Bercerita tentang seorang anak yang bernama mugi yang terlahir sebagai rakyat jelata dan menjadi seseorang penyihir hebat.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Muchlis sahaja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Masa lalu.
Berjuta-juta tahun silam, di era mitologi, peperangan tak henti-hentinya melanda. Ras iblis, roh, dan manusia saling bertempur demi ambisi masing-masing. Negeri manusia hancur, hutan tempat tinggal roh terbakar, dan dunia bawah menjadi kacau.
Di tengah kekacauan itu, seorang anak iblis dengan kekuatan luar biasa terlahir. Dia adalah Celis Gousha, yang kemudian dijuluki Raja Iblis Generasi Pertama. Kekejamannya menaklukkan makhluk lain, dan siapa pun yang berani menentangnya akan binasa. Era itu dikenal sebagai Era Kekacauan.
Setelah peperangan panjang, Celis mengundang tokoh penting dari berbagai ras ke istananya. Dari pihak manusia, hadir pahlawan hebat bernama Reivano, dan dari ras roh, hadir Leina.
Celis duduk di singgasananya, kaki bersilang, dan menatap kedua sosok itu. "Aku mengundang kalian untuk membicarakan perdamaian," katanya.
Reivano terkejut. "Perdamaian? Kau pikir aku akan percaya? Ingat, berapa banyak manusia yang kau bunuh, Raja Iblis Celis Gousha?"
Celis tetap tenang. "Aku akan bertanya balik, Pahlawan Reivano. Menurutmu, berapa banyak iblis yang kau bunuh?"
Reivano terdiam, tak bisa menjawab.
Celis melanjutkan, "Jika manusia mengalahkan aku, baru kau akan percaya dunia akan damai. Tapi kau harus tahu, itu tak mungkin. Bahkan ras manusia dan iblis pun tak bisa membinasakan aku. Dan meskipun manusia berhasil, konflik tak akan berakhir."
Celis menatap tajam ke arah Reivano. "Meskipun manusia menang melawan iblis, mereka akan mencari musuh baru: roh, dewa, dan pada akhirnya, mereka akan saling berselisih."
Reivano menyela, "Manusia memang punya kelemahan, tapi aku tetap percaya pada mereka. Di lubuk hati mereka, ada kebaikan."
Celis tersenyum hangat, "Apa kau pikir iblis tak mengenal kebaikan? Jika kau seorang pahlawan, cobalah sesekali mempercayai apa yang ada di hadapanmu."
Reivano penasaran, "Apa yang ingin kau lakukan?"
Celis tersenyum, "Aku ingin memisahkan seluruh ras agar tak terjadi permusuhan. Kita akan membangun dinding pemisah untuk tiga wilayah yang dihuni ketiga ras, dan mengunci dinding sihir itu selama 2000 tahun."
Reivano ragu, "Kau yakin perdamaian akan tercipta?"
Celis tersenyum lembut, "Waktu 2000 tahun sudah lebih dari cukup untuk memendam kebencian seluruh ras terhadap iblis."
Celis berdiri dan berjalan menuju Reivano. "Reivano, aku sudah muak dengan semua ini. Apa kalian ingin meneruskan peperangan yang tak berujung?"
Reivano tertunduk lesu, "Baiklah, aku percaya padamu."
"Terima kasih," ujar Celis.
"Aku tak percaya seorang Raja Iblis berterima kasih padaku," jawab Reivano dengan sedikit rasa gembira.
Celis tersenyum tipis, "Aku juga sedikit tak percaya berterima kasih pada seorang pahlawan."
Celis mengeluarkan sihir besar, "Ayo kita mulai."
Seketika, dinding besar tercipta, membatasi ketiga wilayah. Seluruh ras terkejut melihat dinding pemisah itu.
"Pahlawan Reivano, saat kau pulang, sampaikan kepada seluruh ras manusia bahwa kau telah berhasil membunuh Raja Iblis Celis Gousha. Setelah 2000 tahun, dendam antara manusia dan iblis akan sirna," ujar Celis.
Reivano tersenyum, "Baiklah. Aku pergi dulu. Meskipun dunia damai akan tercipta begitu lama, aku pasti sudah mati. Tapi aku senang peperangan tak akan terjadi lagi."
Celis hanya tersenyum dan kembali ke singgasananya, menatap Reivano dan Leina yang pergi meninggalkan istananya. "Aku yakin masa depan ras iblis akan cerah, dan ras manusia akan berkembang pesat."
Kembali di masa sekarang, Celis, yang telah membunuh mafia iblis, menghela napas panjang. "Dasar merepotkan sekali kalian ini."
Celis menghidupkan kembali para mafia dengan sihir kebangkitan. Lingkaran sihir terbentuk, dan mereka hidup kembali.
Dengan rasa takut dan penyesalan, salah satu mafia berkata, "Aku tak ingin berhadapan denganmu lagi, dasar monster."
Mafia lainnya bertanya dengan heran, "Siapa kau sebenarnya?"
Celis menjawab, "Dengarkan baik-baik, wahai keturunanku yang tercinta. Leluhur kalian telah kembali. Akulah Raja Iblis yang kejam, Celis Gousha."
Mereka tak percaya, Celis berkata lagi, "Mungkin kalian tak mengenali aku karena aku terlalu lama meninggalkan dunia bawah saat pergi bersama Haruto. Tapi Raja Iblis tetaplah Raja Iblis."
Para mafia berlutut, memberikan hormat kepada Celis. Celis menatap mereka, "Pergi lah dari sini, kembali ke dunia bawah kalian."
"Baik!" jawab mereka.
Seluruh mafia iblis kembali ke dunia bawah.
Tak lama kemudian, Keter turun dari langit, membawa Melly. Keter melihat Celis dan tersenyum, "Ternyata Guru Glich ya."
Celis, yang masih menyamarkan namanya sebagai Glich, menjawab, "Iya, ini aku. Dari mana kamu? Kamu membawa wanita elf?"
Keter menceritakan kisahnya, "Melly dipaksa menikah oleh seseorang bernama Gettan. Tapi aku tak menerimanya, karena aku mencintai Melly. Aku membunuh Gettan dengan tanganku sendiri."
Glich tersenyum, "Begitu ya. Terkadang cinta yang melewati batas bisa berubah menjadi kebencian atau amarah. Faktor utamanya adalah rasa takut kehilangan. Tapi semua tergantung bagaimana kita menjalaninya."