NovelToon NovelToon
Hadiah Jodoh

Hadiah Jodoh

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Cinta Seiring Waktu / Slice of Life
Popularitas:7.9k
Nilai: 5
Nama Author: PERMATABERLIAN

Bagaimana jadinya saat tiba - tiba ibumu menanyakan saat ini berapa umurmu dan menawari hadiah ulang tahunmu yang ke 21 dengan hadiah jodoh?.

"Nis, Nisa sekarang umurmu berapa?." Tanya Dewi tiba-tiba saat masuk kamar putrinya. Nisa yang ditanya sang ibu pun langsung menjawab tanpa menaruh kecurigaan sedikitpun karena memang sang ibu terkadang sangat random. " Dua puluh tahun sebelas bulan ".

" Berarti sudah boleh menikah, hadiah ulang tahunnya jodoh mau? "Jawab sang ibu yang membuat Nisa kaget dan langsung tertawa.
Nisa yang sudah hafal betul tentang kerandoman ibunya pun berniat meladeni pembicaraan ini yang dia kira adalah candaan seperti yang sudah sudah.

" Boleh... Asal syarat dan ketentuan berlaku, yang pertama seiman, yang kedu-".Belum selesai Nisa bicara dia mendengar ibunya sudah tertawa lepas yang membuat Nisa juga ikut tertawa dan langsung pergi dari kamar putrinya.

Tanpa Nisa ketahui bahwa yang ia anggap candaan itu adalah sesuatu yang serius.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PERMATABERLIAN, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

30.

"Kamu kalo merasa tidak nyaman jika sendirian dirumah bagaimana kalo Mas antar ke rumah ibu saja?" tanya Bagas memberi saran lain karena untuk beberapa hari ini ia akan meninggalkan Nisa sendirian di rumah sebab dirinya akan dinas keluar kota.

"Mas tenang saja, nanti kalo aku ingin pulang ke rumah ibu aku akan ke sana sendiri."

Nisa memberi senyum terbaiknya untuk menyakinkan Bagas bahwa dirinya tidak apa-apa ditinggal sendirian.

"Oke tapi kamu harus janji kalo ada apa-apa langsung hubungi Mas ya."

"Siap bos." jawab Nisa bergurau supaya sang suami merasa tenang saat akan pergi keluar kota dan meninggalkannya.

Setelah mengecup bibir Nisa dan mencium keningnya cukup lama nyatanya Bagas masih enggan untuk segera pergi. Ia bahkan sejak lima menit yang lalu masih nyaman memeluk tubuh mungil istrinya itu.

"Ini mau sampai kapan Mas?"

"Sebentar lagi sayang, ini untuk bekal Mas selama beberapa hari kedepan."

"Mas ada-ada saja, kan kalo kangen nanti bisa video call."

"Iya bisa video call, tapi kan Mas tidak bisa memelukmu seperti ini."

Ada saja alasannya pikir Nisa. Setelah puas akhirnya Bagas melepaskan pelukannya itu dan ia benar-benar pergi setelahnya.

*

*

Pagi itu akhir pekan dan Bagas belum pulang dari luar kota, Nisa keluar rumah untuk berbelanja sayuran mengingat nanti sore sang suami baru tiba dan ia ingin memasak menu kesukaan Bagas.

Baru saja keluar gerbang rumah, Nisa berpapasan dengan Nita anak dari tetangganya yang sama-sama baru keluar dari gerbang rumahnya. Tetapi yang membedakan keduanya adalah jika Nisa menggunakan pakaian rumahan yang tentunya sopan berbeda dengan Nita yang pagi-pagi begini sudah siap dengan pakaian larinya yang seksi.

"Mau kemana Mbak pagi-pagi begini?" tanya Nita berbasa-basi.

"Mau kedepan sana untuk beli sayur."

"Tumben akhir pekan begini Mas Bagas tidak lari pagi Mbak, masih tidur orangnya?"tanya Nita sambil melongokkan kepalanya kearah rumah Nisa.

Mendengar hal itu kening Nisa sedikit berkerut heran, apakah memang tetangga itu seperhatian ini kah kepada sesama tetangganya? pikir Nisa.

"Oh Mas Bagas lagi keluar kota Nit, jadi tidak lari pagi hari ini."

"Pantas saja aku tunggu dari tadi tidak keluar-keluar." gumam Nita keceplosan.

"Kamu ngomong sesuatu?"tanya Nisa yang sebenarnya sedikit mendengar gumaman Nita, tetapi ia bertanya untuk memastikan saja barangkali ia salah dengar jika Nita menunggu suaminya.

"Ah tidak kok Mbak Nisa, saya gak ngomong apa-apa. Kalo begitu saya masuk dulu."

"Tidak jadi larinya?"

"Ah sudah tidak jadi Mbak, tidak mood lagi." setelah mengatakan itu Nita masuk begitu saja ke dalam rumahnya lagi.

"Aneh ... memang si rumput tetangga lebih hijau." ucap Nisa yang mengandung makna tersirat.

Bukannya Nisa tidak tahu jika anak tetangganya itu seperti suka dengan suaminya karena ia sempat beberapa kali melihatnya mondar-mandir didepan rumahnya seperti mencari-cari akan sosok Bagas sama seperti saat ini saat akhir pekan.

"Ternyata ini alasan Mas Bagas sudah jarang mau lari pagi lagi." batin Nisa dalam hati saat ia tahu penyebab akhir-akhir ini suaminya itu jarang lari pagi lagi diakhir pekan tanpa Bagas mengatakan alasannya.

