CINTA DAN PENGKHIANATAN

BAB 36.

Besoknya Nisa langsung membagi oleh² pada karyawannya dan Fikri yg biasa pagi² sudah ada dirumah Nisa.

Dia sudah berani mencium Nisa, pagi itu Nisa mendapat ciuman mesra dari Fikri saat mereka mau sarapan, Nisa pun sudah pandai membalas ciuman Fikri , Fikri pun mulai berani meraba buah kembar Nisa

Mereka sarapan , Iqbal juga ikut sarapan.

" Jadi kapan acara nikahan kakak " .

tanya Iqbal.

" Bulan Depan " .

" Syukuran aja ya kak .

acara dirumah papa ?".

" Makan² nya gimana kak ?".

" Suda ada, abang yang atur semua kita katering dengan rumah makan Padang yang enak, Iqbal , undang lah kawan² Iqbal juga ya "

" Bang, terima ya, ini bantuan katering dari Iqbal , cuma Rp 20 juta ".

" Apaan sih Iqbal ,gak usah lagi,ini sudah kewajiban abang ".

" Kalau abang tolak Iqbal marah ".

Mau gak mau Fikri menerima pemberian Iqbal.

Karena kata Nisa kalau sudah keluarganya memberi jangan tolak, mereka akan akan tersinggung.

Iyan tidak dapat hadir di acara pernikahan Nisa , karena setelah kontrol Sofi, kena gula, itu akibat kurang gerak .

Iyan sangat sedih tidak bisa pergi ke Pekanbaru untuk menikahkan Nisa Putrinya.

Tapi acara sakral itu langsung di buat siaran langsung oleh anak² nya.

Fikri lancar mengucapkan ijab kabulnya mungkin karena udah yang kedua kali.

Acara cukup ramai walau hanya syukuran tak ada musik hiburan hanya musik karoke saja.

Hidangan sempurna, membuat para tamu puas, keluarga penganten puas melihatnya.

Selesai acara, semua beberes, hidangan sudah dibenahi langsung oleh yg punya katering dan sisa sambal si salin ke panci².

Nisa ikut bebenah tapi kena ejek sama Elsye , Ikbal dan Hadi.

" Woi penganten pulanglah dari pada kami tarek keluar "

" Nisa cari Rumi' "

Kata Fikri sama Nisa

" Rumi masih main sama yang lain, biarin dia tidur sini, buat anak sana malam pertama biar Rumi cepat punya adek "

Nisa ken ejek lagi, mereka semua tertawa.

Nisa menarik tangan Fikri.

" Cepat pulang bang dari pada kita azab disini ".

Semua tertawa, melihat Nisa pergi, tapi Nisa balek lagi.

" Rumi nanti bobok sama tante² ya, mama sm papa pulang dulu ".

" Iya ma, dada ma dada pa "

Nisa dan Fikri langsung pulang setelah di usir kakak adiknya dari rumah mamanya, tempat pesta.

Nisa bingung, kok arah

Mobil beda.

" Kita mau kemana bang "

Tanya Nisa.

" Surprise, ikut kata supir ajalah ",

Jawab Fikri sambil tertawa.

Ternyata mereka menuju hotel bintang 5 , mereka naik lift dan masuk sebuah kamar,kamar spesial penganten baru, kasur yang dihiasi bunga² dan bantal love, sekeliling dipasang lilin.

" Ini kamar kita sayang, kamar dimana kita akan menyatukan cinta kasih kita ".

Sungguh kamar yang indah, Fikri mematikan lampu dan menyalakan lilin, begitu romantis, dia mendekati istrinya.

" Sayang izinkan aku melaksanakan kewajibanku sebagai suami, ikhlaskan abang ya ".

Nisa mengangguk dan membiarkan dirinya dalam pelukan Fikri, jantungnya seperti mau copot saat tangan rudi mulai meraba sana sini dan bibir itu bermain dengan indah , seperti seorang yang melepaskan dahaganya.

Nisa hanya pasrah.

Diambil nya selimut angsa dan ditutupnya pada tubuhnya, Nisa menutup matanya saat bibir itu bermain di benda kecil di dibuah kembarnya , dia menjerit halus meremas bahu sang suami.

Kemudian sesuatu yang keras berjalan turun dan turun dan sampai pada sebuah lorong tak berpenghuni yang gelap dan tertutup, suara seperti ada yang terkoyak membuat Reni menjerit.

" aduh".

Rudi keluar dari gua gelap itu iya seperti terantuk pada batu cadas yg tajam diapun merasakan sakit.

"' Nisa, kamu masih suci ".

Nisa mengangguk

" iya "

" Apakah sakit ".

" Iya ".

" Sakit sekali ?"

Kamu boleh istirahat dulu nanti kalau udah mulai gak sakit kita coba lagi , ya. "

" Hmm..iya ".

jawab Nisa

Nisa memang tertidur, tapi Fikri tidak, dia teringat kejadian malam pertamanya dengan mama Rumi , dia memaksakannya sehingga istrinya kesakitan dan dua hari ditempat tidur karena sakit, air matanya menetes, mengingat orang yang dicintainya yang sudah tiada lagi.

Sebenarnya bisa saja dia melanjutkan dengan Nisa tapi Nisa tampak bagitu lelah, buktinya dia tertidur dengan pulas nya, Fikri pun tertidur dalam selimut berdua Nisa.

Fikri terbangun saat Nisa ke kamar mandi.

" Sayang, kita coba lagi ya,

abang Pelan² aja "

" Janji ya ".

kata Nisa.

Fikri memulainya lagi dia masih bermain diatas karena dia yakin kalau guanya sudah agak basah tentu gampang ditembus.

Pelan dan pasti Fikri turun kebawah dan mulai menjumpai mulut gua dia masuk dengan perlahan meski bahunya di cengkram Nisa begitu kuat, tapi saat Nisa berontak pintu gua itu terbuka dan Fikri telah berada di dalamnya.

Fikri berusaha untuk keluar dari goa dan akhirnya berhasil ketika terowongan itu melepaskan sesuatu secara bersamaan.

Fikri memeluk asrinya kuat dengan nafas yang memburu karena perjalanan yang begitu jauh dan berliku yang baru saja mereka lalui.

Selesai sudah malam pertama yang penuh pertarungan tapi kasihan lihat Nisa yang kesakitan menuju kamar mandi.

Fikri menuntunnya dan membukakan kran shower.

" Disini bisa kalau mau" .

bisik Fikri.

" Tunggu sembuh ya" .

jawab Nisa.

" Coba dulu dalam bath up kan ada airnya ".

Nisa mengikut aja, masuk ke bath up, kali ini Nisa membalas permainan karena rasa sakit mengalahkan rasa nikmat.

Permainan itu selesai dengan memuaskan.

Mereka keluar kamar untuk sarapan pagi.