Bella Cintia?" Gumam Eric. Dia seolah tidak asing dengan nama itu. Bahkan ketika menyebutnya namanya saja membuat hati Eric berdesir menghangat.
"Kenapa harus designer ini?" Tanya Eric.
"Karena hanya dia yang cocok untuk mode produk kita pak."
"Apalagi yang kau ketahui tentang designer ini?" Tanya Eric kembali.
"Dia adalah salah satu designer terkenal di dunia. Dia sering berpindah dari negara satu ke negara lain. Karena dia memiliki cabang butiknya hampir di setiap negara yang dia tinggali. Namanya Bell's Boutique. Tapi untuk rumah mode utama nya, dia hanya memilikinya di negara ini. Nama rumah mode itu adalah Bellaric."
Eric terkesiap kala manager produksi itu menyebutkan kata Bellaric.
"Bellaric?"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LidyaMin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sahabat Special
Gue boleh tanya sesuatu gak sama elo?" Tanya Bella dengan pelan.
"Tanya aja." Jawab Eric sambil merangkul pundak Bella.
"Kita ini apa?" Tanya Bella dengan sorot mata yang menuntut jawaban dari Eric.
Eric tahu apa maksud dari pertanyaan Bella. Dia bingung harus menjawab apa. Yang dia tahu dia tidak ingin jauh dari Bella. Eric masih belum bisa memastikan tentang hatinya saat ini. Saat Eric ingin menjawab pertanyaan Bella, pelayan datang membawa pesanan makanan mereka.
"Kita makan dulu." Ajak Eric dan melepas rangkulannya.
Dalam diam mereka berdua menikmati makan malam. Mereka duduk di sofa yang sudah di pesan Eric lebih dulu karena memang berada di pasir pinggir pantai. Eric sengaja memesan tempat seperti itu karena ingin menikmatinya hanya berduaan dengan Bella.
Selesai makan Bella bersandar di sofa sambil memandang laut di malam hari. Langit tampak cerah dengan taburan bintang. Andai saja Eric kekasihnya, pasti malam ini adalah malam yang sangat indah dan romantis, batin Bella.
Eric juga sudah menyelesaikan makannya. Dia melirik Bella sekilas dan menyunggingkan senyumnya. Eric berdiri dan menarik satu tangan Bella dan beranjak dari sana. Mereka berjalan beriringan di sepanjang pantai. Tidak ada pembicaraan di antara mereka. Hingga akhirnya Bella menghentikan langkah kakinya dan memandang hamparan laut di bawah cahaya bintang-bintang.
Dia memeluk dirinya sendiri. Baju yang dia gunakan memang lengan panjang tapi tetap tidak bisa menghindari dinginnya malam. Apa lagi saat ini sedang berada di bibir pantai.
Bella di kejutkan dengan sepasang tangan yang melingkar berada di perutnya. Eric memeluknya dari belakang dan menumpukan dagunya di bahu Bella.
Perlakuan Eric membuat jantung Bella ingin melompat dari tempatnya. Tubuhnya juga menegang.
"Lo kedinginan kan?" Tanya Eric dan semakin memperat pelukannya lalu mencium kening Bella dari samping.
"Hemm." Jawab Bella yang merasa dia tidak sanggup berkata apapun.
"Lo belum jawab pertanyaan gue tadi." Akhirnya Bella berani membuka suaranya setelah cukup lama diam.
Eric memandang langit malam sebentar lalu mempererat genggaman tangannya di perut Bella.
"Gue gak tau kita ini apa. Yang gue tau, gue nyaman dekat lo. Mungkin perasaan itu muncul sejak ciuman pertama kita. Memikirkan lo membuat gue tersenyum. Buat gue, elo itu spesial di hati gue. Gue pengen kita tetap seperti ini." Ucap Eric dengan lembut.