Pukul empat lebih empat puluh lima sore akhirnya mobil yang ditumpangi Bagas akhirnya masuk kedalam halaman rumahnya.

Di teras rumah sudah terlihat Nisa yang sejak tadi sudah menunggunya sejak tadi dan menyambutnya dengan senyuman manisnya.

Saat sudah sampai di depan Nisa, Bagas meletakkan tas dan oleh-oleh yang dibawahnya untuk sang istri di kursi teras dan langsung memeluk tubuh Nisa yang sangat harum di penciuman nya.

"Mas sangat kangen sayang."

"Nisa juga kangen." jawab Nisa yang juga membalas pelukan sang suami sama eratnya.

Cup

Seperti tidak puas jika hanya menyalurkan rasa rindunya dengan pelukan, Bagas mencium begitu saja bibir Nisa padahal mereka berdua saat ini masih di depan rumah.

Nisa menghentikan Bagas yang akan kembali menciumnya dengan meletakkan tangannya di depan mulut sang suami.

"Ayo masuk dulu, dilanjut didalam saja tidak enak jika ada yang lihat Mas."

Bagaikan anak itik yang mengikuti induknya kemana saja begitulah tingkah Bagas saat ini, ia mengikuti semua ucapan Nisa tanpa memberikan protes.

"Mas mandi dulu ya habis itu makan, Nisa sudah masak menu kesukaan Mas."

"Kamu memang istri idaman ya, tidak salah memang mama cari mantunya." ucap Bagas yang diakhiri dengan tawa.

"Mas juga suami idaman kok sudah tampan, badannya bagus, pekerjaan keras lagi."

Tidak mau jika hanya dipuji Nisa juga memuji balik sang suami sesuai fakta yang ada.

Selagi menunggu Bagas mandi, Nisa menyiapkan makanan untuk sang suami. Tak lama terdengar dari arah tangga langkah kaki sang suami yang mulai mendekat dan bersamaan dengan jaraknya yang semakin dekat dengannya, semakin tercium juga harum tubuh sang suami setelah mandi yang ia rindukan beberapa hari ini.

"Wah lengkap sekali istriku masaknya."

"Mas mau makan sama apa?"

"Apa saja yang kamu ambilkan sayang karena semuanya terlihat enak, Mas jadi bingung. "

"Oh iya tadi Mas Bagas dicari Nita lho." ucap Nisa disela acara makannya dengan Bagas.

"Oh."

"Singkat banget responnya, itu kan alasan Mas Bagas sudah jarang mau lari pagi lagi."

"Kok kamu tahu, kan Mas gak pernah bilang."

"Insting istri ni bos." jawab Nisa dengan sedikit tengil.

"Kalo Mas mau bisalah Nisa temenin lari paginya biar Mas ada yang jagain hihihi." sambungnya lagi yang walaupun terkesan bercanda tetapi Nisa tidak bercanda jika ia ingin menemani sang suami untuk menikmati hobinya itu.

"Wah kayanya itu ide yang bagus, jadi Mas bisa lari dengan tenang karena sudah ada pengawalnya hahaha."

"Ternyata istri Mas ini bisa posesif dan cemburuan juga ya," sambung Bagas lagi.

"Mas kan tahu wanita bisa menyembunyikan rasa cintanya puluhan tahun tapi tidak bisa menyembunyikan rasa cemburunya barang satu detik pun."

"Memangnya Mas tidak akan cemburu jika ada laki-laki lain yang dengan terang-terangan deketin Nisa?"tanya Nisa balik kepada Bagas.

" Oh tentu saja cemburu, baku hantam kita jika ada yang berani deketin kamu karena Nisa yang asli yang ada badaknya."

"Ih... ternyata Mas Bagas bisa nyebelin juga."

"Hahaha bercanda sayang, kamu itu limited edition karena orang lain tidak akan bisa jadi seperti seorang Nisa istri dari Bagas ini."

"Kenapa ya Mas rumput tetangga itu lebih hijau padahal kan kita masing-masing sudah punya sendiri." tanya Nisa dengan makna yang lain.

"Ya karena manusia itu selalu memandang apa yang orang lain miliki lebih indah, padahal apa yang kita miliki saat ini bisa saja menjadi apa yang diinginkan orang lain juga. Jadi kuncinya adalah bersyukur sayang dengan apa yang kita miliki saat ini."jawab Bagas bijak.

"Berarti orang yang selingkuh itu karena ia tidak bersyukur ya Mas?"

"Mungkin saja, kok sampai selingkuh sih topik pembicaraan kita." tanya Bagas karena pembicaraan antara dirinya dan Nisa sudah melenceng semakin jauh.

"Hehehe... lagi banyak kasus perselingkuhan soalnya Mas."

1
ZUNAYIRA
mungkin jadi alasan buat baca lagi ginih manh
ZUNAYIRA
makin seru
Greenindya
iya bnr setelah menikah malah pusing mikirin bayar utang bukan mikirin masa depan rumah tangga apalagi setelah nikah langsung dikasih momongan makin aja pusing mikirin hutang mikirin biaya anak
Greenindya
setuju banget ini
ZUNAYIRA
lumayan seru lanjut baca
ZUNAYIRA
aku suka
ZUNAYIRA
aku suka nopel inih bagus
EelisazasileE
cocok untuk yang suka konflik-konflik ringan
Berlian
cerita dengan konflik-konflik ringan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!