Karena sebuah tragedi, mengharuskan mereka menikah dan tinggal seatap, tragedi itu membuat sang wanita menjadi trauma ditambah dia harus tinggal dengan laki-laki jahat itu, bagaimana dia harus menjalaninya, apakah cinta itu akan datang seiring berjalannya waktu karena selalu bersama, wanita itu bernama Nala. Nala adalah seorang anak yatim piatu, Nala juga seorang mahasiswi semester awal, disalah satu kampus di indonesia. Nala berwajah manis, sederhana dan agak pendiam. Sebelumnya Nala ada gadis yang ceria, setelah kejadian yang menimpa kedua orangtuanya Nala menjadi anak yang pendiam.
Mr. Kim Joon, Dosen tampan, seksi, maskulin, ditambah dia adalah seorang CEO muda, pujaan setiap wanita. Sayangnya dia bersifat dingin, dan cuek. Mr. Kim mempunyai tunangan bernama Lisa, seorang foto model di Korea, dan Mr. Kim juga mempunyai sahabat dari masa kecil hingga dewasa, sahabatnya bernama Jackson, Jackson juga dipercayai sebagai asistennya untuk mengelola bisnis nya di Korea.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Awahsara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
double date
Sore hari pun datang, dan saatnya tiba.
Assisten Toni dan tuan Kim keluar dari ruang kerja, para pelayan dan pekerja dirumah itu berdiri dengan rapih memberikan penghormatan. Terlihat keterkejutan Dimata mereka saat tuan Kim dan assistennya Toni keluar ruangan, pakaian yang dikenakan kedua laki-laki itu bukan jas kantor ataupun pakaian pesta. Ternyata baju yang dipilih oleh Toni dengan serius berguna juga, kemeja semi formal. Mau pakai jas kantor, mau cuma pakai kemeja semi formal sama-sama tampan dan berkelas. Salah satu dari mereka bergumam, sepertinya kalau mereka cuma pakai kaos oblong tetap saja keren.
Hemm, atau bahkan tanpa baju pun tetap saja mempesona. Plak, salah satu pelayan itu seperti ditampar tangan tak kasat mata saat memikirkan tuan Kim tanpa memakai apa-apa. Tidak! Paksi atasan dong, sumpah! Aku cuma mikir sampai ke situ. Sumpah deh, beneran. Salah satu staf pelayan itu sedang perang dengan batin nya sendiri. Beda sekali dengan suamiku, hahahaha wajah memang benar benar menjadi penyempurna penampilan.
Setelah rampung membicarakan penampilan tuan Kim dan asisten Toni yang berbeda, tangan mereka kembali bergerak meneruskan pekerjaannya. Kim menunggu Nala di ruang tamu, sambil memainkan hpnya. Tak lama Nala pun turun beriringan dengan Fara, tuan kim assisten Toni yang melihat pasangannya masing-masing tersenyum. Hanya perbedaannya Toni hanya tersenyum tipis, lalu memalingkan wajahnya
. Nala melambaikan tangannya kepada pak Arnold saat masuk kedalam mobil, sebelum menutup pintu kaca. Fara duduk manis di kursi depan di samping Toni, sebelumnya Nala memberikan dress berwarna senada dengan tasnya untuk dipakai Fara. Nala dan juga Fara berdandan, menyesuaikan dengan tujuan jalan-jalan nya kali ini. Malu-malu Fara melirik Toni dari tempat duduknya, bukan Toni tidak menyadari tapi dia memilih menjaga images dinginnya. Dari kursi belakang seperti biasa Nala dan Kim asyik bersenda gurau, membuat Fara dan Toni didepan hanya bisa saling melirik. Mobil pun memecah keramaian jalan raya, tak lama akhirnya mereka sampai diarea mall. Setelah masuk ke area mall, Kim menarik tangan Nala dan meletakkan nya di lengannya. Dia pun memperlambat langkah, untuk mengimbangi langkah kaki kecil istrinya. Hari ini sudah dipersiapkan dengan baik oleh Kim, aku sudah menghafal urutannya, sekarang yang harus dia lakukan adalah, gumam Kim.
"Sayang berikan tasmu"tangan kim menggantung di udara, menunggu Nala memberikan tasnya.
Nala tergelak kaget, lalu menyerahkan tasnya. Dia mempraktikkan nya seperti di drama, hihihi gumam Nala. Nala lalu menggandeng tangan Kim, menempelkan kepala di lengan. Kim menjatuhkan kepalanya, membentur pelan di kepala Nala.
Mereka berjalan diantara pr pengunjung mall, suasananya sangat ramai meski bukan akhir pekan. Mereka menuju lift, mau naik kelantai atas tempat bioskop dan area permainan berada.
"Ahh romantisnya" jerit Fara tanpa suara. Lalu melihat kearah Toni disampingnya, memberi kode bahwa dia juga menginginkan seperti itu.
