Dipertemukan di sebuah masjid dengan kejadian memalukan membuat Galexia Adhara, gadis berumur 18 tahun ini menyukai sosok dokter muda.
Namun, masalahnya dokter muda yang ia sukai itu adalah kakak dari musuh bebuyutannya di sekolah.
Galexia maupun dokter muda itu pun tak sadar jika sudah mengenal sejak dulu, hanya saja jarak dan waktu memisahkan keduanya menjadi dua orang yang asing. Hingga suatu hari kebenarannya terungkap, jika dulu mereka pernah saling mengenal.
Bagaimana perjuangan Galexia mendapatkan hati si dokter muda, apakah masa lalu akan menjadi penghalang keduanya untuk bersatu ? Dan ujian apa yang datang menghampiri keduanya ? Ikuti kisah si gadis natckal ini yuk !
Sequel ISTRINYA PAK GURU ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sinta amalia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ready for meet
Fathya keluar dari toilet dengan jaket milik Gale melingkar di pinggangnya.
Ia menghentikkan langkahnya menatap ke arah lapangan, dimana Gale dikerubungi oleh teman-temannya.
Gale memang berbeda, apalagi dengan para pembully seperti Cika.
Sebenarnya Fathya adalah murid pindahan saat naik ke kelas XI, ia adalah murid BP pada awalnya. Disana ia adalah murid yang sering tersisihkan meskipun berprestasi. Sedangkan Cika adalah murid paling hits, cantik, tajir alias kaya di BP dan kenangan bersama Cikalah yang membuat Fathya menganggap Gale sama seperti Cika, masa lalunya sebagai orang serba kekurangan membuat Fathya tidak percaya diri dan menjaga jarak dengan semua orang, terkadang hukum rimba masih selalu terjadi sampai saat ini, dimana orang tak punya, selalu ada di bawah piramida anak-anak eksis, cantik, tampan, kaya, dan kasta yang berbeda. Dan dulu, Fatur belum semampu sekarang.
"Le, loe balik pake ojek lagi ?" tanya Irvan.
"Engga, dijemput mang Kosim sekarang. Abang pulang pake motor," jawab Gale.
"Oh, si Greeny pensiun dong kalo loe kemana-mana dikawal ?!" tanya Faisal.
"Emang si Greeny punya ayah, ga tau deh kalo nanti gue bujuk ayah sama abang dikasih apa engga, make lagi motor," jawab Gale.
"Le, itu jaket loe dipake sama Fathya ?" tanya Lila.
"Iya lah, kaka ipar jadi hero adek iparnya tadi waktu diketawain karena bocor !" jawab Andini sebagai saksi.
"Uhhh, kaka ipar yang baik !" Faisal menepuk-nepuk punggung Gale.
"Gue cuma takut dia ngadu aja sama abang, ga gue jagain !" ujar Gale acuh, sebenarnya ia tak tega pada Fathya yang dibully, bukan salah pembully sepenuhnya jika memang seseorang dibully, tapi lebih kepada orangnya sendiri yang lemah. Gale paling benci dengan orang-orang yang selalu merasa lemah dan so tertindas.
"Gue ga suka sama sikap dia yang so lemah gitu ! Bikin orang tuh enak buat injek-injek ! Giliran sama gue aja di rumah, kaya anak kucing, nyakar-nyakar mancing kemarahan!" jawab Gale melihat Fathya dari atas ke bawah.
Mobil berhenti di depan gerbang, mang Kosim keluar dari mobil lalu meminta Fathya masuk.
"Eh, mang Kosim udah jemput. Gue balik ya !" pamit Gale turun dari tembok pembatas parkiran yang sedikit tinggi.
"Gue juga mau balik lah, ngapain lama-lama disekolah, ga niat jadi penjaga sekolah ko !" Ujar Ical menyalakan motornya. Keempat teman Gale menyalakan motor mengiringi Gale yang masuk ke mobil.
"Dah Lele !"
"Dah bontot !"
"Bye !"
Gale masuk ke jok belakang bersama Fathya.
"Thanks," ucapnya tanpa mau melihat Gale. Gadis itu melirik sekilas.
"Kalo ga ridho ga usah, gue ga gila hormat," jawab Gale.
Gale mengernyitkan dahinya. Ponselnya bergetar, nomor tak tersave melakukan panggilan.
"Nomor siapa nih ?" gumam Gale membuat Fathya melirik seraya berdehem tak nyaman.
Beberapa kali Gale mengacuhkannya, sampai Gale merasa risih dan mengangkatnya.
"Hallo ?!"
(..)
Fathya menoleh dengan raut wajah khawatir melihat ekspresi Gale.
Sampai ia menutup panggilannya, Gale tak mengucapkan sepatah katapun.
Ingin rasanya Fathya bertanya, siapa yang telfon, apa ka Seli, mau ngapain, kalo ngajak ketemuan jangan mau Le, gue yang salah sorry !
"Mang, bisa mampir dulu ke rumah ayah ?" tanya Gale pada mang Kosim.
"Siap neng," jawab mang Kosim.
"Mau ngapain ?!" seru Fathya refleks membuat Gale mengangkat alisnya sebelah.
"Terserah gue lah, rumah-rumah ortu gue," jawabnya.
Fathya memejamkan matanya, sudah pasti jawaban Gale akan seperti ini. Fathya hanya takut karena panggilan telfon barusan membuat Gale memutuskan untuk pulang ke rumah orangtuanya, lalu bang Fatur ?
