NovelToon NovelToon
Jejak Kelabu

Jejak Kelabu

Status: sedang berlangsung
Genre:Pengganti / Beda Usia / Cinta pada Pandangan Pertama / Mengubah Takdir / Romansa
Popularitas:3.7k
Nilai: 5
Nama Author: Lili

Tetesan-tetesan air hujan meninggalkan jejak basah kilau bening di pucuk-pucuk daun mahoni ditambah semburat cahaya mentari yang mulai meredup bak permata.... indah itulah dipengelihatanku.
Kumengadah ke atas kelabu itu sudah beranjak pergi berganti cahaya kemerahan di sana....kuhirup perlahan aromanya sambil memejamkan mata masih terasa segar....
Ku buka mata....masa itu... kenapa tiba-tiba menyergap ku....kuraba hatiku....masa yang selalu menghantui hidupku....apakah jejak kelabu dihatiku kan berganti ataupun sudah terkikis? kata hatiku berkata....aku rindu

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lili, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 26 POV Zafran (1)

...•...

...•...

...•...

...~Selamat Membaca~...

...°°...

Kami sekarang berada di perjalanan pulang setelah berkunjung ke rumah kakek dan nenek. Orang tua dari pihak Papiku.

Kakek dan nenek masih sehat dan bugar ditengah usia mereka yang mulai senja. Banyak sekali kegiatannya. Contohnya nenek yang masih aktif mengikuti acara amal, acara arisan begitupun dengan kakek.

Kakek masih mampu mengontrol dan mengecek perusahaan keluarga yang sudah berskala multinasional dipimpin oleh Papi. Yang perusahaan tidak hanya ada satu bidang tapi banyak.

Dari bidang manufaktur, otomotif, tambang dan sekarang mulai merambah di bidang fashion.

Papi sebagai anak tunggal mempunyai beban yang berat dimana perusahaan yang sudah dirintis oleh kakek buyut harus mengusahakan perusahaan tetap berjalan dan semakin eksis.

Kami sebagai anak-anak diharapkan juga mampu melakukan itu seperti yang sudah dilakukan oleh Jefran dan Royyan kakak laki-lakiku.

Jefran semenjak lulus dari kuliah langsung bekerja di salah satu perusahaan keluarga di bidang manufaktur. Sudah 7 tahun dia bergabung di perusahaan itu. Sekarang dia sudah menjabat sebagai direktur utama.

Royyan sendiri juga sama, ikut mengembangkan sayap perusahaan. Perusahaan di bidang otomotif. Kabar-kabarnya setelah dia lulus kuliah ini dia akan menjabat sebagai direktur. Sesingkat itu dia memperoleh jabatan yang termasuk tinggi.

Sedangkan aku.... aku masih duduk di kelas 3 SMP. Aku belum minat dan tertarik untuk ikut bekerja mengikuti kedua kakakku. Aku ingin memiliki bisnis sendiri yang aku kelola.

Aku untuk sekarang, mulai belajar mendalami tentang furniture. Sebelum aku terjun ke dunia bisnis aku harus mengetahui seluk beluknya. Untuk itu ditengah kesibukanku belajar formal di sekolah aku juga belajar dengan keras mengenai bisnis furniture.

Itu sedikit cerita tentang keluargaku. Kembali lagi ke situasi sekarang.

Biasanya kami jika berpergian jauh pasti selalu diantar oleh sopir. Tapi hari ini entah kenapa papi ingin mengendarai sendiri.

Dari perjalanan berangkat dan pulang hingga saat ini papi yang mengendarai. Jefran, Royyan sejak tadi sudah menawarkan diri untuk bergantian mengendarai mobilnya. Tapi papi menolak dia menjawab bahwa dia masih mampu.

Bahkan aku juga sebenarnya bisa menggantikan papi, tapi.... sekarang aku masih belum cukup umur dan memiliki SIM. Jadi aku tidak diperkenankan untuk mengendarai mobil.

Saat kami berada di jalan pulang dan papi masih mengendarai Lexus. Tiba-tiba papi berceletuk.

"Di daerah sini ada warung yang enak. Mau makan di sana?"

"Warung pi?" ujar mami tak yakin atas apa yang diucapkan oleh papi.

"Iya warung. Papi pernah ke sana makan sama teman-teman papi."

Mami terlihat syok karena kami terbiasa jika makan diluar pasti di restoran. Mami yang sejak kecil hidup di keluarga kelas papan atas. Tentu makanan kelas warung tidak familiar di pendengarannya.

"Papi makan di warung?" ucap mami tak percaya.

Sejak lahir mami hidup dalam keluarga lebih dari sekedar berkecukupan dan sampai sekarang aku yakin mami belum pernah singgah bahkan sekedar mengicip makanan warung tersebut.

"Iya pernah beberapa kali. Makanannya enak dan tempatnya bersih. Papi yakin kalian suka."

"Warung apa memangnya pi?" tanya Jefry kakak pertamaku.

"Warung sate kambing, sate ayam dan gule, jef." Papi menjawab pertanyaan Jefry

"Gimana Mi mau nggak? Kalian juga gimana mau nggak?" Ucap papi yang melirik sekilas mami dan menengok kami anaknya dari kaca atas mobil.

"Kalian kan pasti belum pernah makan di warung. Beneran Papi jamin kalian pasti ketagihan." Ucap papi bagaikan sales yang mempromosikan produk yang dijualnya.

"Penasaran aku mau coba pi...bosan makan western terus." ucap Royyan kakak keduaku.

"Gimana beb mau nggak coba, kalau kata papi enak berarti enak beb...." ucap Jefran kepada isterinya Veronica.

"Mau aku beb. Ingin coba juga." jawab isterinya.