Toni yang tidak peka, melengos tanpa tau maksud tatapan Fara. Dan Fara pun hanya bisa manyun, namun Fara tersadar dan akhirnya tertawa geli dengan permintaannya lalu mensejajari langkah Toni. Fara hanya senyum-senyum sambil merapat disamping Toni saat masuk kedalam lift, dia ingin menggandeng tangan laki-laki disampingnya. Dia juga ingin menggelayut manja seperti Nala, pada Mister Kim. Tapi saat mendongak penuh harap pada Toni, laki-laki itu, seperti masih tidak mengerti diam tanpa respon hanya tersenyum. Toni seperti tidak paham dengan yang namanya kencan,
"Dia payah sekali, seperti tidak pacaran" gerutu Fara.
Pasangan didepan Toni dan Fara yang sudah seperti pemilik lift, orang-orang dibelakang mereka seperti pembatas dinding. Nala mau makan semua makanan di bioskop hari ini, dia sudah merencanakan nya dari kemarin. Muncullah pembicaraan tentang makanan antara kim dan juga Nala
"Yoebo, aku mau makan popcorn" ucap Nala.
"Hemm" mencium kening Nala.
"Aku juga mau makan creepes" lanjut Nala lagi.
"Hemm" sekarang Kim mencium pipi kanan sambil menundukkan kepala.
"Kamu mau apa lagi, semuanya ada" ucap Kim
"Aku mau kentang goreng" Karena merasa semua dituruti, Nala berulah meminta yang lain.
"Hemm" gumam Kim.
"Aku mau soda" ucap Nala cepat.
"Tidak boleh" Kim marah.
"Hahaha, iya bercanda, aku pikir kamu mau menjawab hemm lagi" ucap Nala tertawa manja, memeluk pinggang Kim dan menjatuhkan kepala dalam pelukan.
"Aku boleh makan apa saja? Yoebo yang mengantri ya, janji loch...jangan menyuruh Toni! Biarkan dia menikmati kencannya dengan Fara" semangat Nala, merasa berhasil menjadi mak comblang pasangan berbeda kepribadian.
"Loch... yoebo.. kenapa kita pergi kearah sini? Tiket dan makanan kan disana?" Nala menunjuk arah yang berlawanan dengan yang mereka tuju.
Protes nya terhenti saat didepannya sudah ada empat orang berdiri tegak dibelakang sebuah pintu, dan semua petugasnya adalah wanita.
Ah, apa ini area VVIP? Aku belum pernah melihat tempat ini secara langsung, batin Nala. Nala menundukkan kepala, ketika salah satu dari keempat orang itu menyapa suaminya.
"Silahkan tuan dan nyonya, kami sudah menyiapkan semuanya" katanya, dia membungkuk lalu membuka pintu.
Apa! Kok jadi begini? Katanya mau kencan ala rakyat biasa, gumam Nala. Saat mereka masuk kedalam ruangan, layar besar langsung tertangkap mata Nala. Yang membedakannya hanya ada sekitar sepuluh sofa, berderet dengan jarak berjauhan satu sama lain.
Aaaa, dasar kenapa jadi menonton ditempat seperti ini, kan jadi tidak bisa melihat tingkah lucunya mengantri tiket dan memesan makanan.
"Silahkan tuan Kim disana tempat membeli tiketnya" salah satu staf menunjuk sebuah etalase di bagian paling belakang.
Nala tercengang, sedangkan Fara menutup mulutnya yang terbuka. Sementara Toni tersenyum bangga bisa mewujudkan keinginan tuannya. Replika bioskop dalam konsep mini tersedia, ada tempat mengantri tiket, deretan stan penjual makanan bioskop. Dari mulai popcorn dan semua yang Nala sebutkan ada disana.
"Sayang duduklah, aku akan mengantri tiket" ucap Kim senang. Bahkan ada meja dan kursi seperti area tunggu diluar sana,
"Sayang, kamu mau mengantri dengan siapa?" Heran nala bertanya dengan serius.
Dan entah darimana, saat Nala melihat ketempat pembelian tiket, sudah ada tiga orang yang mengantri disana. Hahaha, baiklah, kita lihat permainan nonton bioskop ala-ala tuan Kim. Nala tertawa geli dengan tingkah suaminya, dia sudah duduk dengan ditemani Fara disampingnya.
"Nal, suami lo nggak salah, sewanya berapa puluh juta ini Nal? So sweet ..." Ucap Fara, antara takjub dan heran. Fara meringis menutup mulut, biar tawanya tidak terdengar.
Sementara tuan Kim dan toni sedang mengantri, orang yang antri lebih dulu tadi sudah berpindah antrian ke bagian makanan.
"Hahaha perut ku sampai sakit karena tertawa, bagaimana bisa dia kepikiran hal seperti ini sie" Nala benar-benar tak habis pikir dengan tingkah suaminya. Nala melambaikan tangan seperti orang bodoh, saat Kim berbalik untuk melambaikan tangan juga padanya, Toni yang dibelakangnya tak bergeming.
Para pegawai bioskop yang sedang ikut main drama, mencubit tangan mereka supaya tidak tertawa. Saat konsep kegiatan ini dibicarakan dalam rapat, rasanya tidak sampai membuat mereka ingin tertawa. Tapi, saat menjalaninya dan melihat pemilik gedung ini melakukannya dengan serius kenapa jadi lucu begini.
