Warren Frendata Rafaeyza, seorang CEO dari perusahaan Desainer frough yang berpengaruh di kota Jakarta,
Dia menjadi mualaf karna wasiat sang ayah yg mengatakan bahwa sebenarnya ayahnya adalah gus yg telah ingkar masuk ke agama lain dan ingin anak dan istrinya masuk islam. Diusianya yang sudah matang Warren belum menikah karena masih terjebak dengan cinta pertamanya saat remaja. Dia Citra Bayu Antriza, Wanita cantik yang berhasil memporak porandakan hatinya. Suatu ketika Tuhan menjawab keinginannya untuk memiliki hati Citra sepenuhnya. "7 tahun bukan waktu yg mudah aku lalui ya Alloh, untuk menemukannya, sekarang aku sudah menemukannya! izinkan aku memilikinya, dia yg selalu aku sebut di sepertiga malamku" "Aku, Warren memang bukan yang pertama, tapi aku akan menjadi yg kedua untuk yg terakhir"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DeaIsw31, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Orang tua Citra Tremor
semua orang pasti sudah tau kisah Cinta Zulaikha dan Nabi Yusuf A, S.
dimana Zulaikha mengejar cinta Yusuf, namun Nabi Yusuf Justru menjauhinya.
Tapi, ketika Zulaikha mengajar Cintanya allah, allah dekatkan Yusuf pada Zulaikha.
seperti itulah seorang hamba jika menginginkan hambanya yang lainnya, jika didunia kalian berbicara pada orang tuanya, maka di doamu, di sujudmu kejarlah cinta sang pencipta dahulu makan allah akan menghadiahkan dia sebagai amalanmu jika memang kalian berjodoh.
Takdir memang milik Allah tapi doa dan usaha milik kita, berjuanglah seperlunya berdoalah setiap harinya. jalur langit tak pernah macet hanya menunggu giliran dengan seberapa keras usahamu merayu sang Pencipta dengan kegigihan amalanmu.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Tiba di hari yang di tunggu tunggu dan membuat gempar warga di desa Citra, karna Citra dikabarkan akan menikah dan akan mengadakan Resepsi dijakarta, dan sejak hari sabtu saja orang tua Citra sudah di jemput dengan beberapa mobil pribadi.
namun yang membuat heboh lagi adalah setelah kepergian Orang tua Citra hari sabtu sudah tersebar berita di TV dan di Sosial media yang menggemparkan, dimana gosip kedekatan Citra dengan CEO Desainer Frough dan Cucu kiai pemuka agama di Semarang.
Keluarga Citra dan Warren tenang tenang saja, apa itu gosip? bodo amat! mereka tak terburu buru memberi konfirmasi dan yang lainnya apa lagi di desa ribut dengan spekulasi mereka sendiri sendiri, ada yang mengatakan Citra hamil duluan, ada yang tidak suka apa lgi anak anak mereka ditolak Citra dan ada yang mengura Citra jadi lonte (kupu kupu malam) dan banyak lainnya dengan spekulasi menjijikkan versi mereka.
Di tempat yang Berbeda Warren tengah mematung melihat ayah Citra setelah salim padanya dan langsung dia peluk, benar benar nyata bukan mimpi! membuatnya semakin bersyukur dan menangis.
"sudah nak, sudah jangan menangis" ucap ayah Citra yang dipeluk Warren.
bahkan Citra dan yang lainnya menyaksikan itu hanya terheran heran karna sejak di telfon hari Jum'at kemarin Warren tertegun melihat wajah ayah Citra.
Sebelum kejadian.
Warren dan Citra ke dalam mobil dan dia menerima telfon dari Cana, entah apa yang jelas membuat Warren bahagia. dia belum memberi tau Cana dia diterima oleh Citra namun senyum Warren terus mengembang, padahal selama 7 tahun ini senyum itu entah pergi kemana.
"kenapa? " tanya Citra.
"tidak ada apa apa sayang eh Citra, astaghfirullah" ucap Warren yang salah tingkah, entah kenala dia merasa jiwa buaya buntung nya saat remaja datang.
Citra hanya terkekeh ternyata Warren punya sisi manis, siapa yang mengira bahwa Warren semanis ini.
"Citra? " panggil lirih Warren sambil menyetir.
"iya" Citra.
"jangan dagang lagi Citra, hari ini libur dulu ya,nanti kita jemput Chayna bersama saya mau minta restu sama dia, dan malamnya kita makan malam dirumah saya" Warren.
"iya M-mas" jawab Citra ragu, entahlah dia tidak mungkin memanggil Warren nama langsung atau tuan dan Gus bahkan Anda seperti sebelumnya karna dia sudah menerima kamaran lelaki itu, dia biasa panggil orang mas tapi entah kenapa memanggil Warren punya sensasi sendiri, karna setiap dia melakukan tindakan lembut Warren merespon dengan salah tingkah.
"masya allah" Warren menghentikan mobilnya lalu menoleh pada Citra yang dibelakang "saya harus segera menghalalkan kamu Citra".
" sabar ya, kan hari minggu mas bakal lamar saya".
