NovelToon NovelToon
Midnight Rain

Midnight Rain

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO / Kaya Raya / Angst / Romansa / Roman-Angst Mafia
Popularitas:5.4k
Nilai: 5
Nama Author: AYZY

Pada mulanya, sebuah payung kecil yang melindunginya dari tetesan hujan, kini berubah menjadi sebuah sangkar. Kapankah ia akan terlepas dari itu semua?



Credits:

Cover from Naver

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AYZY, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Andrew's Other Side

Stella tertawa kecil saat melihat album foto milik Andrew di ruang keluarga. Jendela besar di lantai dua itu memantulkan sinar matahari siang hari yang panas, tapi itu juga dingin di saat yang bersamaan karena angin terus bertiup kencang, melewati fentilasi yang terbuka. Ia tidak pernah menyangka, kalau Andrew akan bisa selucu ini saat masih bayi.

Stella terus membalik halaman album foto itu satu per satu, di beberapa foto juga terlihat Andrew terlihat tengah bersama kakaknya yang bernama Nathan. Nathan berusia 3 tahun lebih tua dari Andrew. Omong-omong, Stella jarang bertemu dengan Nathan. Bahkan ia tidak ingat kapan terakhir kali mereka bertemu.

"Tapi sepertinya mereka akur," gumam Stella. Melihat salah satu foto di mana Andrew dan Nathan terlihat bermain balok susun bersama-sama di sebuah ruangan.

Mereka adalah keluarga, saat Stella melihat foto itu, ia merasakan hal yang seperti itu. Perasaan yang membuatnya merasa begitu asing dengan pria ini. Pria yang teramat sangat ia cintai, meskipun ia sendiri tidak yakin apakah perasaan itu benar-benar tulus atau tidak. Stella mulai berpikir, mengapa Andrew dulu jauh terlihat lebih bahagia daripada dirinya yang ia kenal saat ini. Ia jarang melihatnya tersenyum, setiap kali ia bertemu dengannya, pria itu hanya akan tampak marah dan banyak pikiran. Itulah yang membuat Stella tidak mengerti, apakah ada yang salah dengan dirinya atau ada hal lain yang tidak ia ketahui?

Saat Stella asyik melihat album foto itu, tiba-tiba ada seseorang yang menarik album foto tersebut dari tangannya.

"Apa yang kau lihat?"

Stella mendongakkan kepala, mendapati Andrew berdiri di belakang sofa yang sedang ia tempati.

"Aku hanya melihat foto masa kecilmu," jawab Stella.

"Oh, ternyata ini,"

Andrew menyerahkan album fotonya kembali pada Stella.

"Apa itu menarik untukmu?" Andrew bertanya sembari berjalan ke lemari buku di samping sofa yang ditempati Stella.

Stella tidak mengerti dengan pertanyaannya barusan. Tapi, mungkin saja pria itu sedang menanyakan kesannya saat melihat album foto.

"Ya, itu bagus ... dan sepertinya masa kecilmu sangat menyenangkan," jawab Stella.

Andrew tertawa kecil. Itu memang benar, meskipun tidak sepenuhnya dikatakan benar juga.

"Apa kamu memiliki album foto masa kecil seperti itu juga?"

Pertanyaan tersebut membuat Stella terdiam. Pasalnya, tidak ada album foto tentang dirinya di masa kecil yang ia punya. Ia hanya memiliki beberapa foto saat ia masih kecil yang ia simpan di antara lembaran buku diary.

"Tidak, aku tidak punya."

Saat Stella menjawabnya seperti itu, Andrew sedikit terkejut. Bahkan hampir seluruh orang pasti mempunyai kenang-kenangan seperti itu. Pria itu melihat Stella yang sedang asyik melihat-lihat foto dirinya dalam sebuah album sembari menarik sebuah album foto di antara album foto lainnya yang berjejeran tersusun rapi di rak lemari. Gadis itu tidak bisa menutupi wajah bahagianya saat melihatnya. Dan entah kenapa itu membuat hatinya sedikit merasa iba.

