Menceritakan beberapa kisah pendek romansa kehidupan, juga perjalanan dalam mencari kebahagian yang sejati.
Hal-hal yang umum terjadi di sekitar kita maupun yang tidak bisa kau pikir sebelum nya. Semua tertuang dalam kisah-kisah mengharukan dan mendebarkan.
Semoga kalian dapat terhibur dengan kisah pendek ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lan05, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Nicole & Aiden 1
Nicole Radansya seorang wanita karir yang sangat mendedikasikan hidup nya untuk pekerjaan nya. Sudah Hampir 6 tahun dirinya bekerja di perusahaan ternama di negara nya, kerap kali dirinya menjadi bahan omongan entah karena yang iri padanya karena karir cemerlang nya atau hanya karena Nicole yang setiap hari bisa dekat dengan bos nya. Entahlah yang jelas Nicole tidak peduli dengan pemikiran rekan-rekan nya itu.
Kalau bisa dirinya justru ingin bertukar tempat dengan mereka. Memang orang-orang hanya bisa melihat yang bagus nya saja, tanpa tahu apa saja yang sudah ia lakukan dan perjuangkan selama ini.
Jika mereka bertukar tempat satu hari saja mungkin mereka akan berpikir ribuan kali untuk bertukar pekerjaan dengan nya. Karena bos nya yang sekarang sangat amat perfeksionis, dia tidak menerima kesalahan, kekurangan apalagi pekerjaan yang asal-asal an.
Rekan-rekan nya mungkin melihat nya enak karena bisa terus menerus melihat wajah tampan bos nya saat ini. Ia akui juga bahwa bos nya yang sekarang memang tampan, tapi sangat menyebalkan bagi nya. Dan ketampanan nya tertutupi oleh sikap menyebalkan nya.
Sementara bos yang dibicarakan oleh Nicole tidak lain dan tidak bukan adalah Aiden Thompson pengusaha muda yang nama nya telah terkenal karena termasuk dalam jajaran orang yang di perhitungkan dalam dunia bisnis, bagaimana tidak di usia nya yang kini menginjak 29 tahun dirinya sudah masuk di majalah forbes 30 under 30, tak aneh jika dirinya masuk dalam majalah bisnis terkemuka itu, karena dirinya membawa perusahaan ayah nya semakin berkembang ditambah dengan bisnis nya yang telah ia rintis semakin membuat nya di kenal oleh pebisnis dunia lain nya. Tapi mendapatkan itu semua tidak mudah bagi Aiden, minggu pertama ia menjabat sebagai CEO menggantikan ayah nya ia mengaudit besar-besar an perusahaan ayah nya agar tidak ada tikus-tikus pemakan yang rakus yang dapat merugikan perusahaan nya. Setelah itu baru lah dirinya mulai merencanakan visi nya yang telah ia pikirkan selama ini.
Hingga akhir nya perusahaan keluarga nya menjadi semakin besar. Maka dari itu dirinya butuh karyawan yang cekatan dan cepat tanggap. Seperti sekretaris nya ini ia akui kerja nya cepat dan rapih. Semua perintah nya dapat ia lakukan dengan baik, ayah nya sendiri yang merekomendasikan nya kepada Aiden. Aiden saat itu tidak langsung menerima usulan ayah nya begitu saja, dirinya menyeleksi dengan ketat semua kandidat calon sekretaris nya hingga pilihan nya jatuh pada orang yang juga direkomendasikan oleh ayah nya yaitu Nicole.
Begitulah latar belakang hubungan mereka sebagai bos dan sekretaris. Hingga telah berjalan 3 tahun lama nya, sebelum nya Nicole ini bukan sekretaris ayah nya namun karena Nicole secara tidak langsung membuat ayah nya yaitu Damian melihat kemampuan bagus nya, akhir nya Damian memiliki ide untuk menaikkan jabatan Nicole menjadi sekretaris putra nya yang akan menjabat sebagai CEO menggantikan dirinya.
Dan ternyata ide Damian dapat berjalan sesuai dengan keinginan nya dan benar saja prediksi nya itu tidak meleset, Nicole dapat bekerja dengan sangat baik mendampingi putra nya yang keras itu.
