Peramal Tampan Yang Misterius

Amy mulai sadar dari pingsannya. Obat bius yang digunakan oleh Andrew tidak terlalu kuat sehingga dia dapat sadar hanya dalam kurun waktu beberapa jam saja. Amy tersadar di tempat asing, dia masih mencoba mengenali situasi karena kepalanya pun masih terasa begitu sakit.

Amy termenung beberapa saat, dia sedang mengingat apa yang terjadi dengannya dan kenapa dia bisa berada di tempat asing itu. Seseorang membuka pintu ruangan. Amy melihat ke arah pintu dan segera duduk di atas ranjang.

“Lucas?”  seingatnya dia berada di tempat Andrew tapi kenapa justru Lucas yang bersama dengannya saat ini.

“Bagaimana keadaanmu, apakah sudah baik-baik saja?”

“Kenapa kau bisa berada di sini, Lucas? Bukankah aku tadi bersama dengan Andrew?”

“Dia yang membawamu ke sini, Amy. Dia membawamu dalam keadaan pingsan dan dia meminta aku untuk menjaga dirimu.”

“Tidak,  tidak mungkin!” Amy segera turun dari atas ranjang. Apa Andrew mengantarnya ke sana karena dia sudah pergi?

“Tidak mungkin, aku tidak bisa menerima ini!” Amy melangkah menuju pintu, dia tidak terima perpisahan mereka yang seperti itu. Dia masih membutuhkan banyak penjelasan, kenapa Andrew harus pergi dan sampai sekarang pun dia belum tahu siapa sebenarnya Andrew.

“Kau mau pergi ke mana, Amy?” Lucas berusaha mencegah namun Amy berusaha menepis tangan pemuda itu.

“Jangan mencegah aku, Lucas. Aku tidak terima berpisah seperti ini dan aku butuh penjelasan kenapa kami harus berpisah. Aku harus menemui dirinya, apa pun yang terjadi!”

“Tapi ini sudah larut, dia tidak berada di ruko itu!”

“Apa maksud perkataanmu itu?” Amy menghentikan langkahnya dan berbalik untuk memandangi Lucas, “Bukankah kau berkata jika ruko itu kosong? Lalu dari mana kau bisa tahu jika Andrew tinggal di sana. Apa selama ini kalian berdua bersekongkol untuk menipu aku?” Amy melangkah mendekati Lucas, dia curiga jika Lucas dan Andrew saling mengenal.

“Tidak, Amy. Kami berdua tidak bersekongkol seperti yang kau katakan. Bukankah kau yang berkata jika dia tinggal di ruko itu? Aku tahu dia sudah tidak tinggal di sana karena dia yang mengatakannya padaku dan dia pula yang meminta aku untuk menyampaikan hal ini kepadamu. Dia meminta aku mencegah dirimu untuk tidak pergi ke ruko lagi karena dia sudah tidak berada di sana lagi.”

“Aku tidak percaya. Dia pasti berbohong supaya aku tidak pergi lagi ke sana. Sebelum aku melihat dengan mata dan kepalaku sendiri maka aku tidak akan percaya jika dia sudah tidak tinggal di sana lagi!” Amy kembali melangkah pergi. Dia harus memastikan dengan mata kepalanya sendiri bahwa Andrew tak berada di sana sesuai dengan ucapan Lucas.

“Tunggu, Amy. Malam sudah begitu larut, kau juga akan kesulitan mendapatkan kendaraan. Sebaiknya kau memastikannya besok apakah yang aku katakan ini benar atau tidak!” Lucas mengejar dirinya. Dia harus mencegah Amy karena Andrew telah memberi peringatan sebab ada yang sedang mengincar Amy.

“Tidak mau, aku tidak bisa menunggu sampai besok jadi kau tidak bisa menghalangi aku, Lucas!”

“Baiklah, aku yang akan mengantarmu. Kau tidak boleh pergi seorang diri jadi aku yang akan mengantar dirimu!”

“Kau tidak perlu merepotkan dirimu, Lucas!”

“Dengarkan perkataanku kali ini, aku tidak mau kau pergi sendiri dan aku akan tetap mengantarmu!” Lucas  meminta Amy menunggu karena dia harus mengambil kunci mobilnya. Saat dia kembali Amy masih berada di sana dan dia pun cukup lega. Dia tahu dia tidak bisa lagi mencegah amin untuk memastikan apakah yang dia ucapkan benar atau tidak.

Dia sendiri tidak tahu pasti apakah Andrew telah pergi ataukah dia masih berada di ruko itu. Dia hanya menyampaikan pesan yang Lucas sampaikan jika Amy tidak perlu lagi mencarinya. Dia sendiri tidak bisa mencegah karena Andrew memang harus pergi.

Jalan raya sudah sepi, mereka tiba di ruko lebih cepat. Tempat itu begitu sepi dan gelap seolah-olah tidak ada kehidupan berada di sana. Amy berlari menghampiri ruko. Dia sangat berharap Andrew masih berada di tempat itu dan tidak pergi ke mana pun seperti yang dia ucapkan.

“Andrew. Aku tahu kau ada di dalam, keluar sekarang juga!” teriak Amy sambil menendang pintu.

“Keluar, Andrew. Keluar!” teriaknya lagi. Air mata  mulai menetes. Perasaan sedih kembali dia rasakan. Kenapa mereka harus berpisah, kenapa?

“Kau benar-benar jahat, Andrew. Kau memberikan harapan yang begitu tinggi padaku tapi kau juga yang menghempaskan aku hingga terjatuh. Kenapa kau melakukan hal ini padaku, Andrew!” teriaknya di sela tangisannya.

Lucas hanya memandangi dari jauh, dia  sangat ingin mengatakan kepada Amy jika Andrew adalah dirinya yang datang dari masa depan tapi jika dia yang mengatakannya, apakah Amy akan percaya dengan ucapannya?