"Matii gue," gumam pelan Fathya.
"Le, loe pulang lagi ke rumah kan ?" tanya Fathya nampak panik.
Gale semakin mengernyitkan kening.
"Kesambet apa loe ? Bukannya loe bilang gue cuma numpang disana ?" tanya Gale aneh.
Fathya semakin dilanda rasa khawatir. Ia tak sanggup kalau sampai nanti ketauan telah menerima suap dari Seli, secara tak langsung ialah yang menjadi perantara dan memuluskan jalan Seli untuk jadi duri dalam rumah tangga kakanya sendiri, tak dapat dibayangkan bagaimana murkanya Fatur. Pernah sekali ia melihat kakanya ini marah besar, saat menghadapi sang ayah yang tiba-tiba pergi meninggalkan mereka karena keluarga barunya, belum lagi pekerjaan kotor sang ayah yang mengharuskan mereka menanggung beban malu sekian lama, sungguh kehidupan mereka terasa pahit. Fatur sampai menyerang beberapa preman, teman ayahnya dan merusak kontrakan sang ayah bersama keluarga barunya hingga membuatnya mendekam di sel tahanan polsek selama 3 hari.
Mobil melaju masuk ke kompleks perumahan Arka.
"Le, gue ikut boleh kan ?" tanya Fathya.
"Dih, mau ngapain ? Loe balik aja, ganggu !" tolak Gale.
"Gue diamanatin abang suruh jagain loe," ujar Fathya beralasan, apapun alasannya ia harus mengekori Gale.
"Gue udah gede, ga perlu dijagain. Lagian ga kebalik tuh, yang ada loe malah bebanin gue ! Loe kenapa sih, aneh banget ! Kepelet sama pesona gue ?"
"Ck, kepedean ! Ya udah sii, ga usah sewot ! Bilang aja loe pelit ga mau ngajak gue ke rumah loe !" jawab Fathya.
"Dah tau nanya !" sarkas Gale.
Mobil berhenti di depan rumah Gale.
"Mang, hati-hati di jalan !" ucap Gale. Ada rasa khawatir dari Fathya.
"Terus nanti neng Gale pulangnya gimana, apa mau mamang jemput ?" tanya mang Kosim.
"Ga usah mang, Gale bisa sendiri !" jawab Gale, mang Kosim mengangguk.
Fathya hanya bisa menatap Gale yang masuk ke dalam rumahnya, saat mobilnya kian menjauh.
Fathya segera menghubungi Seli.
Assalamualaikum ka Seli,
Maaf ganggu, apa ka Seli barusan hubungi Gale ?
Fathya harap-harap cemas menunggu balasan Seli. Pesannnya ceklis 2 namun Seli belum membacanya, terang saja mungkin ia sedang praktek.
"Argh !" Fathya mendengus.
"Kenapa neng ?" tanya mang Kosim.
"Eh, engga apa-apa mang," jawab Fathya.
Ternyata memang benar apa yang pernah diucapkan mama, padanya dan kakanya.
Melakukan suatu kejahatan memang cukup menyenangkan, tapi hanya untuk sesaat, selanjutnya kita hanya akan menuai akibat dan penyesalan yang tak akan ada ujungnya, termasuk dikejar perasaan bersalah setiap waktu.
"Maafin Fathya bang,"
"Maafin gue Le,"
"Sekarang gue harus gimana ?"
Ting
Iya
Jawaban Seli membuat Fathya mengetuk-ngetuk jidatnya.
Mau apa kak ?
Ih Fathya kepo deh,
"Si@*l !" dengus Fathya.
...----------------...
"Assalamualaikum,"
"Waalaikumsalam,"
"Nene, ayah, momy sama Andro mana ?" tanya Gale saat masuk rumah, yang ia temui hanya ada neneknya dan bi Juju.
"Ayah sama momy mu belum pulang, Andro tadi pamit lagi buat pergi basket," jawab ibu Arka yang sedang anteng memeriksa setiap helai daun tanaman hiasnya.
"Yah, padahal Gale mau ijin pake motor nek, ada perlu... abang ga bisa anter, karena masih di rumah sakit. Mobil dipake anter Fathya pulang," jawab Gale.
Neneknya tersenyum, "mau kemana pake motor segala ?" tanyanya.
"Mau ketemu orang, nek. Penting !" jawabnya.
"Ya sudah pake saja," jawab ibu Arka.
"Nenek tau kuncinya dimana ?" tanya Gale.
"Bukannya kunci kendaraan selalu menggantung di dekat tv ? Biasanya Andro yang pake, tapi hari ini Andro dijemput temannya," jelas neneknya. Gale tersenyum lebar, seperti alam merestuinya.
"Makasih nenek, nanti tolong bilangin ayah ya, motor Gale pinjem." Kecup Gale di pipi sang nenek, ia berseru lalu naik ke lantai atas dimana letak kamarnya dan akan tetap menjadi kamarnya.
Gale membuka lemari, dan mengganti pakaian.
"Siap ketemu mantan terindahnya abang Le !" gumamnya ceria.
"Mantan terindah ketemu sama jodoh termanis !" tawanya.
.
.
.
.
bingung koment apa
saaaaa kingggg candu nyaaa sama karya author 👏👏👏💃💃💃
hehe pisss