"Nicole tolong atur ulang jadwal ku di tanggal 7-8, karena itu adalah hari ulang tahun ibu ku jadi aku harus datang." Ujar Aiden enteng sembari tetap fokus pada setiap laporan yang berjejer di meja kerja nya.
"Tapi pak, jadwal bapak sudah sangat padat jika di atur kembali semua nya tidak akan sesuai dengan tenggat waktu." Jelas Nicole dengan rinci agar bos nya ini tidak se enak nya mengubah jadwal yang telah ia susun dan atur. Kenapa tidak seminggu sebelum nya bos nya itu bilang, kenapa harus sekarang, 2 hari sebelum tanggal 7.
Aiden langsung menaikkan pandangan nya menatap sekretaris nya yang kini tengah berdiri di depan meja nya.
"Lalu? itu tugas mu untuk mengatur semua jadwal ku. Yang jelas pada tanggal itu aku harus bisa menghadiri ulang tahun ibu ku." Ucap Aiden tidak mau dibantah.
Nicole yang mendengar itu hanya bisa menahan sabar dengan sikap keras kepala atasan nya ini. "Baik, saya akan atur kembali jadwal bapak, kalau begitu saya permisi." Ucap Nicole menundukkan kepala nya sedikit untuk undur diri.
Setelah berada di luar ruangan atasan nya Nicole melampiaskan kekesalan nya dengan meninju - ninju udara membayangkan bahwa yang ia tinju itu adalah muka atasan nya. "Dasar keras kepala." Gerutu Nicole sembari berjalan kearah ruangan nya dan berpapasan dengan asisten pribadi Aiden yaitu Darrel.
"Kau kenapa.?" Heran Darrel melihat raut wajah Nicole yang terlihat kesal.
"Tanya saja pada atasan mu itu!" Sentak Nicole lalu berlalu pergi tanpa menghiraukan Darrel yang kebingungan melihat kekesalan yang Nicole lampiaskan padanya.
______
Tok..tok..tok...
"Masuk." Ucap Nicole yang kini sedang membereskan meja kerja nya untuk beristirahat keluar bersama rekan kerja nya Clara.
Orang yang mengetuk pintu itu langsung masuk dan menutup mata nya.
"Please Jack aku sedang tidak mood saat ini." Jack yang mendengar itu pun segera memutar tubuh kekasih nya.
"Ada apa.?" Tanya Jack menatap Nicole dengan lekat.
Nicole menggeleng pelan namun berbeda dengan raut wajah nya yang menampilkan ekspresi cemberut berkebalikan dari jawaban nya. Jack terkekeh pelan melihat ekspresi lucu kekasih nya."Kenapa tertawa, aku sedang kesal tapi kau malah ketawa." Ucap Nicole semakin mengerutkan wajah nya kesal.
"Maaf...maaf, habis ekspresi mu lucu sayang." Sembari menangkup wajah kekasih nya gemas.
Nicole segera memeluk kekasih nya erat. Bersandar penuh kenyamanan di dada bidang kekasih nya. "Seperti biasa apalagi yang dapat membuatku kesal." Gumam Nicole.
"Ya sudah kan memang seperti itu sifat nya, aku yakin kamu bisa, bukti nya sudah 3 tahun kamu mengemban tugas ini."
Nicole hanya menghela napas berat di pikir-pikir ucapan kekasih nya ada benar nya juga ternyata dirinya hebat juga bisa bertahan selama 3 tahun sebagai sekretaris bos nya yang keras kepala itu, melebihi batu terkeras di dunia.
"Ya sudah mau makan sekarang.? keburu jam istirahat kita habis."
"Iya, tunggu sebentar aku bereskan dulu meja ku sedikit lagi." Nicole segera merapihkan meja nya tak lupa mengambil handphone dan dompet saja.
"Ayo." Ajak Nicole menggenggam tangan kekasih nya.
"Aku ajak Clara tidak apa-apa kan.?" Tanya Nicole meminta izin. Takut nya Jack tidak mau ada orang lain itu saja.
