NovelToon NovelToon
Suami Yang Ku Benci

Suami Yang Ku Benci

Status: sedang berlangsung
Genre:Hamil di luar nikah / Anak Kembar / Keluarga
Popularitas:27.1k
Nilai: 5
Nama Author: Sasa Al Khansa

Masa lalu membuat Sapphira Mazaya membenci suaminya. Namun, demi kedua buah hatinya, ia terpaksa menikah dengan Kaivandra King Sanjaya, ayah dari kedua anak kembarnya.

Kaivan melakukan berbagai cara hingga Sapphira mau menjadi istrinya. Rasa tanggung jawab atas hadirnya sepasang anak kembar yang baru ia ketahui tujuh tahun kemudian membuat ia harus rela hidup dengan kebencian dari perempuan yang kini berstatus sebagai istrinya.

Akankah Kaivan mampu merubah rasa benci di hati Saphira padanya menjadi cinta kembali seperti di masa lalu? Serta memberikan kebahagiaan yang bukan sekedar sandiwara untuk kedua putra dan putrinya?

Happy reading 🥰

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sasa Al Khansa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

SYKB 27 Saphira Yang Dulu

Suami Yang Ku Benci (27)

Kaivan membeku mendengar jawaban Saphira. Ia tak lagi mendengarkan apa yang di katakan sang istri.

Ia tahu cerita itu. Tapi, itu kisah mereka di masa lalu.

" Apa akhirnya aku tumbang juga?," tanyanya dengan sedikit ringisan.

" Ya, begitulah..." jawab Kaivan bingung.

Memang dulu, Saphira pernah mengalami kejadian itu. Kaivan lah yang menolong. Hingga Saphira pingsan karena ia yang saat itu sedang tidak sehat.

" Tapi, kenapa kepalaku luka? Seingatku tidak ada yang memukuliku," gumamnya.

" Sebenarnya, kamu bukan terluka karena kejadian itu."

" Lalu?,"

" Mas bingung menjelaskannya. Tapi, yang pasti kamu sekarang sudah berusia tiga puluh satu tahun dan kita sudah menikah..."

Kaivan mengerutkan keningnya saat Saphira malah tertawa. Saphira pikir Kaivan sedang bercanda.

" Sejak kapan kita seakrab itu sampai kamu memanggil dirimu sendiri 'Mas'?," Saphira terkekeh. " Tunggu, umurku tiga puluh satu tahun? Menikah?. Kamu bercanda?,"

Kaivan menggelengkan kepalanya. Ia bahkan menunjukkan cincin pernikahan mereka. Ada nama Saphira di cincin yang dipakai Kaivan. Begitu juga sebaliknya.

Tawa Saphira berhenti saat wajah Kaivan tampak serius dan bukti yang ia lihat.

" Hah? Benarkah? Kita menikah?,"

Kaivan mengangguk.

" Kamu punya cermin?,"

Kaivan menggelengkan kepalanya. " Pakai ponsel saja ya,"

Kaivan mengeluarkan ponselnya dan membuka kamera dengan mengalihkan pada posisi kamera depan.

Deg

"Sepertinya benar. Aku tampak berbeda,"

Saphira hanya ingin melihat apakah usianya benar tiga puluh satu tahun atau tidak.

" Tapi, kenapa kita menikah? Bukannya kamu menyukai Jeni? Seluruh kampus tahu kamu menyukainya?,"

Saphira mencoba berpikir hingga kepalanya terasa berdenyut nyeri.

" Awww ..." ringisnya pelan.

" sayang, sudah. jangan terlalu dipikirkan dulu." Kaivan khawatir melihat istrinya kesakitan. Ia lantas menekan tombol untuk memanggil dokter.

Pemeriksaan dilakukan dengan Kaivan yang sedikit menjauh namun, masih ada di ruangan itu.

Apa mungkin Phira amnesia? batin Kaivan gusar.

Saphira melupakannya? Melupakan anak-anak mereka? Ingin menganggap Saphira hanya pura-pura tapi, ekspresi Saphira yang terkejut saat diberi tahu umur juga statusnya tidak mencerminkan kepura-puraan.

Kaivan mendesah. Kejadian seperti ini tidak pernah terpikirkan akan terjadi pada hidupnya.

