Bodyguard Ku Jodohku

"Kamu apa-apaan, Gha? Sejak kapan kita ada hubungan? Jangan buat orang salah paham!"

Khavya menumpahkan rasa kesal nya yang sudah menggunung pada Shaga. Wanita cantik itu tidak habis fikir dengan apa yang sudah pria tampan itu lakukan. Bisa-bisanya dia membuat Nakula salah paham, fikir nya.

"Aku hanya ingin membantu mu. Sekarang kita memang tidak ada hubungan apapun, tapi aku pastikan sebentar lagi kamu akan jadi milikku."

Sungguh percaya diri yang sangat luar biasa, gen Daddy Kaisar benar-benar melekat pada pria tampan itu. Khavya bahkan dibuat bungkam oleh perkataannya.

Melihat Khavya diam, Shaga memberanikan diri menggenggam tangan Khavya, dilihatnya tangan itu, namun tidak seperti yang pria tampan itu bayangkan. "Kamu tidak memakai hadiah yang kuberikan, Vy?" Tanya Shaga.

Khavya menggeleng, lalu melepaskan tangannya dari genggaman pria tampan itu.

Saat ulang tahun Khavya waktu itu, Shaga memberikan sebuah cincin bertahtakan berlian pada wanita cantik itu. Namun sekarang Shaga tidak melihat Khavya memakai cincin pemberiannya waktu itu.

Sudah lama Shaga mempunyai perasaan pada Khavya. Selama setahun ini mereka menjalin kerjasama bisnis perusahaan, Shaga dengan terang-terangan mengungkapkan ketertarikannya pada wanita cantik itu.

Khavya yang mengetahui rekan bisnisnya menyukai nya, tidak terlalu menanggapi ungkapan pria tampan itu. Karena Khavya tahu sepak terjang Shaga yang terkenal sebagai playboy.

"Aku tidak memakainya, karena menurut ku itu terlalu berlebihan, Gha."

"Ck!" Shaga berdecak mendengar alasan yang diucapkan wanita cantik itu. "Berlebihan? Bagian mananya yang berlebihan? Menurut ku wajar saja, seorang pria memberikan hadiah spesial untuk wanita yang dia sukai."

Shaga merasa Khavya hanya beralasan saja, dan menurutnya alasan wanita cantik itu tidak masuk akal.

"Tapi Gha, kita tidak sedekat itu. Kita hanya rekan bisnis, itu saja. Tidak ada yang sepesial selain itu. Lagipula aku tidak seperti wanita-wanita yang kamu kencani itu."

Shaga menghela napasnya kasar. Image-nya yang terkenal sebagai play boy, benar-benar membuat Khavya tidak mempercayai setiap perkataan yang pria tampan itu ucapkan. Padahal sudah ribuan kali Shaga mengatakan dirinya tidak seburuk itu, Shaga tidak pernah mempermainkan perasaan wanita manapun.

Selama ini Shaga hanya bersikap baik pada setiap wanita yang mendekatinya, itu karena Shaga tidak ingin melukai perasaan siapapun. Namun karena sikapnya itu, Shaga di cap sebagai pria pemberi harapan palsu.

"Aku tidak bersikap seperti ini pada wanita manapun, selain kamu. Aku juga tidak pernah ada hubungan apa-apa dengan siapapun itu."

Khavya menatap pria tampan di depan nya, wanita cantik itu bisa melihat ketulusan di mata Shaga. Namun tetap saja Khavya ragu jika harus memberikan kesempatan pada pria tampan di depan nya itu. Image Shaga sebagai playboy benar-benar membuat Khavya tidak bisa mempercayai sedikitpun ucapan Shaga.

"Lalu, berita yang beredar di televisi itu, apa? Shaga Sarfaraz berkencan dengan 2 wanita dalam sehari," ucap Khavya sambil menirukan gaya seorang pembawa acara gosip di salah-satu stasiun televisi swasta. "Bahkan di sosial media pun jadi hotline dan tranding topik." Tambah Khavya sambil tersenyum mengejek Shaga.

"Itu hanya gosip yang tidak berdasar sama sekali. Mereka cuma klien ku, waktu itu kebetulan kita ada meeting di hari yang sama."

Shaga mencoba membela dirinya. Namun sepertinya, Khavya lebih mempercayai berita di luar sana daripada apa yang Shaga jelaskan.

"Sudahlah, aku tidak mau membuang-buang waktu dengan mempercayai mu. Aku lebih percaya bukti yang aku lihat."