"Boleh sayang, itu kan teman mu." Nicole pun segera menelepon Clara untuk menunggu nya di lobi perusahaan.
Setelah pintu lift terbuka ia tak sengaja melihat bos nya sedang bersama asisten pribadi nya yang baru saja keluar dari lift yang bersebarangan dengan lift yang ia gunakan. Atasan nya memiliki lift sendiri yang tidak bercampur dengan karyawan lainnya.
"Selamat siang pak." Bungkuk Nicole dan Jack buru-buru melepaskan tautan tangan mereka untuk menyapa atasan nya sesaat setelah mereka keluar bersamaan.
"Nicole ada yang mau aku bicarakan, bagaimana kalau kita semua bergabung saja untuk menghemat waktu." Ucap Aiden tiba-tiba. Lalu berlalu pergi mendahului mereka, membuat Nicole, Jack, dan Darrel saling pandang. Yang akhir nya membuat mereka semua mau tidak mau mengekor Aiden di belakang.
Posisi nya Aiden yang paling depan di susul Darrel yang segera menghampiri Aiden dan yang paling belakang adalah dirinya dan Jack.
"Sudah kubilang dia itu begitu menyebalkan." Kesal Nicole yang sudah tidak pakai imbuhan sopan kepada atasan nya. Dirinya terlanjur kesal, istirahat pun dirinya harus membahas pekerjaan.
"Maaf pak kita akan kemana.?" Tanya Nicole kepada Aiden.
"Terserah kalian saya ikut saja." Ucap Aiden enteng yang justru membuat semua bawahan nya kebingungan, pasal nya Darrel dan Nicole tahu se pemilih apa Aiden terhadap makanan.
"Kami ikut bapak saja." Ucap Darrel angkat bicara kala melihat wajah Nicole yang seakan meminta bantuan padanya.
"Baiklah, kalau begitu kita satu mobil saja biar tidak pusing, Darrel pakai mobil mu." Perintah Aiden kepada asisten pribadi nya.
Darrel hanya mengangguk saja, mengikuti keinginan atasan nya itu.
"Maaf pak, saya mau mengajak satu teman saya lagi jika boleh karena saya sudah janjian dengan teman saya." Izin Nicole kepada Aiden. Aiden mengangguk pelan, " Silahkan itu terserah mu mau mengajak siapa, lagipula ini kan jam istirahat." Ucap Aiden santai.
Nicole yang mendengar itu menggerutu dalam hati nya, kalau bapak tahu ini jam istirahat kenapa tidak membiarkan ku istirahat dengan tenang tanpa harus memikirkan pekerjaan. Namun sekali lagi itu hanya dapat ia utarakan dalam hati saja.
Setelah Nicole melihat teman nya Clara, akhir nya mereka ber lima pergi bersama menuju kafe yang sering di kunjungi oleh Aiden. Mereka semua hanya pasrah saja mengikuti kemauan bos mereka.
Sesampai nya di tempat mereka hanya terus saja mengekori Aiden tanpa ada yang membantah atau bersuara, mereka tidak mau merubah mood atasan mereka yang bilamana mood nya berubah, mereka lah yang jadi sasaran pertama kekesalan Aiden.
"Silahkan pesan apa saja, aku yang akan membayar nya hitung-hitung menebus dosa ku karena menganggu acara istirahat kalian." Ucap Aiden sembari tersenyum kearah mereka.
"Baik pak terimakasih atas kemurahan hati bapak, saya akan pesan setelah bapak silahkan." Kali ini Nicole yang berucap duluan karena sejujur nya perut nya memang terasa lapar, karena sedari pagi dirinya belum memakan apapun selain air putih.
"Baiklah." Aiden pun memanggil pelayan untuk memesan pesanan nya di susul oleh yang lain setelah nya.
Segera setelah pelayan itu pergi Aiden langsung berdiskusi dengan sekretaris dan asisten pribadi nya.