"Kalau lo kata kita sahabat, apa benar kita ini sahabat? Perlakuan lo ke gue kayak gini melebihi dari hanya sekedar sahabat. Lo gak bermaksud bermain dengan hati gue kan?" Tanya Bella dengan suara agak merendah.
Eric memutar tubuh Bella agar menghadap dirinya. Walaupun hanya di bawah cahaya taburan bintang dan juga sedikit cahaya lampu dari restauran yang cukup jauh dari mereka, Eric bisa melihat tatapan sayu Bella. Eric merapikan rambut Bella yang tertiup angin ke belakang telinganya.
Eric menundukkan wajahnya dan mencium bibir Bella dengan lembut. Dia menyukai bibir Bella yang sudah menjadi candu baginya. Yang membuat dia terus memikirkan Bella. Cukup lama dia menikmati manisnya bibir Bella, lalu melepasnya dan menyeka bibir basah Bella karena ulahnya.
"Gue sayang lo Bel. Gue gak pernah berpikir untuk mempermainkan hati lo. Gue mau lo bersabar nunggu sampai gue benar-benar yakin dengan perasaan gue. Saat ini bagi gue lo adalah sahabat special gue."Ucap Eric lalu membawa Bella dalam pelukan hangatnya.
Kembali rasa kecewa di hati Bella. Mau bagaimana lagi jika memang itu kenyataan yang harus dia terima. Dia teringat dengan ucapan Mamahnya beberapa hari lalu, bahwa tidak bisa memaksa orang lain untuk juga harus membalas perasaan seseorang.
Dia berusaha akan tetap bertahan dalam posisi sebagai sahabat special bagi Eric. Tapi di saat dia merasa sudah tidak kuat, maka dia akan dengan rela melepas Eric.
"Asal lo tau saat gue pernah bilang mau lamar lo, gue serius mengatakannya. Lo mau kan bersabar nunggu?" Tanya Eric. Bella sempat terperangah dengan ucapan Eric. Lalu dia menjawab dengan anggukan pelan. Eric tersenyum dan mencium puncak kepala Bella.
"Wooooooaaaaaa. Ternyata tom dan jerry kita sedang di mabuk cinta. Astaga!! Gue benar-benar gak nyangka." Ucap seseorang yang berdiri di belakang Eric sambil bertepuk tangan dan tertawa.
Seketika Eric menoleh ke belakang. Membuat Eric menatap tidak suka padanya.
"Ngapain lo disini?" Tanya Eric ketus.
"Tentu saja gue hang out sama teman-teman gue lah. Dan gak sengaja lihat tom and jerry pacaran." Jawab Asti dengan wajahnya yang pura-pura polos.
Sedangkan ketiga sahabatnya Naira, Rosa, dan Laura cekikikan mendengar perkataan Asti.
"Kita pulang saja." Ajak Eric pada Bella sambil menggandeng tangannya. Bella tak mampu lagi menampakkan wajahnya yang memerah karena menahan malu. Dia yakin Asti dan ketiga sahabatnya melihat mereka berciuman tadi.
"Eeehh koq pulang sih. Lanjutin aja yang tadi. Kita gak lihat juga." Ledek Asti.
"Rese lo." Umpat Eric. Lalu segera beranjak pergi dari sana.
"Jangan lupa PJ ya besok di kantin." Teriak Asti dan di sambut dengan tawa terbahak dari mereka berempat.
.
.
.
Dalam perjalanan pulang Eric beberapa kali melirik Bella. Dia tahu Bella pasti merasa tidak nyaman karena kepergok Asti dan genk nya. Eric menarik tangan kanan Bella dan menautkan jari-jarinya di sela jari- jari Bella.
"Lo gak usah pikirkan yang di bilang Asti tadi. Lo percaya sama gue. Gue gak akan biarin dia nyakitin lo." Kata Eric.
Eric memarkirkan mobilnya tepat di depan rumah Bella. Sebelum mereka keluar mobil. Eric menatap Bella yang sejak pulang tadi hanya diam. Eric mengusap puncak kepala Bella. Kemudian mencium kening Bella dan juga bibir Bella sekilas.
