NovelToon NovelToon
Ternyata Anak Sultan

Ternyata Anak Sultan

Status: sedang berlangsung
Genre:One Night Stand / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Pelakor / Suami Tak Berguna
Popularitas:84.2k
Nilai: 5
Nama Author: Deanpanca

Sabila. seorang menantu yang acap kali menerima kekerasan dan penghinaan dari keluarga suaminya.
Selalu dihina miskin dan kampungan. mereka tidak tau, selama ini Sabila menutupi jati dirinya.

Hingga Sabila menjadi korban pelecehan karena adik iparnya, bahkan suaminya pun menyalahkannya karena tidak bisa menjaga diri. Hingga keluar kara talak dari mulut Hendra suami sabila.

yuk,, simak lanjutan ceritanya.
dukungan kalian adalah pemacu semangat author dalam berkarya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Deanpanca, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 27.

"Apa ibu mu tau, kamu datang kesini?"

"Ternyata secepat ini aku berubah. Aku bukan lagi Sabila yang dulu." "Iya, Ibu tahu!" Ucapnya.

"Aku ingin mengetahui kebenarannya, Bi. Tolong jangan ada yang ditutupi, tapi kalau Bibi masih belum bisa menceritakannya, aku akan menunggu."

Bi Sinta saling berpandangan dengan suaminya. Suaminya mengangguk pelan, memberi keyakinan dan kekuatan untuk mengatakan semuanya.

Kesempatan ini bisa digunakan sebagai bukti bahwa dia tidak terlibat sama sekali dengan penculikan yang dilakukan kakak nya.

"Haris, Hera! Bisakah kalian main di kamar dulu?" Tanya Bi Sinta pada anak kembarnya, dan dijawab dengan anggukan.

"Waktu itu sebulan setelah melahirkan mu, di kediaman Hartono tiba-tiba terjadi kebakaran besar. Nyonya dan Tuan menitipkan mu kepada kami berdua, yang memang pada saat itu kami bekerja sebagai pengasuh." Wajah Bi Sinta berubah sendu.

"Kami pindah ke rumah ini atas perintah Tuan Hartono, ayah mu. Tapi nyonya saat itu mengalami luka bakar yang cukup parah, sehingga tuan harus membawa nyonya ke rumah sakit yang lebih besar."

"Tuan sangat percaya pada kami untuk menjagamu, sampai dia kembali. Nyatanya baru tiga hari setelah keberangkatan tuan ke luar negeri, Mbak Santi membawa mu pergi bersama dengan suaminya."

"Saat Tuan dan Nyonya kembali dan tidak menemukan keberadaan mu, mereka membuatku hampir kehilangan nyawa. Aku harus mendekam di penjara, hingga 15 tahun yang lalu aku baru dibebaskan." Cerita Bi Sinta, dia sejenak meneguk segelas teh yang dibawa oleh suaminya.

"Bibi baru dibebaskan 15 tahun yang lalu!" Sabila tak tahu harus mengatakan apa. Orang tuanya kejam atau karena rasa sayang dan penyesalan yang besar.

Bi Sinta mengangguk. "Bibi dibebaskan karena Nona Sabila sudah ditemukan." Ucapnya, membuat Sabila membulatkan matanya.

"Jadi mereka sudah tahu tentang ku?"

"Bukan kamu! Tapi orang lain yang berpura-pura menjadi dirimu. Semakin dewasa, dia semakin kejam. Bahkan pernah dengan sengaja mencoba mencelakai Nyonya." Kata Suami Bi Sinta.

"Apa?"

"Kami tidak tahu siapa wanita yang di kediaman Hartono saat ini. Tapi diawal bertemu aku sudah yakin dia orang lain yang mengaku sebagai dirimu."

Sabila mengangguk paham. "Apa bibi tahu alasan Ibu menculik ku?" Tanya Sabila pada Bi Sinta, tapi segera dijawab dengan gelengan kepala.

Selama ini tuduhan dan fitnah diterima oleh Bu Santi dan suaminya. Tapi membawa lari Sabila saat itu adalah pilihan yang tepat.