Ada yang diinjak kakinya oleh temannya, karena tubuhnya gemetar menahan tawa saat melihat tuan Kim, yang melambaikan tangan ke istrinya sambil memeluk popcorn di dadanya.
"Ingat adik-adik mu yang harus sekolah" salah satu berbisik, membuat temanya itu mencengkram lutut dan mengigit bibirnya menahan tawa.
Kembali pada Nala, gadis itu bertepuk tangan saat Kim sudah mendekati mejanya membawa tiket, popcorn, aneka cemilan dalam satu wadah besar dan jus buah. Laki-laki itu merasa puas dan meminta pujian kepada istrinya.
"Yoebo...hebat, terimakasih sayang..." Ucap Nala senang, Sambil mencium pipi suaminya.
Seperti akan masuk ke bioskop biasanya, menyerahkan tiket pada seorang penjaga nya. Lalu ada seorang lagi yang menuntun mereka ke sofa, yang ada paling depan. Ada bantal dan juga selimut lembut yang tergeletak.
"Silahkan tuan Kim dan nyonya, selamat menikmati filmnya, kalau ada yang anda butuhkan sampaikan saja" ucap petugas itu.
"Ia, terimakasih " Nala yang menjawab.
Kim hanya mengibaskan tangannya, lalu petugas itu menundukkan kepala, menjauh, dan berdiri siaga di tempatnya.
"Yoebo, kenapa konsepnya jadi nonton begini, kenapa tidak seperti ala rakyat biasa?" Nala protes sambil memasukkan popcorn ke mulutnya penuh.
Kim meraih dagu Nala, lalu merebut popcorn yang sudah ada di mulut istrinya itu.
"Apa sie?" Nala memukul dada Kim yang tergelak kecil, lalu dia menyuapi Kim dengan tangannya, popcorn selang seling dengan kecupan dibibir Kim.
Lampu mulai dipadamkan, sebentar lagi film akan dimulai.
"Kamu kan sedang hamil, kamu pasti butuh lebih banyak udara untuk bernafas, kan ada anak kita juga" Ucap Kim santai.
"Apa sie?!" Lagi-lagi penjelasan Kim tidak masuk diakal Nala, membuat Nala keheranan. Apa hubungannya kehamilan dengan kecukupan udara untuk bernafas.
"Jadi aku hanya menyediakan ruang yang cukup udara untuk istriku, kenapa? Yang penting aku menjalankan semua sesuai dengan aturan kencan kan! " Jelas Kim sambil menyibak rambut Nala, menciumi bahu istrinya.
" Aku sudah mengantri tiket, membeli makanan dan minuman" ucap Kim lagi.
"Ah iya, iya sayang, kamu hebat sekali" jangan protes lagi Nala, nanti panjang urusannya.
Walaupun berbeda dari nonton biasanya, tapi konsepnya sangat lucu, Nala tidak membayangkan sore hari harinya akan terasa menyenangkan seperti ini. Toni dibelakang mendengar pembicaraan Kim,
"Hemm, anda kan tinggal bilang, tidak mau nona Nala berbagi udara yang sama dengan laki-laki lain" gumam suga. Untungnya dia tidak termasuk laki-laki yang dilarang tuan Kim menikmati udara yang sama dengan istrinya. Fara disampingnya menyodorkan makanan kedepan wajah Toni, dengan senang hati Toni menyambutnya.
Film yang sedang diputar adalah film terbaru yang beberapa hari baru diluncurkan, mereka menikmati film tersebut. Para petugas itu merasa terharu, dapat menikmati nonton film diarea VVIP. Karena sebelumnya, Nala meminta Toni untuk menyuruh para petugas itu untuk duduk di bangku yang masih kosong, Nala juga mempersilahkan mereka untuk mengambil cemilan yang disediakan. Hari ini benar-benar hari keberuntungan mereka. Adegan film sedang berciuman,
" Nala, cium" ucap Kim
"Sayang, apa sih, lihat filmnya dulu, aaaaaa"
Plak.
Untung saja gelap, dan sofanya tinggi menutupi mereka. Tidak ada yang tau apa yang dilakukan dua orang yang sedang duduk di sofa yang paling depan.
Sedangkan Toni dan Fara, Toni mulai memberanikan diri menggenggam tangan Fara. Fara yang memang lebih agresif, menarik tangan Toni dan menyenderkan kepalanya di lengan Toni. Membuat jantung Toni semakin berdebar kencang tak karuan, dan sedikit gugup.
Kencan ala-ala Kim masih berlanjut setelah keluar dari bioskop, dengan makan malam romantis didekat sebuah kolam yang bertaburan kelopak mawar. Dengan simbol t hati terukir nama Kim dan juga Nala.
Toni yang semeja dengan Fara, tersenyum memandang wajah Fara sambil menggenggam tangannya erat.
Begitulah kisah romansa double date, tuan dan assistennya....ahaaai...