Warren menggeleng "saya akan melamar kamu lewat Vidio call dulu Citra sebelum saya melamar kamu secara Resmi".
" kapan?".
"malam ini! ".
"baiklah" saut Citra.
"kamu tidak menolak lagi Citra? apa kamu tidak keberatan?".
Citra menggeleng lalu " kenapa? ".
" karna kamu sebelumnya mencari banyak alasan"Warren.
"kita sudah dewasa, apa baiknya kamu saja saya akn mengikuti yang penting jalannya baik" Citra.
"saya kira kamu akan berdalih terburu-buru" Warren.
Citra tersenyum "memang terburu buru tapi kali ini saya akan mengikuti anda".
" ternyata kamu pasrah Setelah dimiliki Citra, dan saat di dekati kamu bagai mawar yang melukai orang itu dengan dirimu" Warren.
"aku tidak pasrah! entah kenapa kata kata itu terdengar ambigu" Citra dengan wajah memerah dan sekian detiknya Warren juga.
"Ya allah Citra, maaf kan saya, bukan seperti itu maksudnya" Warren seketika gelagapan dan secepatnya dia menyetir mobil agar cepat sampai, benar benar jangan berduaan dengan kawan jenis karna memang syetan banyak membisikkan sesuatu. perkataan biasa bahkan bisa menjadi sebuah petaka Warren merasa tak enak hati dengan Citra takut wanita yang duduk dibelakang itu tersinggung akibat perkataannya tadi, dia takut Citra mengura dirinya merendahkan dia sebagai janda dengan kata kata pasrah.
sesampainya di kontrakan mereka langsung berpisah, masih canggung tapi kali ini Citra berbicara dengannya dengan nada ramah, tidak acuh atau judes dan tidak ada tembok penghalang, biasanya Citra memasang tembok sekuat besi, sebanyak lapisan bumi, setinggi luasnya samudra tak terjangkau seperti langit.
Citra masuk kedalam menunggu sekitar jam 10 dia telfon kedua orang tuanya.
"kenapa sayang kamu minta kita berbicara? " Fira ibu dari Citra yang menatap putri pertamanya itu.
"pripun nduk? " Fetra ayah Citra.
"Ma, tadi mama bilang kalo Citra bakal dilamar seseorang kan?" Ucap Citra yang diangguki Fira.
Citra menceritakan juga kisah Chayna yang diculik sampai bertemu dengan Warren tampan dikurang lebihkan, dia juga menceritakan bahwa Warren adalah teman anak bosnya dulu pas kerja dirumah Yuna. tentu Fira dan Freya syok bukan main karna cucunya diculik, dia juga menceritakan hari ini sebelum di telfon ibunya dia dilamar orang itu dan memutuskan menerimanya ketika sudah selesai telfonan dengan ibunya kecuali kejadian di kolam rumah Warren.
"ya allah kenapa kamu baru cerita nak? ini sudah berapa bulan sejak kejadian itu" Fira dengan sedih "tapi itu sudah terjadi yang terpenting kalian baik baik saja dan selamat" Fira.
"alhamdulilah kalian dalam lindungan allah Citra"Fetra.
"alhamdulilah iya ma, pa. maaf baru ngasih tau" Citra.
mereka tidka mempermasalahkan itu dan beralih bertanya pada Citra.
"kamu menjelaskan ini ada yang bapak tangkap nduk, apa pria yang melamar kamu itu pria yang menolong Chayna? " Fetra.
"iya Pak, bukan 1kali ini tapi berulang ulang pa" Citra sambil menatap mata kedua orang tuanya,
Fetra mencari kebenaran dimata putrinya itu dan dia tersenyum lalu menangis.
"loh pa, jangan menangis" ucap Citra dan Fira bersama.
"bapak kenapa? " Fira.
"Citra buat salah ya pa? maaf" Citra langsung menunduk, dia peka turunan dari ayahnya dan gampang overthinking dan sadar diri dari ibunya.
Fetra menggeleng "bapak tidak papa, bapak cuman terharu dan bahagia" ucapnya dan dilanjut didalam hati "bapak melihat binar cinta di matamu nduk, bapak tau kamu terpaksa menerima pernikahan pertamamu maafkan bapak yang lalai, dan kecolongan sadar sadar saat kamu sudah menikah, bapak baru melihat tatapan sedih kekecewaan di matamu berbeda dengan senyum yang kamu suguhkan, berbeda dengan kali ini, ada binar cinta dan keyakinan di matamu, maaf putriku maafkan bapak" batin Fetra.
"kamu tidak salah nduk, kamu malah membuat bapak bahagia akhirnya kamu menikah dengan pilihan kamu kali ini" tambahnya.
ucapan ayahnya membuat Citra memandang kedua orang tuanya lalu pecah tangisnya , dia menatap lekat wajah ayahnya lewat layar ponsel dan mendapati ayahnya mengangguk, ternyata ayahnya selama ini tau bahwa dia hidup dalam kepura puraan mencintai almarhum suaminya, ternyata ayahnya tau dia sekedar dimiliki raganya tidak dengan jiwa dan hatinya yang tak mencintai suaminya, Citra sedih dia merasa bersalah pada suaminya.