"Seseorang akan membunuhku, Ibu dan ayah tidak sengaja mendengarnya. Tepat dihari naas itu akan terjadi, Bi Sinta diminta pergi ke pasar dengan begitu banyak daftar belanjaan. Iya, kan?"

Bi Sinta mengingat kembali kejadian itu, benar saja kakak nya meminta dia ke pasar. Daftar belanja sampai 3 lembar kertas.

Dengan wajah yang seakan terkejut, Ibu Wati kembali mengangguk.

"Dulu dibelakang rumah ini ada kebun singkong warga. Ayah dan Ibu kabur melalui kebun itu, tapi ketahuan. Ayah menerima luka tembak di pundak dan lengannya, saat terdesak rombongan polisi lewat. Merekalah yang menolong kami."

Bi Sinta tidak tahu kalau kakaknya sedang mengamankan anak tuannya, selama ini dia ber suudzon padanya.

Bi Sinta menangis.

"Huu..Huu. Hiks!" Tangisan penyesalan. Kalau bisa diulang ke masa itu, maka bi Sinta akan tetap memilih cara yang sama seperti yang kakaknya lakukan.

"Dimana Mbak Santi dan Mas Pras, aku mau minta maaf pada mereka?" Bi Sinta menyeka air matanya.

"Ibu dan Bapak sudah tenang. Mereka sudah berhasil mengamankan ku, tidak ada lagi rasa takut dan sakit yang mereka rasakan." Ucap Bila datar. Dia masih terngiang dengan ucapan Bi Sinta, kalau ada orang yang menyamar menjadi dirinya bahkan hampir membunuh orang tuanya. Tanpa sadar Sabila mengepalkan tangannya kuat.

"Maksud kamu Mbak Santi dan Mas Pras sudah meninggal!" Sabila dengan cepat mengangguk, membuat Bi Sinta kembali menangis.

"Aku baru tau kalau Ibu dan Bapak hanyalah orang tua angkat ku, saat akan menikah. Sebelum Ibu meninggal, beliau berpesan untuk menemui Bibi menceritakan semua yang mereka alami dan bertanya awal mula aku bisa bersama mereka. Kini aku sudah tau jawabannya." Ucap Sabila.

"Apa kau akan pergi menemui Tuan dan Nyonya, sekarang? Kami akan mengantarkan mu kesana." Tanya Bi Sinta.

"Belum waktunya. Apa Bibi mau membantu ku?"

"Bi Sinta dan suaminya kembali saling pandang."

...****************...

Kediaman Bu Wati

Jarum jam menunjuk ke angka 7, malam ini keluarga Edward akan datang melamar Risma.

Di rumah Bu Wati sudah ada keluarga terdekat yang hadir. Banyak yang menyayangkan akan ketidakhadiran Riska dan Bu Wati. Winda sendiri sudah asik bercengkrama dengan keluarga tunangannya.

Sedangkan Burhan, dia tidak banyak bicara hanya menikmati suasana. Salah bicara takutnya orang akan tahu kalau dia bukan lagi seorang manager, melainkan OB yang dianggap pekerjaannya paling rendah di perusahaan. Karena kebanyakan keluarga Riska pekerja kantoran, walau jabatannya tidak ada yang setinggi Burhan sebelumnya.

"Risma! Kamu beneran mau dilamar, kok tiba-tiba sekali." Tanya Winda, kakak ketiga Risma.

"Iya, Mbak. Aku juga dikabari siang tadi, jadi semuanya dadakan." Jawabnya.

"Kamu ini gimana sih, Ris! Lamaran juga tuh butuh konsumsi, keluarga banyak begini cuma kamu sajikan minuman dan kue kering saja." Ucap Budenya dengan pandangan menghina.

"Jangan-jangan calon kamu kere kayak mantan istri mas mu, si Sabila itu!" Imbuhnya, yang di iyakan oleh beberapa keluarga besar. Sedangkan yang lainnya, yang masih punya perasaan hanya mendengar saja tanpa mau ikut campur.

