"Aku ingin bercerai karena aku sudah tahu maksud busuk mu! Tidak ada hubungannya dengan Rose! Aku tidak pernah mencintaimu sejak awal. Kau telah merampas posisi Rose sebagai istriku!"
"Selama aku tidak menandatangani surat cerai, itu tetap dianggap selingkuh! Dia tetaplah perusak rumah tangga!"
Setiap kali Daisy melawan ucapan Lucifer, yang dia dapatkan adalah kekerasan. Meskipun begitu dengan bodohnya dia masih mencintai suaminya itu.
"Karena kamu sangat ingin mati, aku akan mengabulkannya!"
Kesalahpahaman, penghianatan, kebohongan. Siapa yang benar dan siapa yang salah. Hati nurani yang terbutakan. Janji masalalu yang terlupakan. Dan rasa sakit yang menjadi jawaban.
Apakah kebenaran akan terungkap?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon little turtle 13, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Semakin Kesel!!
Daisy termenung dengan semua pesan yang baru saja di bacanya. Daisy merasa, dia tidak pantas mendapatkan semua kebaikan Zyran.
Tentu saja Daisy paham betul bagaimana perasaan Zyran. Daisy sudah tenggelam akan cintanya pada Lucifer, dia sudah memutuskan untuk selalu mencintainya sejak saat itu.
Namun setelah semua penantian panjangnya, dia tidak mendapatkan tanggapan apapun. Bahkan dilupakan. Yang dia dapatkan hanyalah penantian dan penghinaan yang tak berujung.
Dia tahu perasaan menyiksa itu, dan dia tidak ingin Zyran mengalami hal yang sama seperti yang dialaminya.
Begitu dia hendak mengetik balasan, Zyran mengirim pesan lainnya.
^^^'Cintaku padamu tidak kurang dari cintamu pada Lucifer. Aku tidak peduli jika aku tidak bisa menggapai mu. Aku tau aku sudah sangat-sangat terlambat. Kamu tidak perlu menanggapi ku. Selama aku bisa melihatmu dan memastikan kamu selalu baik-baik saja, aku sudah sangat bahagia..'^^^
Yang tidak diketahui Daisy adalah bahwa di sisi lain Zyran hendak menggunduli rambutnya sendiri. Dia tidak pernah merasa memalukan untuk setiap usahanya yang gagal.
Namun memaksakan perasaannya pada seseorang yang sudah mempunyai suami terasa sangat memalukan. Namun dia tidak dapat menghentikan perasaannya.
Dia berusaha membuat pesannya terdengar tidak menjengkelkan. Setelah mengetik, menghapus, dan mengetik ulang, dia membutuhkan waktu yang cukup lama hanya untuk menghasilkan kata-kata itu.
Akhirnya, dia mengirimkannya, lalu menatap ponselnya dengan gugup, menunggu balasan Daisy.
Ding~
Zyran membuka matanya lebar-lebar, menatap kalimat yang tertera di layar ponselnya.
^^^'Aku sudah di rumah, dan aku tidak membencimu. Terima kasih sudah peduli padaku..'^^^
Zyran menghela napas lega dan mengirim pesan lain dengan penuh semangat.
^^^'Kupikir kamu tidak akan pernah berbicara padaku lagi. Sekarang akhirnya aku merasa lega..'^^^
Daisy menatap emoji menangis di akhir pesan dan menggelengkan kepalanya tanpa daya. Zyran selalu membuatnya menyerah dengan sikapnya yang terkadang kekanakan.
Namun memikirkan punggung Lucifer saat dia pergi dengan marah, dia tidak bisa menahan diri untuk mulai khawatir lagi.
...****************...
Sementara itu,
Setelah meninggalkan kafe, Lucifer pergi ke rumah Rose. Dia memberikan rumah itu sebagai hadiah setelah Rose kembali. Bahkan seluruh perabot, aksesoris, dan bahkan pakaian, Lucifer juga membelikannya sebagai hadiah.
Melihat Rose yang tengah membuat kopi, suasana hatinya yang sebelumnya kesal berangsur-angsur menjadi tenang.
Mengingat bahwa dia menyeret Rose pergi dan mereka bahkan tidak sempat makan, dia merasa sedikit bersalah karena tidak cukup peduli padanya.
'Rose-lah yang telah menyelamatkan ku dari para penculik. Dengan kebaikannya itu, aku bersedia melindunginya selama sisa hidupku..' batin Lucifer.
'Saat itu aku juga berjanji untuk menikahinya. Namun Daisy, wanita licik itu menghancurkan semuanya!'
"Lucifer~" suara lembut Rose membuyarkan lamunannya.
Rose datang dengan secangkir kopi di tangannya, kemudian meletakkannya di atas meja depan Lucifer.
Melihat senyum polos di wajah Rose, Lucifer tersenyum getir, lalu menariknya ke pangkuannya dan memeluknya erat. Menenggelamkan wajahnya di dada Rose seperti anak kecil.
"Kenapa?" tanya Rose kebingungan sambil mengusap rambut Lucifer.
Lucifer mengangkat kepalanya dan mengusap wajah Rose dengan lembut.
"Maaf, Rose. Apa aku membuatmu takut tadi? Aku lupa kalau kamu belum makan apapun, apa kamu lapar?" tanya Lucifer dengan lembut.
"Tidak apa-apa, ayo kita pesan delivery saja nanti.." jawab Rose dengan senyum riang.
"Terima kasih sudah mengerti aku, Rose.."
Rose menundukkan kepalanya dan berkata, "Kali ini salahku. Aku seharusnya tidak mengajakmu keluar sejak awal. Dia sekarang istrimu, wajar jika kita bertemu dalam keadaan seperti ini dan menimbulkan kesalahpahaman.." Rose menampilkan ekspresi bersalah dengan mata berkaca-kaca.
"Istri? Aku tidak pernah menganggap nya sebagai istriku!"
"Wanita licik itu- ahh..aku tidak ingin membahasnya di depanmu. Kamu pasti sudah tahu kelicikannya karena kamu saudara nya,"
Rose tertawa kecil sambil mencubit hidung Lucifer.
"Ya, dia memang seperti itu. Dia selalu berpura-pura lemah untuk membangkitkan rasa bersalah orang lain.." ucap Rose.
"Ibuku bahkan terjatuh dalam kebusukannya. Aku tidak tau apa yang Mama pikirkan.." gerutu Lucifer.
Rose bersorak dalam hatinya. Sebelum dia bisa melakukan apa pun terhadap Daisy, masalah ini datang sendiri.
'Sepertinya kali ini tuhan berpihak padaku..' tawa Rose dalam hati.
"Daisy mengatakan bahwa mereka bertemu di rumah sakit. Mungkin tadi hanya reuni teman sekelas saja. Jangan terlalu marah padanya. Kamu harus menjaga tubuhmu sendiri.."
"Aku tahu Tante Sonia tidak menyukaiku. Aku benar-benar tidak menginginkan apa pun," lanjut Rose dengan wajah bersedih.
Tatapan mata Rose membuat Lucifer merasa tertekan. Dia memeluk Rose erat-erat, menatap tajam ke depan sambil berkata,
"Tunggu aku, bahkan jika dia tidak ingin bercerai, aku akan mencari cara untuk membuatnya menandatanganinya. Aku akan membiarkanmu tetap di sisiku sebagai istri ku yang sah.."
"Apa yang ku janjikan padamu dulu, aku tidak akan pernah mengingkarinya.."