Jodoh Ke 2

" dokter Rayyan tunggu... !!! dr.Sinta buru - buru menghampiri Rayyan sebelum laki -laki itu masuk ke dalam ruangannya.

Rayyan menatap malas pada dokter Sinta yang sedang menghampirinya.

" dokter bisa bicara sebentar ".

" Silahkan, lima menit saja , aku masih banyak kerjaan ".

" Baik, ini tidak membutuhkan waktu lama ".

" Empat menit lagi ". Ucap Rayyan, agar dr.Sinta segera mengutarakan maksudnya.

" Begini dokter , saya tidak sengaja melihat istri anda bertemu dengan laki - laki lain ".

" Jangan fitnah kamu dokter!".Rayyan tidak terima istrinya dikatai buruk oleh dr.Sinta.

" Saya punya buktinya, akan saya kirimkan ke nomer dokter Rayyan ".

" Ya sudah kirimkan saja ".Rayyan sudah meraih handle pintu ruangannya .

" Tapi....".

" Apalagi, tinggal kamu kirimkan , beres kan ".

" Masalahnya saya tidak tau nomor anda dokter ".

dengan terpaksa , Rayyan memberitahu nomor HP nya.

" dokter ....".

" Ck....apalagi sih?". Ucapan Rayyan makin ketus, lagi - lagi dr.Sinta menghentikannya.

" Apa tidak ada ucapan terima kasih pada saya ".

" Terima kasih ".

" Bukan seperti itu dokter ". dr.Sinta ingin ucapan terima kasih dengan cara yang lain dari Rayyan.

" Lalu ??

" Traktir makan atau apa gitu ". ucap dr.Sinta malu - malu.

" Baik , cukup jangan bicara lagi , kembali ke tempat kamu sekarang , kerja yang benar atau mau aku pecat !!". Rayyan langsung masuk ke ruangannya dan tidak lupa mengunci pintu itu dengan tergesa.

dr. Sinta senang, Rayyan akan mengajaknya makan , artinya mereka bisa berduaan saja...itu yang ada di pikirannya.

Padahal Rayyan berkata iya , agar dr.Sinta tidak lagi menahannya . Cukup kirimkan makanan ke dr.Sinta tanpa perlu mengajaknya makan bersama , itu sudah termasuk mentraktir bukan....Rayyan terkekeh mengingat ia bisa mengibuli dr.Sinta.

Tanpa ragu ia langsung mengirimkan foto dan video saat Kemuning bertemu dengan Fariz.

Ting....ting...ting... notif pesan baru , masuk ke HP Rayyan.

Rayyan langsung membuka pesan yang di kirim oleh dr.Sinta.....setelah pesan masuk ia pun langsung memblokir nomor dokter wanita itu.

Senyum dr.Sinta luntur ketika ia kembali mengirimkan pesan berupa kata - kata manis tapi tidak bisa terkirim juga.

" Sial , kenapa enggak bisa sih, masa iya dokter Ray memblokir nomorku ".

" Issshh jahat sekali dia , aku baru saja berbuat baik padanya, apa salahnya dia juga balik berbuat baik padaku ". kesal dr.Sinta.

Ia tidak bisa melayangkan protes, ia mendengar sendiri tadi Rayyan mengunci pintu itu. Mau mengetuk kayaknya percuma, Rayyan pasti tidak akan mau membukakan pintu untuknya.

" Kenapa sih Papa pake resign segala sih , aku kan jadi susah buat ngapa - ngapain ".

Masih dengan perasaan kesal dr.Sinta melangkah pergi meninggalkan tempat Rayyan. Ia sampai mengabaikan para Suster yang menyapanya.

Rayyan sendiri tidak langsung melihat pesan yang barusan dr.Sinta, ia malah menaruh HP nya di meja , dan langsung bekerja.

Tak terasa hari mulai siang....sesuai dengan permintaan Rayyan , Kemuning datang ke rumah sakit dengan di jemput Bambang.

" Bu ". sapa Bambang ingin memulai pembicaraan.

" Ya Bam...kenapa?".

" Bu Kemuning kok makin pucat , sudah makan belum ?".

" Aku enggak nafsu makan Bam...tapi kamu jangan ngadu sama Mas Ray ya "

" Enggak janji Bu , saya kan orangnya jujur kacang ijo ".

" Hah ?? Apa kamu bilang , ha..ha..ha...ada - ada saja deh ".