...******...

Kaivan termenung. Ia ingat ucapan dokter padanya. Istrinya benar-benar amnesia.

Ingatannya berakhir di masa kuliah. Tepatnya saat kejadian yang hampir merusak masa depan Saphira terjadi hingga ia datang menolongnya.

Jangan memaksanya terlalu berpikir keras tentang apa yang ia lupakan. Karena, itu tidak baik pada kesehatannya.

Boleh untuk meningkatkan apa saja yang ia lupakan hanya tidak boleh memaksanya.

Pesan dokter terngiang-ngiang dipikirannya.

Tak ingin kondisi Saphira bertambah buruk, akhirnya ia bahkan meminta orangtuanya untuk tidak datang dulu termasuk si kembar.

Ia akan memberi tahu perlahan tentang dua anak yang ada di tengah-tengah mereka kini.

...******...

" Aku ingin tahu, kenapa kita bisa menikah?," tanya Saphira lagi.

Ia tak lagi merasakan sakit di kepalanya saat ini. Mungkin karena ia sudah sedikit siap menerima informasi yang tidak sesuai ingatannya.

" Apa kamu juga mencintaiku? Tapi, rasanya tidak mungkin kan?," Saphira mencecar Kaivan dengan pertanyaan karena Kaivan hanya diam.

Lidah Kaivan kelu. Menjelaskan awal mula pernikahan mereka rasanya membuat ia takut membangkitkan kebencian di hati Saphira lagi.

" Lalu, sudah berapa lama kita menikah?," tanyanya lagi?,"

Kaivan masih diam.

" apa sesuatu yang buruk terjadi hingga kita menikah? Apa aku melakukan hal buruk yang membuat hubunganmu dan Jeni rusak?," Wajah Saphira tampak pias.

Ia berpikir mungkinkah dia melakukan sesuatu hingga Kaivan menikahinya? Apa Saphira menjadi orang ketiga?

Saphira masih bingung dan penasaran kenapa berakhir menjadi istri dari Kaivan. Laki-laki yang memang membuatnya jatuh hati. Namun, sudah mempunyai tambatan hati.

Huffthh

" Kita baru benar-benar menikah empat bulan yang lalu. Sebelumnya, kita tidak mempublikasikan pernikahan kita karena saat itu kita baru selesai kuliah. Aku harus ke luar negeri untuk melanjutkan kuliahku dan kamu tidak bisa ikut..." Entah kenapa Kaivan sedikit memodifikasi kisah masa lalunya. Ia tidak mau Saphira membencinya dan menjauhinya seperti awal pernikahan mereka.

Bukan mencari kesempatan, hanya menghindari sesuatu yang tidak diinginkan.

" Lalu...?,"

" Kamu marah padaku karena aku sempat tidak memberimu kabar hingga kamu pergi yang ternyata saat itu kamu hamil anak kita...."

Sisanya adalah kebenaran. Apa yang terjadi pada Saphira dan anak-anak mereka. Juga pertemuan yang tak terduga itu.

Hanya di bumbui sedikit kebohongan. Lagi-lagi agar Saphira tidak membencinya.

" Benarkah? Aku bersikap kekanak-kanakan seperti itu? Pergi dan membesarkan anak-anak seorang diri hanya karena marah padamu dan mengatakan pada anak-anak ayahnya pergi jauh padahal aku yang meninggalkannya?," tanya Saphira tidak yakin.

Kaivan hanya mengangguk saja. Walaupun wajahnya sedikit meringis. Ternyata ia bisa juga mengarang bebas.

Maaf, sayang. Mas tidak berniat berbohong. Tapi, masa akan menceritakan semuanya perlahan. Namun, tidak untuk saat ini. Dalam hati Kaivan meminta maaf.

Ia tidak menemukan cara lain. Jika jujur, yang ada Saphira tidak mau dekat dengannya dan malah membencinya.

' Mungkin juga ya. Saat itu aku masih muda. Hanya saja ini masih sangat mengejutkan. Aku pikir cintaku bertepuk sebelah tangan," kekehnya.

Kaivan tertegun. Inilah Saphira yang dulu. Ceria. Bukan Saphira yang ia temui beberapa bulan lalu. Lebih pendiam dan berhati-hati dalam bertindak.

