Misteri Kost Paling Ujung

Lita semakin yakin bahwa Bu Melati memang menyembunyikan rahasia yang sangat besar di rumah ini, Awal nya dia bilang sama sekali tidak tahu tentang kuburan yang sendirian di tengah ilalang sana, Namun sekarang malah menaruh sesaji yang sangat lengkap. Bahkan salah satu dari mereka tampak menangis sambil memeluk batu nisan, Bila tak mengenal mana lah mungkin akan berbuat demikian. Pasti nya ini juga salah satu keluarga Bu Melati, Hanya saja Lita tak bisa mencari tahu lewat batu nisan yang biasa nya ada nama dan juga tanggal lahir serta wafat nya.

Rata rata kuburan di dekat rumah atau pun kost Bu Melati sama sekali tidak ada nama nya, Bahkan sekarang yang di depan rumah ujung sudah di bungkus dengan kain hitam. Kuburan itu seolah banyak menyimpan misteri yang sangat sulit untuk di ungkap kan, Sementara para iblis terus bekerja untuk mengganggu manusia. Sedangkan untuk mengetahui asal mereka sangat lah sulit, Apa lagi bagi Lita yang tidak tahu apa apa tentang hal ghaib, Walau dulu di kampung dia sudah sering merasakan gangguan setan yang sangat jahat, Bahkan Ibu kandung nya sendiri hampir menumbalkan Lita untuk menyusui tuyul yang mereka asuh untuk mencari uang. Namun Lita hanya sebatas tahu saja, Sama sekali tidak bisa melawan atau pun memusnahkan nya.

"Di lihat dari tua nya kuburan itu, Pasti itu Nenek atau buyut nya Bu Melati." Gumam Lita yang sekarang telungkup di tengah ilalang agar tidak ketahuan.

Mereka semua sedang sibuk membahas entah apa, Lita tidak bisa mendengarkan nya karena jarak yang lumayan jauh. Mau terlalu dekat tidak berani karena resiko nya sangat besar, Bisa bisa nanti dia ketahuan dan nyawa nya bisa terancam oleh mereka semua. Apa lagi yang di hadapi bukan lah orang sembarangan, Mereka pasti punya banyak teka teki dalam hidup nya yang sangat suram dan penuh misteri, Lita juga tidak tahu apa itu.

"Kau bisa celaka bila mereka tahu!" Sebuah suara menegur Lita.

"Hah?!" Lita kaget dan menoleh kesamping.

Di sebelah nya ada gadis berbaju putih yang pernah ia temui dekat sumur sana, Nama nya adalah Mawar karena saat itu dia sempat mengenalkan diri pada Lita yang tengah berjalan jalan mencari tahu daerah ini.

"Jangan berisik, Nyawa mu bisa melayang." Peringat Mawar.

"Kau kenapa ada di sini juga?" Lita bertanya heran karena Mawar tiba tiba ada di samping nya.

"Tempat ku memang di sini, Yang pendatang itu kau." Jawab Mawar jutek sekali.

Lita jadi ingat dengan Purnama yang sangat judes bila bicara, Namun wanita itu juga banyak membantu nya selama di kampung. Jadi Lita menganggap nya baik, Dan menamai nya malaikat penolong nya.

"Kau mirip sekali dengan Bu Melati, Apa kau anak nya?" Tanya Lita penasaran dan menatap Mawar lagi setelah tadi sempat menunduk.

Namun betapa kaget nya Lita karena Mawar sudah tidak ada lagi di samping nya, Gerakan gadis itu sangat cepat dan bahkan nyaris tanpa suara. Sekarang Lita yakin bahwa Mawar bukan lah manusi, Karena tidak mungkin ada manusia yang menghilang secepat ini. Lita yang kebingungan tanpa sadar mematahkan ranting dengan tangan nya, Para sesepuh yang sedang ziarah itu menoleh karena mereka bisa mendengar nya.

"Kenapa dia ada di sana?" Tanya wanita yang sangat tua yang tadi menangis di kuburan ini.