Shaga tersenyum getir mendengar apa yang wanita cantik itu katakan. Ternyata seburuk itu dirinya di mata Khavya.

"Hanya sebuah foto, kamu anggap bukti?" Shaga tersenyum miring sambil menggelengkan kepalanya. "Memangnya foto bisa bicara?"

Shaga merasa sedikit kecewa pada Khavya. Namun dirinya tidak bisa menyalahkan wanita cantik itu sepenuhnya. Image-nya yang sudah terlanjur buruk membuat Shaga harus menerima apapun pandangan orang terhadap nya.

Awalnya, Shaga tidak memperdulikan image buruk tentang dirinya. Biarkan orang berkata apapun tentang nya, cukup orang-orang terdekat nya saja yang mengetahuinya. Namun setelah tahu wanita cantik yang disukai nya juga menganggap Shaga buruk sama seperti yang orang-orang katakan, Shaga sepertinya harus membersihkan namanya.

"Foto memang tidak bisa bicara, tapi sudah cukup menjelaskan apa yang terjadi. Seorang pria dan wanita pergi ke hotel bersama, lalu setelah beberapa jam, pria itu keluar dari hotel dengan pakaian yang berbeda."

Shaga semakin dibuat tak berkutik oleh Khavya. Menjelaskan pun rasanya akan percuma saja.

"Terserah jika kamu tidak mempercayai ku, panjang lebar aku menjelaskan nya pun akan percuma. Aku hanya berharap kamu menolak ku bukan karena alasan lain."

Shaga akan menunjukkan bukti jika dirinya tidak se-buruk yang orang-orang katakan dengan caranya sendiri, dengan begitu Khavya akan mempercayai nya tanpa terpaksa.

"Maksudmu?" Khavya mengernyitkan keningnya bingung.

"Maksudku, kamu menolak ku bukan karena gosip tentang ku. Tapi, karena kamu belum bisa move on dari duda brewokan itu."

...----------------...

Seminggu berlalu, hari ini seharusnya adalah acara pertunangan Khavi dan Shena. Namun ternyata Khavi benar-benar merealisasikan ucapannya, di hari pertunangannya ini Khavi akan melakukan akad pernikahannya dengan Shena.

Para tamu undangan pun tidak mengetahui jika acara ini diubah menjadi akad pernikahan pewaris ke-dua keluarga tersohor itu. Mereka dibuat terkejut, namun juga ikut merasa bahagia dengan bersatunya pasangan fenomenal ini.

Hingga saat Khavi mengucapkan akad pernikahannya, dan para saksi menggemakan kata sah dengan lantang. Ke-dua keluarga merasa bahagia dan bersyukur. Begitu juga para tamu yang hadir, mereka sampai berdecak kagum melihat ke-dua pasangan pengantin yang sangat serasi.

"Assalamualaikum, My Wife?" Bisik Khavi ditelinga wanita cantik di samping nya.

Dengan tersipu malu wanita cantik yang kini sudah resmi menjadi seorang istri itu menjawab sapaan suaminya. "Waalaikumsalam, Hubby."

Mendengar panggilan baru dari istrinya membuat Khavi berbunga-bunga, rasanya pria tampan itu ingin menerkam istrinya saat ini juga.

Berbeda dengan pasangan pengantin yang sedang berbahagia dengan status barunya. Di sudut ruangan, seorang pria tengah menatap nanar pasangan pengantin baru itu.

Hatinya mencelos saat mengingat dulu dirinyalah yang berada di posisi pengantin dan Shena berada di posisi nya sekarang.

"𝘈𝘱𝘢 𝘪𝘯𝘪 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘳𝘢𝘴𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘥𝘶𝘭𝘶, 𝘕𝘢? 𝘚𝘢𝘬𝘪𝘵 𝘴𝘦𝘬𝘢𝘭𝘪. 𝘈𝘱𝘢 𝘢𝘳𝘵𝘪𝘯𝘺𝘢 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘢𝘥𝘢 𝘬𝘦𝘴𝘦𝘮𝘱𝘢𝘵𝘢𝘯 𝘭𝘢𝘨𝘪 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬𝘬𝘶? 𝘔𝘶𝘯𝘨𝘬𝘪𝘯𝘬𝘢𝘩 𝘢𝘬𝘶 𝘮𝘦𝘯𝘶𝘯𝘨𝘨𝘶 𝘫𝘢𝘯𝘥𝘢𝘮𝘶?"

𝘛𝘰 𝘉𝘦 𝘊𝘰𝘯𝘵𝘪𝘯𝘶𝘦

Jangan lupa tinggalkan jejak😘