Rania Salsabila, gadis berusia 15 tahun, yang memiliki paras cantik, pintar dan sopan. Rania memiliki seorang ayah dan 2 kakak laki-laki,mereka sangat membenci rania.
Rania pun harus rela terusir dari rumahnya, hanya karena sang ayah yang tidak bisa menerima dirinya atas kematian bu Indah istrinya. Tapi, dibalik terusir nya Rania, takdir membawa dirinya menuju ke kehidupan yang lebih baik.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rika sukmawati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27
"Mas, Kok Rania belum pulang juga ya?" tanya bu Delina khawatir.
"Mungkin masih di jalan sayang, kamu jangan khawatir. bentar lagi paling sampai," jawab pak Rizky menenangkan istrinya.
"Tapi Mas, ini udah mau jam sepuluh loh, Masa belum sampai-sampai. Aku khawatir Mas, enggak biasanya Rania belum pulang sampai malam gini." ucap bu Delina.
"Coba Mas tanya Susi, biasanya kan Rania suka sama dia terus." ucap bu Delina lagi menyuruh suami nya menelpon Susi.
Pak Rizky menuruti permintaan istrinya, dia mencoba menelpon Susi. Tapi sayangnya, tidak ada satupun yang di angkat.
"Gimana Mas?" tanya bu Delina.
"Gak diangkat bun," jawab pak Rizky.
"Terus sekarang gimana Mas, aku khawatir banget sama Rania." ucap bu Delina dengan nada panik.
TOK! TOK! TOK!
"Permisi"
"Nah, itu pasti Rania." ucap pak Rizky.
Bu Delina langsung berlari ke pintu depan, ia sangat khawatir dengan Rania. Dia juga menyangka kalau itu Rania.
"Sayang kam......'
Belum sempat melanjutkan ucapannya, bu Delina terkejut melihat siapa yang datang.
" Permisi, Apakah benar ini rumah saurada Rania?" tanya polisi itu.
"I-iya benar, kami orang tuanya. Ada apa ya pak?" Tanya pak Rizky sedangkan bu Delina terdiam mematung.
Polisi itu pun menceritakan kejadian yang menimpa Susi dan Rania. Mereka juga bilang kalau Rania tidak berada di tempat kejadian.
Bu Delina yang mendengar itu pun syok, dan jatuh pingsan. Sedangkan polisi sudah pergi untuk menyelidiki hilangnya Rania.
"Bun, bangun bun." pak Rizky menepuk-nepuk pipi sang istri.
"ma-mas, ra-rania dimana?" tanya bu Delina tergagap-gagap.
"Bunda tenang dulu ya, Rania pasti baik-baik saja." ucap pak Rizky menenangkan sang istri.
"Mas, kita ke rumah sakit sekarang. Bunda mau bertemu Susi." ucap bu Delina kemudian diangguki pak Rizky.
Perjalanan menuju rumah sakit hanya memerlukan waktu lima belas menit. Mereka sudah sampai di UGD susi.
Disana sudah terdapat keluarga Susi, yakni ibu dan adiknya.
"Assalamualaikum bu, bagaimana keadaan Susi?" tanya pak Rizky.
"Waalaikumsalam, Susi sedang di tangani dokter di dalam." ucap bu Erna sembari menangis.
"Semoga Susi cepat sadar, Kita juga harus secepatnya mencari Rania Mas." ucap bu Delina.
"Sabar bun, kita tanyakan dulu sama Susi, nanti kalau dia sudah sadar." jawab pak Rizky.
Sekitar dua puluh menit, akhirnya mereka di izinkan masuk. Kondisi Susi sudah membaik hanya luka ringan saja.
"Alhamdulillah, kamu sudah sadar nak." ucap bu Erna sembari memeluk putri nya.
"Susi gak papa kok bu." jawab Susi pelan.
"Bagaimana Sus, masih ada yang sakit gak?" tanya bu Delina.
"Sudah lebih baik kok tan, Susi juga minta maaf om, tante. Susi enggak bisa jaga Rania dengan baik." ucap Susi sedih.
"Tidak papa Sus, kami juga sudah meminta polisi buat mencari Rania. Kami kesini hanya ingin tahu kejadian sebenarnya." ucap pak Rizky dengan hati-hati.
Susi menceritakan semuanya dari awal sampai mereka tidak sadarkan diri.
Bu delina yang mendengar kan hanya bisa menangis, ia tidak bisa membayangkan kondisi Rania saat ini. Dimana dia berada dan apakah dia baik-baik saja.
"Astaghfirullah Rania." bu Delina menangis.
"Sabar bun, Insya Allah Rania akan baik-baik saja. Dia anak yang kuat dan pintar, dia pasti akan selamat." ucap pak Rizky sembari memeluk sang istri yang sedang menangis.