"Yang lain gimana?" tanya papi

"Oke deh pi." jawab mami yang terlihat sangsi karena beranggapan makanan warung itu tidak bersih, tidak higienis dan tidak enak.

Padahal aku sendiri waktu sekolah sering bersama teman-teman sekolahku makan di warung selain rasanya yang enak seperti masakan rumahan juga harganya yang murah.

Aku melakukan itu diam-diam karena jika ketahuan oleh mami maka mami akan mengoceh makanannya tidak higienis dan lain sebagainya.

Padahal tidak semua warung seperti itu. Ada yang tetap menjaga kebersihannya.

Tak berselang lama kami sudah sampai di warung yang dimaksud oleh papi. Papi menghentikan mobilnya di dekat warung itu. Kamipun segera keluar dan papi masih mengatur mobilnya untuk parkir.

Terlihat penampakan warung yang dimaksud oleh papi terlihat biasa saja seperti penampakan warung pada umumnya.

Dari luar terlihat kecil dan sempit ternyata jika sudah masuk warung lumayan luas juga.

Kami akhirnya masuk ke dalam dengan papi dan mami memimpin jalan.

"Selamat datang, silahkan masuk, mau pesan apa." Ucap seorang gadis dengan suara lembut dan sopannya menyambut Kami.

"Kami mau makan di sini." ucap papi

Hari ini terlihat warung memang sedang ramai baik yang makan di warung dan beli untuk dibungkus. Mungkin karena hari libur sekolah juga.

"Maaf....jika masuk ke dalam tidak apa-apa? Disini sudah penuh." Ucap gadis itu dengan nada yang sungkan.

Kulirik sekilas saat masuk memang warungnya terlihat tempat duduk sudah terisi oleh orang-orang yang makan disini ataupun yang masih menunggu makanan datang.

"Oh iya tidak apa-apa."jawab papiku

"Baik terimakasih. Mari saya antar." ucap gadis itu.

Gadis itu lalu menuntun kami untuk masuk ke area dalam warung. Ada beberapa meja dan kursi yang terbuat dari kayu jati yang didesain klasik dan nuansa tradisionalpun begitu terasa.

Kami diarahkan ke salah satu tempat meja makan yang cukup untuk kami duduk. Akupun masih berdiri dan melihat-melihat suasana warungnya. Suara gadis itu membuatku penasaran akupun ingin tahu seperti apa wujudnya.

Entah aku keadaan seperti apa.... Rasanya aku seperti membeku saat aku menoleh kepadanya. Wajah yang mempunyai aura teduh dengan lesung pipinya ketika dia tersenyum membuatku dadaku berdetak sangat keras.

"Zaf, ngapain...., diam aja....ayo duduk." ajak rayyan.

Gadis itu melayani kami dengan gesit. Mengantarkan kami minuman dan tak berselang lama makanan kamu datang.

Aku duduk di dekat jalan dia keluar masuk. Sehingga saat dia mengantar dan menyerahkan makanan atau minuman kami. Pasti berada dekat di tempatku duduk.

Bukannya aku sombong atau apa. Di hidupku selama ini aku selalu dikelilingi oleh banyak gadis dan itu semua tak membuatku merasakan akan namanya berdebar-debar.

Baru kali ini aku merasakan hal itu. Apalagi saat aku dan gadis berada di posisi yang dekat detak jantung tadi mulai yang berdetak normal. Kini kembali berdetak cepat. Rasanya bukan sakit tapi menggelelitik candu.

Apalagi saat dia menoleh dan tersenyum padaku. Senyum itu aku hanya ingin senyum itu ditunjukkan kepadaku.

"Zaf, kamu nggak papa Nak, wajahmu terlihat merah. Kepanasan ya." ucap mamiku tiba-tiba

Belum sempat aku menjawab. Aku bukannya merasakan panas tapi aku me-

"Maaf saya lupa tidak menyalakan kipas." ucap gadis itu kemudian.

Gadis itu lalu menyalakan kipas angin di tempat kami makan. Hawa sejuk sudah merambah di tempat kami makan.

"Maaf ya mas." ucapnya kepadaku gadis itu seperti merasa bersalah.

"Iya tidak apa-apa." jawabku dengan suara yang kucoba dengan suara normal agar dia tidak menyadari ada getaran di nada bicaraku.

Iya lalu tersenyum kepadaku.

Waktu seolah berjalan melambat.

Apakah ini yang dinamakan cinta pada pandangan pertama.

1
Lili
I have everything I need to be happy right now. Walau belum sesukses orang lain, tapi cukup kok.


Bukan karena cepat puas. Justru karena tujuanku besar yah aku belajar menikmati apa yg aku punya hari ini sambil berjuang untuk mimpi-mimpi berikutnya.


Rasa cukup ini yang bikin hati semakin luas.

I have everything I need to be happy right now. Walau belum sesukses orang lain, tapi cukup kok.


Bukan karena cepat puas. Justru karena tujuanku besar yah aku belajar menikmati apa yg aku punya hari ini sambil berjuang untuk mimpi-mimpi berikutnya.


Rasa cukup ini yang bikin hati semakin luas.
Lili
💪💪💪
Lili
semangat
Lili
semangat terus jangan malas-malasan
Lili
ayo terus berkarya
Lili
tetap berkarya
Lili
tetap fighting
Lili
jangan menyerah
Lili
semangat 💪💪💪
Lili
semangat ya 😇
Lili
👍💜💙💚♥️💛
Lili
semangat jangan pantang menyerah
Lili
💛💪
Lili
terus berkarya ya
Lili
💪💪💪💪
Lili
semangat jangan menyerah
Lili
jangan malas-malasan
Lili
harus benar-benar kuat
Lili
semangat ya
Lili
semangat
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!