Nibiru tidak menyangka akan diputuskan pacarnya setelah berjanji akan menikahinya. Padahal hubungan mereka sudah berjalan selama lima tahun, tetapi dengan mudahnya pria itu mengakhirinya.
Kalut akan sakit hati, Nibiru ditantang oleh seorang kuli bangunan tampan yang mempunyai identitas misterius untuk menikah dengannya. Berawal dari tantangan, berakhir di pelaminan, kisah cinta Nibiru dan Bumi dimulai saat ini.
Apakah pernikahan karena taruhan ini akan berjalan mulus ataukan justru berubah jadi petaka untuk keduanya ? Nantikan kisah Nibiru dan Bumi, dua planet yang seiras dan sama, memiliki makna yang sama sebagai tempat hidup manusia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Harsie Alive, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mengejutkan
Malam yang dinantikan wanita licik berkulit ular itu akhirnya telah tiba. Hari di mana keluarga calon suaminya datang untuk membicarakan pernikahan Devi dan Agus telah tiba.
Sejak tadi dia sudah dipenuhi semangat, wajahnya yang tersenyum lebar membuat bulan yang bersinar malam ini pun kalah indahnya.
"Kamu se senang itu?" suara besar dan dalam bak drum di bawah laut menusuk telinganya, membuatnya menoleh ke arah sumber suara itu dengan kening halusnya yang berkerut.
"Kenapa pertanyaan kakak seperti sedang menyindirku!? Aku gak suka kakak bersikap seperti ini!" ucapnya sambil bersedekap dada menatap Yefta Subroto, putra sulung keluarga itu sekaligus anak laki-laki yang sangat dibanggakan ibu dan ayahnya.
Siang tadi, dia tiba bersama istri dan putranya di kediaman keluarga Subroto setelah landing jam 3 subuh tadi di Indonesia.
Istri dan putranya sedang beristirahat di kamar menunggu para tamu tiba.
"Kamu tersinggung? Hanya orang yang membuat kesalahan yang akan tersinggung dengan ucapanku barusan!"
"....!"
Devi sedikit tersentak mendengarnya.
"Apa kesalahanmu Devi!? Apa karena ketahuan merebut pacar kakakmu!?" sindir Yefta.
Sejak dulu dia tidak menyukai sifat manja Devi yang di matanya sangat berlebihan bahkan sering memancing kemarahan.
Berbeda dengan Nibiru yang tenang dan polos, sifat Devi lebih manja dan terkesan pick me kalau kata generasi sekarang.
Yefta juga tidak tahu apa yang membuat si bungsu itu jadi aneh seperti ini.
Wajah Devi memerah," Kak! Kakak jahat ya!? Siapa bilang aku merebut kak Agus dari Kak Nibiru, itu salahnya sendiri karena sok alim sampai gak bisa mempertahankan pacarnya!" kesal Devi.
Dia benci dengan kakaknya yang selalu saja membela Nibiru, sekeras apapun usahanya agar Yefta berdiri di pihaknya, dia selalu ditaklukkan oleh kakak keduanya.
"Justru Nibiru diselamatkan dari pria macam Agus yang hanya ingin memuaskan nafsu, dan sekarang, adikku yang paling tolol malah memungut sampah yang dibuang kakaknya!"
"..."
"Devi, jujur saja, kakak tidak menyukai sikapmu, kamu bodoh, kamu terlalu dibutakan harta dan tahta!" sergahnya tanpa khawatir kalau adiknya akan sakit hati dengan ucapannya.
Ketika mendengar kabar kalau Devi akan menikahi Agus, yang jelas dia tahu kalau pria itu adalah kekasih Nibiru, Yefta dan istrinya sangat terkejut.
Dia tidak bisa menahan rasa kecewanya terhadap Devi terutama pada pria keji itu.
Mendengar ucapan kakaknya, Devi terhenyak, dia disalahkan, bukan Nibiru. Ini di luar rencana nya, harusnya Nibiru yang dipojokkan, bukan dirinya gadis cantik pintar, seksi dan menarik perhatian semua orang.
"Kakak kenapa sih terus-menerus membela Nibiru, udah jelas dia itu gak ada apa-apanya dibanding aku kak!" teriak Devi sambil menatap Yefta dengan mata berkaca-kaca.
Menangis adalah jalan ninjanya untuk mengais perhatian.
"Kakak jahat, aku juga mau disayang sama kakak!" ucap Devi dengan tangisnya tersedu-sedu di depan Yefta.
Pria itu membuang nafas kasar," Lalu siapa yang akan menyayangi Nibiru kalau semua orang menuduh dan menodongnya!? Dia telah berkorban banyak untuk keluarga ini, kenapa kau seolah menjelekkan dia!" balasnya tak kalah emosi. Lama-lama bicara dengan perempuan itu, membuat emosi jiwanya tidak stabil.
"Dia gak perlu itu, dia kan gak pintar, dia jelek, dia juga gak disayang, lagian udah tugasnya sebagai anak perempuan untuk bertanggungjawab!" kesal Devi.
" Lalu mana tanggungjawab mu DEVI SUBROTO!" Senggak Yefta dengan nada melengking yang membuat seisi rumah terkejut karenanya.
"...!!"
Bahkan Devi juga ikut bergetar mendengar teriakan kakaknya itu.
Dia tidak bisa amanah amarahnya lagi, sellau saja Nibiru yang disudutkan.
"Yefta, kamu apakan adikmu!" sergah nyonya Widia, dia tak senang jika putri kesayangannya dibentak-bentak.