Andrew kembali dengan sebuah album foto berukuran sedang. Ia duduk di depan Stella kemudian meletakkan album tersebut di atas meja dan membukanya.

"Ini adalah aku dan Nathan. Saat itu aku berusia delapan tahun," ucapnya sembari menunjukkan salah satu dirinya saat masih kecil. Itu adalah dirinya dan Nathan yang sedang tersenyum ke arah kamera. Mereka berdua tampak berdiri di sebuah balkon apartemen dengan pemandangan perkotaan dan puluhan gedung pencakar langit. Meskipun Andrew sedang mendeskripsikan foto itu, ia tetap melihat Stella untuk melihat reaksinya. Gadis itu tampak penasaran tapi tidak berani untuk bertanya lebih lanjut, sungguh tipikal alami yang sangat melekat pada diri gadis itu, membuat Andrew terheran sekaligus penasaran.

"Itu adalah kali pertama kami pergi ke kantor Ayah bersama-sama. Nathan mungkin sudah pernah pergi sebelumnya, tapi itu adalah pengalaman pertamaku berada di sebuah bangunan yang sangat tinggi semacam itu. Aku merasa sangat penasaran sekaligus senang di saat yang bersamaan. Jadi, aku tersenyum begitu saja saat salah satu rekan Ayah memotret kami berdua."

Stella kembali terkejut. Baru kali ini Andrew menceritakan masa kecilnya. Ia merasa ada yang berbeda dengan pria itu hari ini. Ia tampak jauh lebih tenang daripada sebelumnya, membuatnya secara perlahan menghilangkan rasa takut atas kehadirannya itu.

"Ternyata kamu juga bisa tersenyum seperti itu..." gumam Stella tanpa sadar. Ia masih melihat foto seorang anak kecil yang memakai jaket musim dingin bewarna navy dan sebuah kupluk rajutan yang tidak lain adalah Andrew.

Andrew mendongakkan kepalanya dengan cepat saat gadis itu bergumam. "Apa katamu?"

"Maksudku ... kamu terlihat lucu saat masih kecil, berbeda sekali denganmu saat sudah dewasa, sekarang kamu bahkan tidak pernah tersenyum sedikitpun," keluh Stella.

Andrew merasa ada yang memukul kepalanya saat itu juga. Sebuah sindiran yang pas sekali. Ia juga menyadari bahwa saat ia beranjak dewasa, ia mulai kehilangan selera humornya.

Mungkin itu karena pekerjaan, atau yang lebih masuk akal ialah karena keadaan keluarganya yang tidak harmonis. Dulu ia masih kecil, jadi tidak paham dengan masalah keluarga, namun seiring dengan berjalannya waktu, ia mulai menyadari bahwa hidup bersama keluarganya tidak seindah yang selama ini ia bayangkan. Keluarganya bukanlah keluarga biasa, kemanapun mereka pergi, akan selalu menjadi sorotan. Namun, dibalik itu semua keluarganya memang sangat keras, khususnya terhadap anak-anaknya.

Di foto itu kelihatannya ia memang dekat dengan saudaranya, namun sebenarnya tidak demikian. Ia tidak ingin mengatakan bahwa Nathan adalah kakak yang buruk, tidak. Melainkan, mereka memiliki ibu kandung yang berbeda, jadi pasti ada saja persaingan dan pertengkaran di antara mereka yang disebabkan oleh ibu mereka sendiri. Bukannya semakin lama semakin bertambah akrab, hubungan mereka malah semakin renggang, apalagi setelah insiden kecelakaan yang membuat kaki Nathan lumpuh total.

Sebenarnya itu bukan hanya sekedar kecelakaan biasa, namun dibalik itu semua terdapat masalah yang jauh lebih rumit. Andrew sendiri tidak mau memikirkannya lagi untuk sekarang, jadi ia kembali membalik halaman albumnya.