"Aku tidak bisa mengusir nya, Biarkan saja dia, Bu." Sahut Bu Melati.

"Sialan genderuwo ini, Sudah berbagai cara untuk menghilangkan nya! Tapi dia tetap ada di rumah itu." Geram Ibu tua.

"Biarkan saja lah, Anggrek. Selagi dia tidak mengusik kita." Bibi nya Melati membuka suara.

Ternyata wanita tua yang menangis tadi bernama Anggrek dan dia adalah Ibu nya Melati, Usia nya sekitar tujuh puluh tahunan. Terlihat sudah tua karena wajah nya penuh dengan keriput, Namun dia bisa berjalan bagai kan orang muda. Dia melihat genderuwo yang menghuni rumah ujung, Genderuwo itu berdiri di tengah ilalang dan menatap mereka.

"Ada gadis yang menghuni rumah itu katamu?" Tanya Anggrek pada putri nya.

"Benar! Dan ku rasa genderuwo itu mencintai nya." Ujar Melati.

"Kenapa tidak kau cegah?" Tanya Anggrek menatap tajam Melati.

"Nuwun sewu, Bu! Dia mendatangi ku dan mengancam akan mengusik Mawar bila aku ikut campur dan mengusik gadis itu." Melati menjatuhkan diri di bawah kaki Ibu nya.

Anggrek menggeram kesal karena dia sudah tidak bisa berkutik bila ancaman nya soal itu, Bila sampai Mawar di bangkitkan arwah nya. Pasti akan timbul kekacauan besar, Sesepuh pelindung belum tentu mampu untuk menghadapi nya. Dari pada malah timbul masalah yang sangat mereka hindari, Biarlah genderuwo itu melakukan semua nya dengan sesuka hati.

"Yang penting jangan melewati batas, Aku tidak mau bila sampai timbul kekacauan." Tegas Anggrek.

"Baik, Bu! Aku pasti tidak akan mengecewakan mu." Janji Bu Melati.

"Kau adalah harapan kami satu satu nya untuk meneruskan warisan leluhur, Melati! Hanya kau yang mampu, Adik mu sudah gagal." Seru Bibi A.

"Sampai kapan kau akan mencari pasangan yang kau mau? Biar pun bukan suami, Yang penting bisa memberikan mu keturunan." Cecar Bibi B yang rumah nya pernah Bu Melati kunjungi bersama dengan Lukas.

"Pria yang datang bersama ku kalah itu! Aku mengingin kan dia." Sahut Bu Melati.

"Aku tidak yakin kau bisa mendapatkan nya, Dulu kau menginginkan genderuwo itu, Tapi kau tidak bisa bersama nya." Cetus Bibi B.

"Jangan ragukan anak ku!" Sentak Anggrek.

Semua nya langsung diam karena Anggrek sudah buka suara, Mereka tidak berani mendebat nya. Anggrek lah yang menegang kekuasaan dalam warisan sesepuh, Yang lain hanya pelengkap saja karena mereka tidak punya kemampuan untuk mengemban tugas, Untung saja mereka tidak sampai di bunuh karena mereka memang tidak mampu, Bukan karena tidak mau.

Beda hal nya dengan kembaran nya Bu Melati yang memang menolak warisan sesepuh mereka, Karena Mawar tahu ini bukan hanya warisan harta saja, Saat itu Mawar mengetahui semua yang telah Ibu mereka lakukan. Harua ada nyawa yang mereka berikan bila berikan bila ingin kost sini tetap berjalan, Kalau mereka tidak menyediakan tumbal. Maka Nenek buyut mereka akan mencari sendiri, Namun sekarang peraturan nya sudah berubah.

Melati mampu mengubah nya, Keluarga mereka tak perlu lagi mencarikan tumbal. Nenek buyut mereka mencari sendiri bila ingin salah satu di antara mereka, Sehingga tak perlu susah payah mencari tumbal dan merepotkan diri.