Terlena Oleh Zina

Setelah dua tahun berjuang dan berkembang, Alvian merasa bahwa saat yang tepat telah tiba untuk melangkah ke tahap berikutnya dalam hubungan mereka. Dengan keyakinan penuh, dia memutuskan untuk melamar Mesya.

Alvian mengatur rencana lamaran secara detail. Dia memilih tempat yang istimewa, sebuah taman yang mereka kunjungi bersama saat mereka masih mahasiswa, dan merencanakan momen tersebut dengan sangat hati-hati.

Pada hari yang telah ditentukan, Alvian membawa Mesya ke taman tersebut. Cuaca cerah, dan bunga-bunga mulai mekar, menambah keindahan suasana.

"Mesya, aku masih ingat betapa bahagianya kita saat pertama kali datang ke sini. Aku ingin kita menciptakan kenangan baru di tempat ini."

"Aku juga ingat, Alvian. Tempat ini sangat istimewa bagi kita."

Setelah berjalan-jalan sejenak, mereka berhenti di sebuah tempat yang indah di tengah taman, di mana Alvian sudah menyiapkan kejutan.

"Mesya, selama kita bersama, aku telah belajar banyak tentang dirimu dan tentang diriku sendiri. Aku sangat bersyukur memiliki kamu dalam hidupku."

"Alvian..."

Alvian kemudian mengeluarkan cincin dari kotak kecil dan berlutut di depan Mesya.

"Mesya, apakah kamu mau menikah denganku dan melanjutkan perjalanan hidup kita bersama?"

Air mata kebahagiaan mengalir di pipi Mesya saat dia melihat cincin tersebut.

"Ya, Alvian! Aku mau!" jawab Mesya dengan. Penuh kebahagiaan terpancar ni wajah cantiknya.

Alvian meluncurkan cincin ke jari manis Mesya, dan mereka berdua saling berpelukan dengan penuh kebahagiaan.

Setelah lamaran, Alvian dan Mesya memutuskan untuk bersilaturahmi dengan keluarga besar mereka untuk memberitahukan kabar bahagia ini dan merencanakan persiapan pernikahan.

Alvian (kepada orangtuanya): "Pak, Bu, aku ingin memberitahukan bahwa aku telah melamar Mesya, dan dia telah menerima lamaranku."

"Kami sangat senang mendengarnya, Alvian. Kami tahu kamu dan Mesya telah melalui banyak hal bersama. Kami berharap yang terbaik untuk kalian berdua." ucap orang tua alvian.

"Terima kasih, Pak, Bu. Kami sangat bersemangat untuk memulai babak baru dalam hidup kami." ucap Alvian dengan senang

Di rumah Mesya, suasana juga penuh dengan kegembiraan. Mesya dan Alvian datang bersama untuk berbicara dengan orangtua Mesya.

"Mama, Papa, aku ingin memberitahukan kalian bahwa Alvian telah melamarku dan aku telah menerima lamarannya." ucap Mesya

"Kami sangat bahagia mendengarnya, Mesya. Kami yakin kalian akan bahagia bersama. Kami siap mendukung kalian dalam segala persiapan pernikahan." ucap orang tua Mesya

"Terima kasih, Mama, Papa. Kami sangat menghargai dukungan kalian."

Dengan restu dari kedua keluarga, Mesya dan Alvian mulai merencanakan pernikahan mereka. Mereka bekerja sama untuk menentukan tanggal pernikahan, memilih lokasi, dan merencanakan detail-detail penting.

A"Bagaimana kalau kita memilih tanggal pernikahan di bulan depan? Itu memberi kita waktu yang cukup untuk persiapan." alvian mengusulkan

"Bulan depan terdengar bagus. Kita bisa memulai dengan memilih lokasi dan tema pernikahan."

Mesya menyetujui nya

"Baiklah. Aku akan mencari beberapa tempat untuk acara dan mengatur pertemuan dengan penyedia jasa." Alvian mengatur semua rencana pernikahan nya

Mereka mulai mengunjungi beberapa lokasi potensial untuk acara pernikahan, bertemu dengan vendor, dan membuat daftar tamu undangan. Setiap langkah membawa mereka lebih dekat ke hari yang sangat dinantikan.

Hari-hari berlalu dengan cepat, dan persiapan pernikahan mulai memakan waktu lebih banyak. Mesya dan Alvian bekerja sama untuk memastikan semuanya berjalan lancar.

"Aku sudah memilih gaun pengantin. Aku ingin sesuatu yang sederhana tapi elegan." ucap Mesya

"Aku juga sudah memilih jas pengantin. Aku ingin memastikan semuanya sesuai dengan keinginanmu." ucap Alvian.

Mereka juga sibuk mengatur berbagai detail, termasuk undangan, catering, dan dekorasi. Keluarga dan teman-teman turut membantu dan memberikan dukungan yang sangat berarti.

"Mesya, undangan pernikahanmu terlihat luar biasa. Aku tidak sabar untuk melihat hari istimewa itu." ucap Rina

"Alvian, jas yang kamu pilih sangat cocok dengan tema pernikahan. Ini akan menjadi hari yang sangat spesial." ucap Dio

Saat hari pernikahan semakin dekat, Mesya dan Alvian merasakan campuran antara antusiasme dan kegugupan. Mereka meluangkan waktu untuk bersantai dan saling mendukung satu sama lain.

"Aku merasa campur aduk antara senang dan gugup. Tapi aku sangat bahagia kita bisa melewati semua ini bersama." ucap Alvian sedikit gugup

"Aku juga merasa sama. Aku percaya semuanya akan berjalan dengan baik karena kita telah mempersiapkannya dengan matang." Mesya menenangkan Alvian

Mereka saling memberikan dorongan dan dukungan, mengingatkan satu sama lain tentang betapa istimewa hari itu bagi mereka.

Akhirnya, hari yang ditunggu-tunggu tiba. Mesya dan Alvian siap untuk memulai babak baru dalam hidup mereka sebagai pasangan suami istri. Acara pernikahan berlangsung dengan indah di lokasi yang telah mereka pilih, dikelilingi oleh keluarga dan teman-teman terdekat.

"Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, saya sahkan pernikahan Alvian dan Mesya. Semoga kalian selalu diberkahi dan bahagia bersama."

"Amin." ucap keduanya dengan percaya diri

Mereka saling bertukar janji dan cincin, dan acara dilanjutkan dengan resepsi yang meriah. Semua tamu merayakan kebahagiaan mereka, memberikan doa dan harapan terbaik untuk masa depan pasangan ini.