"Kami sedang menonton balapan di sirkuit. Kami memang masih kecil, tapi itu adalah salah satu pengalaman yang tidak terlupakan, kamu tahu kenapa? Karena waktu itu aku melihat mereka sangat keren. Dari sanalah aku mulai tertarik untuk mengendarai mobil dan berpikir untuk menjadi seorang pembalap profesional," ujar Andrew serius sembari menunjuk salah satu foto dengan telunjuknya.

Hal itu sukses membuat Stella tertawa kecil. "Kamu masih begitu kecil tapi sudah berani berpikir untuk menjadi pembalap?"

Andrew menganggukkan kepala dengan cepat kemudian menutup album fotonya untuk menyembunyikan rasa malunya. "Tentu saja, tidak ada yang salah dengan hal itu."

"Ah, maaf bukan begitu maksudku. Aku hanya merasa bahwa kamu sangat hebat sudah memiliki impian yang besar saat kamu masih sangat kecil ... tidak semua orang bisa menjadi sepertimu, kau tahu?"

Bahkan hingga sekarang pun, aku bisa merasakan bahwa sifatnya yang ambisius itu masih tetap melekat di dalam dirinya.

"Kau tidak tahu betapa bersemangatnya aku saat mengatakan ingin menjadi seorang pembalap kepada ayah? Dan tentu saja, dia tidak setuju." Andrew menautkan jari jemarinya sembari menundukkan kepala.

Tidak heran, selama ini Andrew selalu menaiki mobil mahal. Ternyata karena ini...

Tidak, tunggu. Bahkan jika Andrew tidak memiliki minat terhadap kendaraan beroda empat itu, ia akan tetap membeli mobil yang bagus kan?

"Benarkah?"

"Itu hanya keinginan masa kecilku, jadi sekarang tentu saja sudah berubah. Tidak semua hal di dunia ini bisa ku capai, jadi begitulah...."

Inikah sisi lain Andrew yang tidak Stella ketahui? Untuk sejenak, gadis itu merasa kembali ke masa-masa di mana ia pertama kali mengenal pria itu saat masih berada di sekolah menengah atas. Sosok seperti inilah yang selama ini ia rindukan.

CHAPTER END.

1
🌸Ar_Vi🌸
laaahh.. kok gitu.. di eksekusi langsung stella nya.. /Chuckle/
AYZY: gua yang deg degan /Drowsy/
total 1 replies
🌸Ar_Vi🌸
lanjuut..
🌸Ar_Vi🌸
rumit keknya ya thor..
saran aja nih.. kalau buat cerita misteri, updatenya sehari 3 x.. supaya pembacanya ga kentang.. /Chuckle//Kiss/
AYZY: lagi sakit kepala 😣😭
🌸Ar_Vi🌸: semangat kakak.. /Applaud/
total 3 replies
🌸Ar_Vi🌸
selowww banget ya ceritanya.../Bye-Bye/
AYZY: wkwk gimana, lanjut nggak
total 1 replies
AYZY
jika kamu tidak akan melakukan apa pun malam ini, bagaimana kalau kamu melakukan sesuatu untukku?
AYZY
kalau aku tak datang siapa yang bisa menggantikanku ya?
AYZY
sepanjang waktu aku menunggumu untuk memintaku ikut denganmu. karena aku hanya ingin mendengarnya darimu
AYZY
Aku baru saja bangun, ada apa?
aqua_ rine
/Chuckle/
aqua_ rine
buset
aqua_ rine
tuh kan
aqua_ rine
bener bener ya lu
aqua_ rine
parahh
aqua_ rine
awokwowk
aqua_ rine
masak sih
aqua_ rine
/Frown//Frown//Frown/
aqua_ rine
omegattt
aqua_ rine
Stella, run 😭😭😭
AYZY: /Facepalm//Facepalm/
total 1 replies
ruhe
moga lancar ka ❤👍
AYZY: thanks 💛💜
total 1 replies
AYZY
kamu pasti setuju denganku kan?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!