"Gue minta lo langsung tidur jangan banyak pikiran. Gue gak mau lo sakit." Kata Eric lembut. Bella menggangguk pelan dan keluar dari mobil. Eric mengantar Bella sampai depan pintu rumah. Ternyata mamah Bella sudah menunggu mereka.
"Tante, Eric pamit pulang dulu." Ucap Eric dengan sopan.
"Iya. Hati-hati di jalan ya." Kata mamah Eric.
"Iya tante."
Eric melirik Bella dan mengacak rambutnya. "Gue pulang ya."
***
Bella bingung dengan tatapan semua siswa yang dia temui di sekolah. Mereka seolah memandang jijik Bella. Dia baru saja keluar mobil, tapi sudah mendapatkan tatapan yang seperti itu.
Bahkan dia mendengar beberapa siswa yang berkata buruk tentang dirinya.
"Dasar cewek munafik."
"Ternyata dia murahan."
"Katanya musuhan tapi ternyata cinta."
"Dasar cari perhatian."
Dan banyak lagi kalimat-kalimat yang membuat telinga Bella sakit mendengarnya. Dia sendiri tidak tahu apa yang sedang terjadi. Ketika dia masuk kelas, hal yang sama juga dia dapatkan. Tatapan aneh dan mengintimidasinya sangat terlihat disana.
"Yuuuhuuuuuu..pemeran utama ceweknya sudah datang guys. Welcome tuan putri. Uppss." Ucap Asti dengan sengaja mengejek Bella.
"Maksud lo apaan?" Tanya Bella dengan sedikit menahan emosinya.
"Maksud gue? Gue gak ada maksud apa-apa. Gue cuma kasih tau anak-anak yang lain kalau tom and jerry sekolah ini sedang di mabuk cinta. Apa gue salah?" Lagak Asti dengan menaruh kedua tanganya di pinggang.
"Jadi kita semua disini minta PJ sama lo. Ya gak guys?" Laura ikut menimpali.
"Bella, boleh cerita gak gimana rasanya ciuman sama Eric?" Celetuk salah satu siswa di kelasnya.
Bella terbelalak saat mendengar teman sekelasnya Dito menanyakan hal pribadi seperti itu. Bella mengalihkan pandangannya kembali ke Asti dan di balas dengan senyum licik sambil memperlihatkan foto di ponselnya.
Seketika badan Bella terasa lemas kala matanya menangkap siapa yang di dalam foto tersebut. Itu adalah foto dirinya bersama Eric semalam. Foto pertama saat Eric memeluknya. Foto kedua saat Eric menciumnya.
"Ayo dong Bel, ceritakan gimana rasa bibir Eric." Ledek Asti dengan senyum menyeringai.
Tepat saat Bella berbalik, Eric dan ketiga sahabatnya berada di depan pintu hendak masuk ke dalam kelas.
"Woaaaaaaaaa..pemeran cowoknya datang juga Guys." Asti bertepuk tangan dengan semangat.
Eric kaget melihat wajah Bella yang terlihat pucat, apalagi kini air matanya sudah mengalir deras.
"Bel, lo kenapa?" Eric hendak menyentuh lengan Bella tapi di tepis Bella, kemudian berlari dari sana menuju parkiran. Dia tidak memperdulikan tatapan sinis siswa lain padanya. Bahkan teriakan Eric yang memanggilnya tidak dia hiraukan lagi.
Sampai di parkiran Bella segera masuk ke dalam mobilnya dan melajukan mobilnya meninggalkan sekolah.
Eric mengejar Bella sampai terengah-engah sambil berteriak.
"Bellaaaaaaaaaa. Lo kemana?"
🌼🌼🌼🌼🌼
Makasih atas dukungan kalian semua ya guys😊
Thanks buat yang sudah ninggalin jejak di novel ini🙏