"Nicole saya minta kamu pilih jadwal yang sekira nya bisa di percepat ---- di percepat saja, tapi jika tidak bisa tunda saja. Jika mereka mempersulit mu suruh mereka telepon langsung padaku." Dalam sekejap Aiden langsung serius membahas pokok yang ingin ia sampaikan, karena di tgl 7 dan 8 dirinya harus bisa mengosongkan jadwal nya agar bisa menghadiri acara ulang tahun ibu nya. Maka dari itu selama kurun waktu dua hari ini dirinya harus bisa menyelesaikan pekerjaan nya dengan cepat.
Nicole yang mendengar itu segera membuka ponsel nya, untung saja setiap kerjaan nya selalu ia salin juga di handphone poin-poin penting nya saja. Setelah itu Nicole segera melihat susunan jadwal Aiden dan memilih sesuai arahan yang di sampaikan Aiden tadi. Dengan segera Nicole langsung fokus dengan pekerjaan nya berikut juga Darrel dan Aiden. Sementara dua orang lain yang tidak ada sangkut paut nya dengan pekerjaan itu hanya bisa diam memperhatikan mereka. Tahu begini mereka tidak usah ikut saja jika ujung-ujung nya di acuhkan seperti ini. Tapi mau bagaimana lagi Aiden adalah atasan mereka jadi rasa kesal mereka harus ia tahan sebisa mungkin.
Lagi pula walaupun ada beberapa sikap Aiden yang kurang mereka suka tapi itu memang salah satu prinsip nya sebagai pemimpin yang mengemban tanggung jawab besar di pundak nya. Jadi mereka hanya bisa mengeluh sesaat saja, tanpa membawa nya ke hati hingga berlarut - larut karena mereka juga tahu bahwa Aiden merupakan sosok atasan yang sangat bertanggung jawab dan tahu hak dan kewajiban para karyawan nya.
Akhir nya Jack dan Clara hanya memainkan ponsel pintar mereka sembari menunggu pesanan mereka datang. Hingga beberapa menit kemudian pesanan mereka di antarkan satu per satu.
"Kita makan terlebih dahulu." Ucap Aiden kala makanan mereka datang, Namun Nicole yang sudah larut dengan pekerjaan nya tidak mendengar itu, seakan fokus utama nya saat ini adalah pekerjaan nya. Itulah sifat jelek Nicole jika sedang bekerja dia lupa waktu hingga tidak mementingkan diri nya sendiri.
Aiden yang melihat Nicole yang tak mendengar perkataan nya dengan berani mengambil Handphone yang saat ini Nicole gunakan.
Semua yang berada disitu menahan napas mereka tanpa sadar dengan keberanian bos nya, karena mereka semua tahu Nicole sangat tidak bisa diganggu jika sedang melakukan pekerjaan nya. Mereka hanya berharap dalam hati agar Nicole dapat mengontrol emosi nya.
Sementara Nicole langsung menampilkan ekspresi tidak suka, siapa yang berani mengganggu nya saat sedang bekerja. Nicole segera mendongak an mencari tahu siapa yang telah mengambil Handphone nya dengan lancang, tapi saat melihat ponsel nya berada di tangan Aiden, Nicole sebisa mungkin mengontrol mimik wajah nya karena tidak mungkin dirinya memarahi sang atasan.
Aiden yang melihat perubahan raut wajah Nicole saat tahu dirinyalah yang mengambil ponsel gadis tersebut, tersenyum dalam hati. Lucu pikir Aiden kala melihat Nicole yang berusaha menahan segala kekesalan nya saat ini, karena tingkah nya.
"Makan terlebih dahulu, aku tidak mau disebut sebagai atasan yang kejam karena menelantarkan karyawan nya yang kelaparan." Tanpa melihat kearah Nicole lagi Aiden memulai makan nya, yang lain terdiam dulu melihat itu semua namun setelah Darrel menyadarkan mereka barulah semua memulai makan termasuk Nicole yang saat ini langsung terasa sangat lapar kala melihat sajian di hadapan nya.
Aiden yang melihat Nicole sudah memulai makan nya dengan raut yang kembali baik, tersenyum tipis sebelum kembali melanjutkan makan nya. Dan itu tak luput dari tatapan Darrel yang sedikit aneh dengan sikap Aiden saat ini.