" Nah gitu Bu , tertawa ....jadi makin cantik , tapi enggak boleh sampai enggak makan Bu , kalau ibu sakit saya ikutan sedih loh ". Mumpung enggak ada Rayyan , Bambang bebas berbicara pada Kemuning.

" Terima kasih Bam , sudah khawatir sama aku ".

Bagaimana enggak khawatir , meski gagal jadi istriku setidaknya aku akan senang jika kamu bahagia dan sehat terus Ning...

" Sama - sama Bu , bahagia terus ya Bu ".

" Harus itu ". Jawab Kemuning mengembangkan senyumnya.

" Sudah sampai Bu ". Bambang pun segera keluar, ia akan membukakan pintu untuk Kemuning.

" Silahkan ". Kemuning kembali mengucapkan terima kasih pada Bambang.

Kemuning berjalan dengan gelisah, matanya melirik kanan dan kiri , malas jika harus bertemu dengan Fariz.

Sial memang hari ini....Kemuning terus waspada melihat ke depan, eh ternyata Fariz malah ada di belakangnya.

" Ning...". Panggil Fariz.

Bukannya berhenti atau menyahut , Kemuning malah mempercepat langkahnya.....pura - pura tidak mendengar saja.

" Ning....Ning ". Fariz tidak berani berteriak kencang karena ini di rumah sakit.

Fariz pun tidak lagi mengejar Kemuning yang sudah masuk dalam lift....lagi pula dia harus bekerja untuk menyambung hidupnya di kota besar, ia tidak boleh seenaknya , susah mencari pekerjaan, dia hanya punya ijazah SMK.

" Kenapa ketemu dia lagi sih ". Gerutunya.

Keluar dari lift ia kembali di kejutkan dengan adaya dr.Sinta di hadapannya.

" Bisa bicara sebentar ".

Tidak enak menolak permintaan dr.Sinta, Kemuning pun mengiyakan permintaan dokter itu. " Baiklah ".

" Ikut aku ".

dr.Sinta membawa Kemuning menjauh dari tempat Rayyan.

" Duduklah !". Kemuning duduk di depan dr.Sinta. Padahal sedari tadi menahan kepalanya yang terasa makin pusing dan perutnya juga ikut - ikutan mual.

" Aku langsung saja , kamu yakin Rayyan benar - benar mencintai kamu?".

Kening Kemuning mengkerut , untuk apa wanita ini bertanya seperti itu. " Sangat yakin Bu dokter ". Jawabnya mantap.

dr.Sinta malah tertawa mendengar jawaban Kemuning. " Kamu ternyata pede juga ya , apa kamu tidak sadar kalau kamu itu tidak pantas bersanding dengan Rayyan......kamu itu gadis kampung dan aku rasa pendidikan kamu hanya sampai SMA, kamu sebaiknya mengaca ....Rayyan berhak mendapatkan istri yang berpendidikan tinggi, jangan mimpi terlalu tinggi kamu ".

Ucapan dr.Sinta seperti suara dengung di telinganya Kemuning, kepalanya makin berdenyut....perutnya bergejolak hebat...dan.....

Huekkkkk....Kemuning mengeluarkan isi perutnya, dan yang membuat dr.Sinta meradang, muntahan Kemuning mengenai bajunya.

" Iiiihhhh jorok sekali , kenapa kamu muntah di bajuku.....dasar udik , tidak tau sopan santun ". Maki dr.Sinta.

Kemuning tidak mengindahkan makian dar dr.Sinta, ia berdiri , melangkah pergi dari sana.

" Hai mau kemana , tanggung jawab ..kamu sudah mengotori baju aku !!.

Brukkk.....Kemuning terkulai lemas setelah mengeluarkan isi perutnya, di tambah sedari pagi ia belum makan , hanya minum dan minum saja.

" Heyy...jangan pura - pura pingsan....hey....". dr.Sinta mulai panik, ia melihat ke kiri dan ke kanan, beruntung di tempat mereka bertemu sedang sepi, ia pergi meninggalkan Kemuning yang tergeletak di lantai.

" Siapa itu yang tidur di lantai...aku seperti mengenalnya...". Fariz mendekat, dan benar sekali tebakannya...itu mantan calon istrinya.

" Ning, bangun Ning....kamu kenapa ??. Fariz mengangkat Kemuning membawanya untuk mencari pertolongan dokter.

Bersambung.......