Bukan hanya pada orang lain, sama keluarga saja mereka tidak punya perasaan. Pantas saja keluarganya tidak bisa menghargai orang lain, ternyata turunan. "Apa seperti ini perasaan Mbak Bila? Dikucilkan, direndahkan, bahkan sampai kena tangan. Aku menyesal, Mbak! Kalau kita ketemu lagi, aku akan bersujud mohon ampun sama Mbak Bila."

"Ini semua permintaan dari pihak laki-laki, Bude. Katanya tidak usah menyiapkan makanan, mereka akan menyediakan semuanya." Ucap Risma sembari meremas jari jemarinya.

Hati Risma berdetak tak karuan. Dia takut ini hanya candaan, tapi tidak berani membantah perintah calon kakak iparnya. Baru kali ini Risma bertemu orang yang auranya tidak bisa dilawan.

Ditengah perdebatan, terdengar suara deru mobil memasuki halaman rumah Bu Wati.

Beberapa keluarga berbondong keluar ingin melihat siapa yang datang, tidak termasuk bude cerewetnya Risma yang merupakan adik dari Bu Wati.

Melihat beberapa maid turun dari mobil pertama, mereka membawa banyak hidangan makanan.

"Permisi! Dimana kami harus meletakkan ini?" Tanya seorang maid paling depan yang membawa nampan berisi risoles.

"Silahkan masuk, taruh disini saja." Ucap Sepupu Risma. Semua makanan sudah di tata rapi, bahkan meja yang disediakan harus ditambah karena banyaknya makanan yang datang.

Hanya tinggal 3 maid yang menjaga makanan itu, yang lainnya sudah kembali lagi ke kediaman Sanjaya.

"Apa makanan itu sudah boleh dicicipi? Semuanya terlihat lezat." Kata Bude cerewet.

Maid yang mendengar segera mencegah. "Maaf kalau yang ini, belum bisa dicicipi. Anda bisa mencoba cemilan terlebih dahulu." Ucap maid.

"Baru juga makanan begitu sudah sombong. Setiap hari aku memakannya di rumah." Ucapnya ketus. Para maid hanya tersenyum ramah, hidangan utama yang mereka bawa semua dimasak oleh koki bintang 5. Bagaimana bisa orang yang ada dihadapannya bisa meminta koki memasak setiap hari di rumahnya?

1
shabiraalea
sabilaaa 😅
Taurus girls
sygnya Sabila gk mau Bu
Taurus girls
ngidam kmu bnr bnr ngeri Sabila/Proud//Facepalm/
Taurus girls
ngidamnya Sabila kok ngeri ya/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Taurus girls
what/Facepalm/
Taurus girls: jd lucu /Facepalm//Facepalm/
DeanPanca: 😁 rada aneh sabila
total 2 replies
Nandika Mamah
dari pada tekanan batin yang mending pisah,
Taurus girls
/Proud//Proud/
Yeki Pratama
Luar biasa
Taurus girls
/Facepalm//Facepalm/
Taurus girls
seneng?
/Proud/
Taurus girls
Nyidammu segitunya ya Bil.
makan mulu/Proud//Joyful//Facepalm/
Adinda
kalau gosip bukan tersedak ya thor,kok pantatnya gatal hehe/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
DeanPanca: 😁😁 gak tahu juga itu si ervan/Facepalm/
total 1 replies
Taurus girls
/Facepalm//Facepalm/
Taurus girls
silahkan menangis Bu.
saya mau nonton/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Taurus girls
skrg aja ngatain Maya ular.
kemarin-kemarin kemana saja kamuu Hen/Hammer/
Taurus girls
ngeyel sih/Proud/
Taurus girls
jgn bilng klo Maya k0rub
Taurus girls
ck ck
/Proud//Proud/
Taurus girls
ntar mlh ketarik Bank Bu hadeeehhhh/Proud//Proud/
Taurus girls
sbnrnya wlopun anak pemilik perusahaan jadi OB atau CS itu tidak maslh.

klo mereka memg berhati baik pasti akan kagum dgn pekerjaan itu.

menurutku sih/Facepalm//Facepalm/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!