wajah Livia dengan dramatis. “Ini pengkhianatan tingkat tinggi! Ini sabotase! Ini—”
Tiba-tiba ekspresi Ryzef berubah datar. Ia menoleh ke samping, seperti seseorang yang baru saja melihat sesuatu.
[Quest selesai...]
[Memulai Main Quest: Tutorial]
[Ambil item khusus: Demonic core]
“Eh?” gumamnya. “Window sistem?”
Livia berkedip, bingung melihat Ryzef yang mendadak tenang dan tidak marah.
“Apa yang kau lihat?” tanyanya heran.
“Hmm? Apa kau bicara padaku?” sahut Ryzef sambil menggaruk kepala.
“Tentu saja! Memangnya kau pikir aku ngobrol dengan jasad kadal itu?” jawab Livia kesal. “Kau barusan menatap ke udara dan bergumam sendiri. Aku pikir kau terkena sihir pikiran!”
Ryzef tertawa kecil, “Ahaha, maaf. Terima kasih sudah khawatir. Aku hanya… bingung, bagaimana cara keluar dari sini.”
Livia melipat tangan dan berpikir sejenak. “Sebenarnya aku bisa menggunakan sihir teleportasi berskala besar… Tapi ada satu hal yang harus kuselesaikan dulu.”
Ia lalu perlahan berjalan mendekati jasad Yoris. Langkahnya anggun. Saat tiba di samping kepala naga itu, ia berlutut, lalu meletakkan telapak tangannya di atas dahinya. Matanya memejam. Mana berwarna ungu mulai berpendar dari tubuhnya.
Ryzef hanya bisa menatap, tak tahu apa yang sedang terjadi—hingga jendela sistem kembali muncul di hadapannya.
[Ketuk jendela untuk petunjuk quest]
“Petunjuk?” gumamnya bersemangat. Ia segera mengetuk jendela itu tanpa ragu.
Tiba-tiba, sebuah pilar cahaya tipis muncul, diikuti simbol tanda seru merah di ujungnya. Pilar itu menunjuk langsung ke dada kiri Livia—tepat di tempat jantung manusia biasanya berada.
Ryzef terdiam. Matanya membelalak.
“Sesuai dugaanku…” gumamnya dalam hati. “Demonic Core… ini jantungnya. Jantung milik iblis.”
[Waktu Quest: 15 menit. Penalti: Kematian]
“Sialan…” Ryzef menegang. “Disaat seperti ini… Pemandu gila itu…!”
[Hei, ayo lakukan. Kalau tidak, kau akan merasakan kematian yang begitu pedih~]
Ryzef memicingkan mata. 'Pemandu' itu kembali hadir dalam pikirannya, menekannya.
Dengan suara pelan dan canggung, ia memanggil, “Li… Livia…”
Namun Livia tak bergeming. Ia seperti terserap ke dalam dunia lain, alam bawah sadarnya tertarik oleh ritual yang ia lakukan.
[Dia sedang terfokus. Bunuh saja, dan ambil jantungnya…]
Suara Pemandu kembali terdengar, kali ini dingin dan tanpa emosi.
[Atau… kau ingin mati di sini? Pilihlah.]
Ryzef mengepalkan tangan. Keringat menetes dari pelipisnya. Tatapannya berpindah dari Livia ke cahaya penanda quest… lalu kembali ke Livia.
Wanita itu, satu-satunya sekutu yang ia miliki di dunia asing ini… dan kini sistem memintanya untuk—
...~𝙱𝚎𝚛𝚜𝚊𝚖𝚋𝚞𝚗𝚐~...