Fira yang tak tau juga menangis karna dia melihat sekali lagi tangis pilu anaknya dan suaminya, suaminya menangis pilu ketika melihat Citra meraung ditinggal pergi suaminya dan Anaknya ketika ditinggal oleh almarhum Fino.
"Citra takut salah, Citra merasa bersalah juga pada almarhum mas Fino jika bersanding dengan pria lain".
Fetra yang paham langsung menggeleng " Almarhum suamimu malah mengharapkan kamu bahagia, kenapa kamu merasa bersalah? jodoh, kematian, rezeki sudah ada yang mengatur"Fetra.
Fira walau tak paham maksud Citra versi suaminya dia paham kegundahan Citra "kamu berhak bahagia nak, hidup terus berjalan jika kamu memutuskan menjanda seumur hidup namun harapan Makmur ingin sosok ayah dan Allah berkata menikah lagi, maka kamu akan mendapat jodoh lagi nak".
Citra semakin sesegukan, kata kata ayahnya menenangkannya dan kata kata ibunya menyakinkannya entah kenapa perkataan ibunya dan Warren hampir sama.
"Dari mana dia berasal?" Fetra kali ini yang menginterogasi anaknya, dia ber feeling kali ini dia yang harus maju bukan istrinya,
"Asli Jakarta! dia bule pa karna campuran, ayahnya orang Semarang campuran Arab dan ibunya orang Singapura campuran Italia. " Citra sambil menetralkan sesegukannya dan menghapus air matanya.
*Sedikit penjelasan kakek Fino orang biasa dijakarta tapi dia adalah anak dari orang Sunda dan bule Italia.
Dan Citra menyingkat kakek Warren orang Italia mengikuti ayahnya yang dari Italia dan ibunya Orang Sunda.
"kamu tau dari mana? kamu tanya? " Fira
"Citra gak tanya, dia yang inisiatif bilang sendiri tadi, dan itu memang benar ma".
"apa pekerjaannya Citra?" Fira dan Fetra bersamaan membuat Citra terkekeh.
"mama sama bapak jangan kaget ya dan harus percaya" Citra.
"dia pekerja serabutan kaya almarhum suamimu nak? " Fira.
"apa dia pengangguran nak? kalo pengangguran walo bule sekalipun lebih baik batalkan, bapak gak mau kamu dibujuk makan Cinta" Fetra.
Citra tertawa kecil nampaknya orang tuanya melupakan penjelasan penting "dia buka pekerja serabutan ma, apa lagi pengangguran kan Citra udah bilang dia teman Ko Zalano pas Citra kerja di rumah Nci Yuna".
orang tua Citra dengan kompak menepuk kening mereka, mereka tersadar " owalah wong kaya nduk! "Fira mendadak panik.
"Ahli waris orang tua? gak dewasa dong dia nduk, wong harta emak bapaknya udu kerja kerase dewek, mesti manja kek di Film TV" Fetra.
"kita malah khawatir sayang, kalo orang kaya biasanya cuman main main" Fira.
"kita gak mau kamu makan ati karna perbedaan kasta nduk, kita wong kampung kah sing ngelamar kamu wong kota, wong sugih bule maningana" Fetra.
"Citra juga mikir gitu pa, ma. tapi Citra menjamin Oria yang melamar Citra tidak membandingkan Kasta" sautnya walau ragu tapi dia melihat kegigihan Warren membuatnya percaya.
"baiklah, kami akan melihatnya dulu" Fira mencoba memahami anaknya walau sebagai ibu takut anak juragan sawah saja sombongnya Na'uzubillahiminzalik apa lagi yang orang kota dan kaya, entahlah emang gak semua tapi kebanyakan gitu.
"Bismilah,kalian lihat dulu ya ma, pa.Dia memang ahli waris harta orang tuanya seperti yang bapak bilang tapi dia sudah mengembangkan perusahaan,dia pemilik perusahaan Desainer Frough ma, pa".
ucapan Citra membuat jantung Fira dan Fetra tertentu beberapa detik "pa, mau pingsan pa" ucap Fira sudah semaput dia mendadak pusing dan sesak.
"Ci-Citra kamu jangan bohong nduk" Fetra sembari menahan tubuh istrinya yang sudah lemas di pundaknya.
"Citra gak bohong pa" Citra dengan panik melihat ibunya hampir tak sadarkan diri.
"amalan apa yang kamu lakukan nduk kok bisa olih wong sugih yang sering di TV? Setau bapak pas nonton berita kui jalar sing dimaksud cucune pemuka agama wong Semarang nduk" Fetra.
"nggih pak, bener. makane kulo matur meng bapak kalih mama, bener anane jalar sing ngelamar kulo wong bule" Citra.
"wong sugih? keturunan kiai? " ucap Fira sebelum pingsan kehilangan kesadaran seutuhnya.
"maaa, " teriak Citra.
"owalah malah pingsan" ucap Fetra tapi dengan tangan yang gemetar menidurkan istrinya di sofa yang ia duduki.