Dengan wajah malas Yefta menatap ibunya, "Ini alasan aku malas pulang ke Indonesia," ucapnya dengan tatapan datar lalu pergi keluar dari rumah untuk mencari udara segar.
" Yefta! kembali kamu!"
"Kamu harusnya lindungi Devi, dia sensitif sejak kecil, kenapa kamu seperti ini!" pekik nyonya Widia.
" Terserah Ma, jangan buat aku jadi anak durhaka, dan lagi, aku sibuk melindungi Nibiru, seperti yang Mama lakukan, melindungi Devi" balasnya dengan tatapan dingin yang menembus dinginnya angin malam ini.
Diam tanpa kata, dia pergi menjauh dari rumahnya.
Tanpa dia sadari, sepasang manik karamel yang sam dengan miliknya mendengar semua percakapan mereka.
Nibiru berdiri di ujung jalan dengan Bumi yang berdiri di sisi, menatap Yefta kakak laki-laki Nibiru yang telah menghilang dibalik remang-remang lampu jalanan di malam temaram.
"Kamu baik-baik saja?" tanya Bumi seraya menyentuh bahu Nibiru yang terlihat melamun.
Mereka baru saja kembali dari kediaman Bumi setelah menghabiskan waktu seharian bersama kelurga dan sahabat-sahabat Bumi setelah membicarakan rencana pernikahan mereka.
Kepalanya mengayun pelan, "Aku baik," jawabnya lembut.
"Lebih baik malam ini kamu beristirahat saja, aku bisa datang besok sekalian bersama kakek dan Daisy," ucap Bumi.
Dengan tatapannya yang lembut, Nibiru membingkai wajah Bumi, "Tidak, kita bicarakan sekarang, sekalian mereka tahu kalau aku tidak mengharapkan pria itu lagi," ujarnya.
Hela nafas terdengar disertai tatapan lembut yang menerobos gelapnya malam. Bumi menatap perempuan itu dengan wajah ragu," Yakin tidak apa-apa?" tanya Bumi.
"Aku sangat yakin, aku akan menghubungi kak Yefta, di harus ada di sini, setidaknya agar suasana lebih tenang," ujarnya.
Dengan tidak sabaran, Nibiru menghubungi kakak laki-lakinya. Tak butuh waktu lama, panggilannya diangkat oleh pria beranak satu itu.
"Halo dek, kamu di mana! Kakak jemput ya? Kamu baik-baik saja kan!? Kakak baru tiba tadi siang bersama kakak iparmu dan Anton, kakak cariin kamu," Yefta mencecarnya dengan banyak pertanyaan, membuat seutas senyuman hangat tergambar di wajah Nibir.
Meski hidupnya sial, tapi tidak separah itu karena ada kakak yang perhatian khusus padanya.
" Nibi sekarang di rumah, kakak pulanglah, ada yang mau Nibi bicarakan sekalian bersama keluarga," ucapnya dengan nada dingin seperti biasa.
"Ah... Baiklah, kakak segera pulang," balasnya.
Percakapan yang sangat dingin dan datar, membuat Bumi merinding sendiri di samping Nibiru.
" Apa hubungan kalian tidak baik?" tanya Bumi.
"Baik, hanya canggung saja," jawabnya dengan lugas.
"Ayo kita ke dalam, aku yakin malam ini pasti akan jadi malam yang panjang, apalagi keluarga Agus akan datang," terang gadis itu.
Bumi hanya mengangguk, dia dengan patuh mengikuti langkah kaki Nibiru memasuki lingkungan rumah itu.
"Nibiru, kenapa kamu baru pulang sekarang!" teriakan kembali membumbung ke udara, membuat bahu Nibiru bergetar karena terkejut.
Nyonya Widia menatapnya sinis, seolah sedang menatap onggokan kotoran yang tidak pantas ada di rumahnya.
"Ma... Nibiru minta tolong, jangan memancing perdebatan kalau mau malam anak kesayanganmu tetap sempurna!" ucapnya seraya melirik Devi dengan sinis.
"Berani kamu sekarang ya! Dasar anak sia...
"Tante Nibiru!!" suara teriakan anak kecil menghentikan mulut penuh busa beracun milik nyonya Widia, yang tanpa dia sadari telah meracuni putrinya sendiri.
Manik karamel Nibiru tertuju pada seorang anak lelaki berambut blonde dengan manik karamel berlapis bayangan kekuningan khas negeri Eropa, percampuran yang sempurna antara darah Inggris dengan Nusantara, gen sang Ibu terlihat mendominasi di tubuh anak Bule tampan dan sehat itu.
" Anton!! Sayang, huwaa.... Akhirnya kamu datang ke Indonesia sayang!!" sambut Nibiru dengan wajah bersinar bahagia, merentangkan kedua tangannya menyambut keponakannya dengan wajah sumringah.
Dari balik dinding, seorang wanita berambut pirang berkilau tersenyum dengan hangat sambil menatap adik iparnya.
Tetapi atensinya seketika teralihkan pada sosok pria tampak berambut hitam legam yang berdiri di belakang Nibiru.
" Bumi Nararya, qu'est-ce que tu fais ici ? (Bumi Nararya, Apa yang Kamu lakukan di sini!?) " ucap wanita itu dengan wajah terkejut membingkai wajah pria di hadapannya.
"C'est très surprenant, je ne m'attendais pas à ce que tu sois ma belle-sœur"(ini mengejutkan, tidak kusangka Kamu akan jadi Kakak iparku," balas Bumi dengan santai seraya memasukkan satu tangannya ke dalam kantong celana, tersenyum ramah menatap Emma, kakak ipar Nibiru.