Kaivan tersenyum. Ia menyukai kepribadian Saphira yang dulu. Bukan Saphira yang sudah ia hancurkan hidupnya dan mengalami beban hidup yang berat hingga.

" Kamu... mm, aku memanggil mu apa?"

" Hah?," Kaivan yang melamun tidak mendengar pertanyaan Saphira.

" Biasanya sepasang suami istri mempunyai panggilan khusus kan? Kalau kita punya panggilan juga kah?,"

" Ya, Mas memanggilmu sayang dan kamu memanggil dengan panggilan 'Mas'," jawab Kaivan.

" Hanya manggil ' Mas'? Apa aku sekaku itu?,"

Kaivan mengangguk.

" Tapi, itu kurang romantis. Aku mau panggilan khusus. Honey mungkin,"

Kaivan mengangguk setuju. Ia juga ingin tapi, waktu itu Saphira menolaknya. Ia memilih panggilan yang standar saja.

Dalam hati Kaivan berharap, Saphira-nya akan tetap sama sekalipun ingatannya kembali. Ia lebih suka saat bersama dengan Saphira dengan kepribadian saat kuliah. Dimana selalu tersenyum dan ceria.

Padahal saat itu, Saphira hanya menyembunyikan kesedihannya tentang keluarganya yang tak bahagia.

" Honey..." panggil Saphira mencoba memanggil Kaivan dengan panggilan yang baru. Hingga ia terkekeh sendiri.

Kaivan hanya tersenyum melihat tingkah istrinya. Ketakutan itu perlahan sirna. Ia akan memikirkan cara untuk memberitahu istrinya secara perlahan. Untuk saat ini ia akan menikmati saja apa yang terjadi.

Bukankah selalu ada hikmah di setiap kejadian?

" Oh iya mas, aku mau ketemu Shaka dan Shila? Apa aku bisa bertemu mereka secepatnya?"

Saphira penasaran ingin bertemu anak-anaknya secara langsung bukan hanya foto saja.

TBC

1
Aisyah farhana
nyesalnya telat bapak Hadi
Aisyah farhana
selalu hadir kak
Aisyah farhana
ini buru buru yahh kak banyak typonya mohon koreksi bacanya sedikit aneh jadinya tetep semangat ok
Aisyah farhana
harusnya logika dipakai ya para orang pintar tapi tidak cerdas obsesi itu hanya menjerumuskan Laura ayooo bisa lahhh
Aisyah farhana
apapun semoga yang terbaik buat kalian sekeluarga yahh
Angga Anggi
giman ceritanya ini, blom ktauan apa yg terjadi dgn Sintia ekh mlh kecrta lain
Aisyah farhana
ingatannya mundur yahh kak g apa apa lahhh
yulithong
hmmm mulai.dh penyakit yg paling.ku benci....
Aisyah farhana
aga ga nyambung nihhh belum kelar yg satunya looh ulah siapa lagi ini
Aisyah farhana
sudah d bilangin Saphira ini banyak ulet keket sama uler berbisanya kudu jadi wonder women ini mahhh ga boleh baperan yg dikit dikit salah faham hadeuhhh
Aisyah farhana
kirain kenapa kak
Fatimah Imha
baik
Aisyah farhana
semoga Laura segera kena batunya seperti s Jeni itu g rela Saphira kena mental terus kasian
Bintang Juing
Luar biasa
Aisyah farhana
seperti le mineralll kaya ada manis manisnya hehehehehe
Aisyah farhana
nahhh ini kerjaan s para pelakor hadeuhhh semoga sudah kebal atuh Saphira jangan terlalu yahahh
Aisyah farhana
ada ulet keket ada ulet bulu ada uler juga komplit amat kak
Aisyah farhana
sakit hati bertahun-tahun mungkin butuh waktu lama juga untuk melepaskan rasa itu, yg g ngalami mah ngomong gampang nahh Saphira gimana tuhh
yulithong
ayolag phira....bukalah hatimu....
Yayaya
Aku suka nih! Mari kita buat cerita bahwa masih ada laki2 yg teguh pendiriannya dan gak gampang dibegoin🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!