Dibunuh demi selingkuhan, hartanya di rampas dan dia dipisahkan dengan anaknya, dia kembali ke masa lalu dan mengubah takdirnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon To Raja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
21. Seorang lelaki akan datang ke rumah Melinda
Melinda belum memindahkan filenya ketika sebuah pesan dari Dilan kembali masuk ke ponselnya.
*Tidak bisa dikerjakan sendirian, bisakah kita bertemu di cafe terdekat di rumahmu atau aku bisa menjemputmu jika kau tidak punya kendaraan.*
Melinda langsung menghela nafas membaca pesan itu lalu dia membuka dokumen yang ada dan melihat bahwa memang tidak bisa dikerjakan jika hanya sendirian saja. Terlalu banyak yang harus dikerjakan.
Selain itu, dokumen itu harus dikerjakan dengan cara diskusi, jadi hal itu membuatnya merasa amat kesal karena dia sebenarnya tidak mau terlalu banyak berhubungan dengan manajernya.
"Kalau ini dikerjakan di cafe maka cafenya sudah tutup tapi pekerjaan ini belum selesai. Dan tidak mungkin juga aku pergi ke rumahnya,,," Melinda menghela nafasnya dengan panjang lalu dia mengirimkan alamat rumahnya pada manajernya agar pria itu bisa datang ke rumahnya untuk mengerjakannya Di rumahnya.
Namun, tiba-tiba saja ketika dia selesai mengirim pesan, Dia merasakan jantungnya berpacu dengan aneh dan dia merasa gugup untuk menerima seorang tamu pria di rumahnya sendiri.
'Kenapa aku Jadi menyesal sudah menyuruhnya datang ke rumahku?' pikir perempuan itu dalam hati yang merasa bahwa Dilan mungkin akan berpikir aneh tentangnya karena sudah mengundang pria itu datang ke rumahnya.
Jangan-jangan pria itu malah menganggapnya sebagai perempuan murahan yang dengan sembarang membawa lelaki ke rumahnya!!
Tetapi setelah beberapa saat, dia menghela nafas dengan panjang, 'manajer bukan orang yang suka bersosialisasi, jadi pastinya dia tidak akan menyetujui saranku. Kalau begitu, lebih baik mengerjakannya Di cafe supaya bisa pulang lebih awal saat kafenya sudah tutup.' pikir Melinda dalam hati lalu dia segera memasukkan laptopnya ke dalam tasnya karena bersiap untuk keluar.
Tetapi sayangnya, ketika dia kembali memeriksa ponselnya, perempuan itu sangat terkejut mendapati pesan dari manajernya yang mengatakan bahwa mereka akan mengerjakannya Di rumah Melinda.
"Apa?!!!" Melinda merasakan jantungnya Bella jatuh ke perutnya karena membaca pesan yang tak masuk akal itu.
Manajernya yang dulu terlampau cuek pada siapapun kini tiba-tiba saja berubah di kehidupan keduanya.
Tetapi Melinda tidak punya banyak waktu untuk memikirkannya terlalu lama, perempuan itu kembali mengganti pakaiannya dan memberi sedikit polesan pada wajahnya, lalu merapikan rambutnya.
Setelah selesai, dia turun ke lantai 1 dan mendapati pelayannya masih menonton di ruang keluarga.
"Nona, Apakah Nona mau keluar?" Tanya sang pelayan yang terkejut melihat Melinda menenteng tas laptopnya, bahkan pakaian tidur yang tadi telah digunakan oleh perempuan itu kini telah diganti lagi.
Padahal, nonanya adalah orang yang selalu berada di rumah, tidak pernah keluar malam-malam, jadi tentu saja pelayan itu merasa sangat aneh saat tiba-tiba saja nonanya melakukan sesuatu yang tak pernah dilakukan oleh perempuan itu.
"Manajer di kantorku akan datang kemari untuk mengerjakan sesuatu yang mendesak. Jadi, bisakah kau tetap menemaniku sampai dia pulang?" Tanya Melinda yang tidak mau sendirian bersama dengan seorang pria asing di lantai 1.
Meski dia tahu manajernya tidak akan mengapa-ngapakannya, tetapi tetap saja dia merasa cukup resah kalau harus berduaan saja di dalam rumahnya bersama dengan seorang pria asing.
Sang pelayan jelas tidak bisa menolak permintaan nonanya, dan lagi pula, dia memang tidak terbiasa tidur terlalu awal jadi perempuan itu langsung menganggukkan kepalanya.
"Saya pasti akan menemani Nona, tapi bolehkah saya di sini sambil menonton TV? Soalnya kalau saya tidak melakukan apa-apa nanti saya cepat mengantuk." Ucap sang pelayan itu sembari menggaruk belakang telinganya karena di kamarnya memang tidak ada TV.