“Kau jahat, Andrew. Kau benar-benar jahat!” Amy jatuh dan menangis meraung. Dia berteriak dengan keras sambil mengucapkan perkataan yang sama.

Tidak seharusnya Andrew meninggalkan dirinya secepat itu tapi kenapa Andrew justru pergi?

“Kau jahat, kau benar-benar jahat!” Amy memukul daun pintu dengan perasaan hancur. Rupanya Andrew telah pergi dan dia tidak akan pernah bertemu dengan pria itu lagi.

Lucas menghampiri, dia tidak tega melihat keadaan Amy. Dia yakin Andrew pun tidak akan tega melihat keadaan Amy. Seandainya posisi mereka bisa ditukar, mungkin lebih baik dia yang pergi sedangkan Andrew tetap tinggal supaya Amy tidak mengalami kesedihan seperti itu.

“Dia sudah pergi\, Amy. Percayalah padaku.”|

“Kenapa, Lucas? Apa dia pergi karena keberadaan dirimu? Kenapa tidak ada penjelasan yang pasti yang bisa aku terima. Kenapa semuanya serba rahasia sehingga hanya aku saja yang tidak mengerti dan terlihat seperti orang bodoh?!”

“Bukan seperti itu, bangkitlah!” Lucas membantunya untuk berdiri. Dia juga membersihkan lutut Amy yang kotor.

“Aku juga tidak mengerti apa yang telah terjadi dan sampai sekarang masih sulit diterima oleh akal sehatku tapi kita harus menerima kepergiannya apalagi dia selalu berkata jika perannya telah selesai. Mungkin hanya sampai di sini saja pertemuanmu dengannya. Bukankah kau mengenal dirinya sebagai seorang peramal? Dia mungkin datang dari masa yang berbeda dengan kita. Dia datang untuk menolongmu dan sekarang dia harus pergi karena misinya telah selesai.”

“Apa ada hal seperti itu, Lucas?”

“Aku juga tidak yakin tapi yakinlah, banyak misteri yang tidak bisa kita ketahui dan banyak misteri yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata jadi hal seperti itu kemungkinan bisa terjadi meskipun terdengar mustahil bagi kita!”

“Aku benar-benar tidak bisa mempercayai ini. Semenjak dia berkata jika dia adalah seorang Peramal, aku pun tidak bisa mempercayainya!”

“Begitu juga aku, Amy. Aku juga tidak percaya dengan ucapanmu ketika kau berkata kau mengenal seorang peramal yang tinggal di tempat terbengkalai ini. Sekarang kita pulang, entah kenapa perasaanku tidak nyaman.”

Amy memandangi ruko itu, lalu dia mengangguk. Selain mengikhlaskan  kepergiannya Andrew, tidak ada lagi yang bisa dia lakukan. Meski berat, Amy mengikuti Lucas. Satu langkah yang diambil terasa begitu berat.

Air matanya pun kembali mengalir, ucapan selamat tinggal pun dia ucapkan dalam hati. Sudah berakhir, dia tidak akan pernah bertemu dengan Andrew lagi tapi dia akan selalu mengingat pertemuan mereka juga kebersamaan mereka.

“ Aku ingin menunggu di sini!” ucap Amy sebelum mereka melangkah terlalu jauh. Dia akan melihat ruko itu untuk terakhir kali dan setelah itu dia tidak akan pernah melihatnya lagi.

“Baiklah, tapi kau jangan pergi ke mana-mana!” Lucas segera bergegas untuk mengambil mobil. Amy memandangi ruko dengan perasaan tak menentu namun dia tidak menyadari pada mara bahaya yang sedang mengintai.

Dua orang pemuda keluar dari tempat persembunyian dengan dua senjata api di tangan. Mereka menghampiri Amy yang masih berdiri seorang diri. Perasaan Lucas yang tak nyaman membuatnya kembali menghampiri Amy namun langkahnya terhenti melihat dua pemuda yang menghampiri Amy dan jarak mereka sudah tidak terlalu jauh.

“Amy, lari!” teriak Lucas.

“Apa?” Amy berbalik, dia masih tidak mengerti dengan situasi namun kedua pemuda berbahaya itu sudah berlari ke arahnya sambil melepaskan timah panas.

Lucas pun  berlari menghampiri Amy, untuk melindungi dirinya tapi  jarak mereka masih terlalu jauh. Tubuhnya yang gemuk pun membuatnya tidak bisa berlari dengan cepat.

Amy sangat terkejut, beberapa tembakan dilepaskan ke arahnya tapi yang membuatnya lebih terkejut adalah, tiba-tiba saja seorang laki-laki mendorong Amy hingga terjatuh dan pemuda itu menerima timah panas menggantikan Amy.

Amy berteriak, dia jatuh ke atas aspal. Dia segera melihat ke arah pemuda yang mendorong dirinya dan terkejut ketika melihat pria itu.

"Andrew!" entah bagaimana, Andrew bisa berada di sana.

“Akhirnya aku dapat menyelamatkan dirimu, Amy. Aku sudah menebus kesalahanku!”

“Apa maksudmu?”

“Selamat tinggal!”

“Tidak, Andrew!” Amy beranjak dan berlari ke arah Andrew namun dalam hitungan detik pria itu tiba-tiba menghilang bagaikan gumpalan asap. Amy seperti orang bingung, dia tak mengerti dengan apa yang baru saja terjadi namun suara tubuh Lucas yang ambruk ke atas aspal mengalihkan perhatian Amy..

“Ada apa denganmu, Lucas?” Amy menghampiri untuk melihat keadaannya. Wajahnya mendadak pucat ketika tangannya yang memegang dada Lucas berlumuran darah.