Ayana Frandrika harus diusir oleh kedua orangtuanya karna ia kedapatan hamil dengan posisi masih menjadi
siswi disalah satu sekolah Negeri disebuah kota. tak ingin menanggung malu, orangtua Ayana dengan tega menyuruh Ayana pergi dan mencari pria yang telah menghamilinya.
Ayana terpaksa datang pada Kelvin, kekasihnya yang juga termasuk ayah biologis dari calon anak yang dikandung Ayana.
Namun karna keadaan ekonomi Kelvin yang pas-pasan, membuat Kelvin selalu menyalahkan Ayana yang harus hamil diusia mereka yang masih sangat muda. Pernikahan bahagia yang diimpikan Ayana selama ini jika bersama Kelvin ternyata hanya sebuah mimpi saja. pada kenyataannya Ayana harus teraniaya dan tersakiti terus-terusan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri Leo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
mungkin dia sedang berusaha mendapatkan uang
Bab 22
.
.
.
Malam hari sesuai janji dengan kakak iparnya, Davian datang kembali Kerumah sakit. Ia sengaja tak menemui David sang kakak dan memilih langsung menuju keruangan kakak iparnya yakni Eretha.
Eretha yang kala itu tengah bersiap melakukan pemeriksaan pada pasien-pasiennya menyunggingkan senyum saat melihat Davian berjalan mendekatinya.
"Anak itu.. Benar-benar serius dengan ucapannya.."Gumam Eretha yang turut berjalan kearah Davian.
"kak, apa aku terlambat ??" tanya Davian saat mereka sudah dekat
"Kenapa ?? sudah kangen ??" goda Eretha.
"Kakak.. Kau bicara apa.." timpal Davian yang menyebabkan eretha terkekeh.
"Ayo.. Kakak baru mau mulai. Kita mulai dari kamar Ayana saja."Ajak Eretha.
Davian menggangguk setuju.
"Apa suster yang kau suruh menunggui Ayana tidak melaporkan apapun ??"Tanya Davian disela langkahnya.
"Ayana hanya belum mau makan sejak tadi siang."Balas Eretha.
"apa ?? Tapi dia kan butuh nutrisi kak ??!" Davian begitu terkejut.
"Kita lihat dulu kenapa dia begitu.."Eretha mempercepat langkahnya begitupun dengan Davian yang sangat kawatir akan keadaan Ayana. Sejak dikantor, Davian begitu kefikiran dengan wanita itu.
.
.
"Nona.. Ayo makanlah.. Anda sejak siang tidak makan. Bagaimana anda minum obatnya ??" bujuk perawat yang menjaga Ayana.
"Sus, nanti saya makan. Sekarang saya belum lapar. Suster jika mau bekerja silahkan saja. Saya tidak apa-apa sendiri, maaf sudah merepotkan.."tutur Ayana dengan lemah.
Sang perawat kembali hanya bisa diam. Sejak tadi ia merayu pasiennya namun gagal terus.
"Malam Ayana.."Sapa Eretha saat masuk kedalam ruangan rawat Ayana. diikuti Davian dan satu perawat.
"Malam dokter..Saya menunggu kedatangan dokter sejak tadi.."balas Ayana dengan suara lirih.
"Oh iya ?? Ada apa menungguku ?? Apa ada keluhan lain yang kau rasakan ??"Tanya Eretha yang langsung mulai memeriksa.
Ayana menatap Davian sekilas lalu beralih pada dokter Eretha.
"Kira-kira kapan ya dok saya bisa pulang ??"
"Pulang ?? Kau belum sehat Ay " Ralat Davian.
Eretha menyelesaikan pemeriksaannya terlebih dahulu.
"Memangnya kenapa ??"tanya Eretha balik.
"saya sudah tidak betah disini dok. Dan lagi, saya tidak punya cukup uang untuk membayar perawatan."Balas Ayana seraya tertunduk.
Davian sangat kasihan pada Ayana. Terlihat sekali jika Ayana begitu tertekan dan memikirkan semuanya seorang diri.
Eretha yang faham mendekati Ayana. "Jika saya katakan keadaanmu belum memungkin kan bagaimana ??"
Ayana hanya menggigit bibir bawahnya. "Tapi saya pasti akan sangat keberatan membayar sewa kamar ini dok..Suami saya bukan orang kaya.."
"Ayana.. kesehatanmu juga lebih penting. Lalu jika kau pulang bagaimana dengan pengobatanmu..sekali saja fikirkan dirimu jangan fikirkan suamimu.."Ucap Davian.
"Aku baik-baik saja kok Dav.. Kau jangan terlalu kawatir.."Balas Ayana lirih.
Eretha menghembuskan nafasnya dengan kasar. "Baiklah.. Kau bisa pulanh besok pagi. Tapi, setiap dua hari sekali kau harus cek up kemari. Fertigo memang bukan penyakit mematikan, tapi kau akan tersiksa jika tidak segera ditangani."
"Kakak.." Davian ingin protes.
Eretha menatap Davian dan menggeleng.
"Terima kasih dokter..maaf sudah merepotkan anda.."balas Ayana dengan wajah berbinar.
"Iya. Malam ini kau harus makan. Minum obat jika besok kau memang ingin pulang. Setelahnya istirahatlah yang cukup. Supaya besok aku bisa mengijinkanmu pulang."Tutur Eretha.
Ayana menggangguk penuh semangat. "Iya dok.. Terima kasih.."
Eretha mengembangkan senyum lalu segera keluar.
Davian masih bertahan di sana. Seraya tak melepas pandangannya dari Ayana.
"Dav, kau tidak pulang ??" tegur Ayana.
"Dan membiarkanmu disini ??dimana suamimu ??" Balas Davian.
Ayana tertunduk dengan senyum kecutnya. "Mungkin dia sedang berusaha mendapatkan uang. biaya perawatanku kan mahal."
Davian sungguh tak mengerti, Bagaimana mungkin Ayana masih menutupi keburukan suaminya disaat semua orang sudah tau.
"semoga saja. Segera lah makan. Dan minum.obat. Aku keluar dulu."ucap Davian.
Ayana hanya bisa menatap punggung Davian yang berlalu dari pintu. "Maafkan aku Davian.. Aku tidak mau kau terkena masalah karna ikut campur rumah tanggaku, biar aku saja yang menanggung semuanya.."gumam Ayana dengan sedihnya.
.
.
.
Belum sadar juga?
Trauma tapi sering tu ciuman dg Davian bahkan sering curi ciuman lagi.Waras gak si